Bukan kesal lagi, rasanya Keira mau menarik rambut sasak tinggi bude Ratih sekuat mungkin. Ia mengatur napas di dalam mobil menuju ke rumah Ervan karena langsung dikembalikan mobilnya."Mbak, tenang aja, lah. Orang kayak gitu nanti bakal malu sendiri." Kemal mencoba membesarkan hati kakaknya."Iya, paham! Tapi gue kesel aja, Mal. Apalagi lo lihat Bastian. Gue nggak kenal tuh orang lagi. Lo bayangin, lima tahun nikah sama dia, cuma setahun gue bisa nikmatin, Mal. Sisanya, semuaaa ... Bude Ratih yang kasih masukan ini itu. Gue udah protes sama Bastian, tapi gue diminta sabar dan tuh orang ...!" jeda Keira. Ia mengusap wajahnya kesal. "Ternyata dia masih cinta sama mantan pacarnya yang tadi itu! Lalu apa arti lima tahun gue nikah sama dia?!"Keira menggebu-gebu meluapkan amarahnya. Kemal melirik, "lo babunya. Ya babu di rumah juga urusan ranjang. Kepolosan sih, lo."Jawaban menohok Keira membuat ia memukul keras lengan adiknya."Sakit, Mbak! Ya emang lo polos bin dodol. Bastian menang ga
Selamat membaca! Terima kasih dukungannya 🥰__________"Itu Bagas gebetan lo dulu, kan, Mbak?" tanya Kemal."Iya. Ayo buruan jalan. Jangan sampe dia kejar lagi," cicit Keira."Ya emang kenapa? Dia mau minta nomer WA lo. HP lo ada, kenapa lo tolak?" Kemal juga jadi berjalan cepat dengan wajah panik."Itu namanya taktik, Kemal. Cewek tuh harus gitu. Apalagi gue janda. Jangan gampangan. Nanti dibilang kegatelan, serem tau!" dumal Keira."Oh, gitu. Sebenarnya lo pingin dikejar Bagas juga, toh, tapi pake mode jinak-jinak merpati? Mas Renan gimana, Mbak?"Sontak Keira berhenti berjalan, ia menatap Kemal yang menatap bingung ke arahnya."Kenapa sama Renan? Kita berdua nggak ada ikatan apapun. Masalahnya di mana?!" tantang Keira."Masalahnya dia suka banget sama lo, Mbak dan dia kejar lo kebangetan tapi lo omelin. Lo larang dia ke rumah buat apelin lo dan dia nurut. Bahkan dia kuliah lagi demi elo, kan? Demi memantaskan jadi suami idaman lo.""Ck. Sok tau!" kesal Keira. Ia berjalan duluan, m
Selamat membaca ya .._____Keira mengabaikan WhatsApp dari Renan, ia memilih duduk sambil memperhatikan Bagas bermain basket bersama teman-teman komplek juga.Wajah blasteran Bagas jelas menarik tatapan mata lainnya. Termasuk para suster yang mengasuh anak majikannya. Sesekali Keira menghela napas, ya karena mantan gebetannya itu terlalu keren.Keira melupakan gorengan yang ia beli, napsu ngemilnya hilang sekejap. Apakah ia kembali merasakan percikan asmara kepada Bagas? Sedangkan Renan sedang kurang sehat di kosan menunggu kabar dari Keira.Keira sendiri sadar tak mau memberi harapan besar ke Renan, bahkan ia menolak ajakan Renan berpacaran.Untung gue nolak Renan, kalau gue iyain, gue bisa galau mendadak Bagas dateng ke hidup gue lagi. batinnya bersorak. Keira tak salah, ia wanita bebas tak ada ikatan asmara dengan siapapun, masalahnya di mana, ya, kan?Bagas ngongosan, ia duduk di samping Keira. Berkeringatpun Bagas wangi, Keira memalingkan wajah lalu Bagas mencolek pipi Keira hin
Selamat membaca 😊🥰_________Keira pulang, ia terkejut saat baru turun dari dalam mobil Bagas melihat Renan duduk di depan pagar rumahnya sambil memeluk diri sendiri."Nan?" Keira menghampiri, ia bersimpuh lalu melihat wajah Renan tertunduk pucat. "Panas banget badannya!" pekik Keira. Bagas mendekat, ia membantu Keira memapah Renan yang tak kuat berdiri sendiri."Bentar gue buka pagar dulu, Gas," tukas Keira lalu secepat mungkin membuka gembok pagar.Mereka berjalan sambil memapah Renan, Keira membuka pintu ruang tamu lalu meminta Bagas merebahkan Renan di sofa ruang TV.Renan membuka mata perlahan, bibirnya gemetar, ia menggigil. Keira sendu, dengan cepat mengambil selimut dari kamarnya kemudian menutupi tubuh Renan."Dia siapa?" tanya Bagas tanpa menunda."Yang gue bilang tadi, Gas."Bagas lalu menatap Renan. "Oh, jauh-jauh dari Bandung ke sini buat lo, Kei." Nada suara Bagas terkesan tak suka, sedikit sinis."Gas, jangan bikin ribet. Gue udah jujur sama lo itu yang penting, terse
Met baca yes ...____Keira sibuk mengaduk adonan kue bolu kukus. Selesai Kemal melakukan pengantaran catering makan siang ke gedung tempat Keira kerja dulu, ia asik obrak abrik resep kue.Pikirannya satu, dari pusing mikirin pasangan atau para lelaki yang mendekatinya, lebih baik ia dekat dengan dapur. Bisa olah makanan dan jadi cuan."Mbak Kei, istirahat dulu," tegur bapak yang di tangannya membawa baskom besar bekas wadah nasi. Bapak mencuci semua wadah juga peralatan masak Keira, ia tak keberatan justru senang karena ada kegiatan."Tanggung, Pak. Nih, mau masuk kukusan kuenya. Nanti Bapak cobain, yang ini bolu kukus mekar rasa blackforest, yang ini bolu kukus motif semangka. Cantik ya, Pak warnanya." Keira membuka tutup kukusan. Ia masukkan dandang yang sudah tersusun 20 cup bolu kukus ke dalam panci air mendidih."Cantik kayak yang buat," tukas bapak lalu menata baskom di pojok dapur. "Kei, Renan sudah sembuh?""Nggak tau, Pak. Kenapa emangnya?" Keira menutup panci kukusan lalu m
Ini bakal ada dua kubu ya, tim Bagas ama tim Renan keknya. ____Perempuan memang punya sifat galau yang luar biasa, apalagi soal laki-laki buat isi hati. Ditambah, kalau kandidatnya punya kekuatan 'menarik' yang seimbang.Keira tak munafik, bukannya tak tegas juga. Tetap aja baper karena sikap Renan walau sedikit.Wisuda Kemal membuat Keira haru, ia bisa membantu menyekolahkan adiknya hingga ke universitas. Sebagai kakak kebanggaan karena adiknya tidak menyia-nyiakan biaya yang ia keluarkan dengan menjadi lulusan terbaik juga mampu mengisi kekosongan hatinya yang tak bahagia karena cinta."Kei, es coklat, suka kan, lo?" Bagas duduk di sisi Keira. Mereka yang tak bisa masuk ke dalam gedung, disediakan tempat dibawah tenda besar berhiasa waena putih dan emas dengan deretan kursi bersarung putih juga."Makasih, Gas." Keira menerima pemberian Bagas. Lelaki itu memakai kemeja putih dipadu celana jeans. Keren bisa dibilang apalagi wajah indobulenya menambah nilai plus."Habis ini ada renca
Met baca gaes 🍃______Kiera mematut diri di depan cermin, karena kata Bagas nongkrong di kafe jadi ia hanya memakai celana panjang warna abu-abu tua dengan ujung mata kaki ia lipat dua kali sehingga bagian atas sedikit menggembung, kaos warna hitam ia masukan ke dalam celana--kaosnya tidak ketat, Keira anti memakai yang seperti itu justru cenderung kegedean--supaya rapi lalu rambut sepunggung ia biarkan tergerai membuat penampilannya ya seperti Keira apa adanya.Tak lupa tas selempang bahan kulit warna coklat tua kesayangannya."Jadi nongkrong di tempat Bang Boni, Mbak?" tegur Kemal yang baru selesai menyeduh kopi."Jadi. Mau ikut?" Keira membuka rak sepatu di dekat dapur, ia ambil sepatu hak datar warna hitam miliknya."Nggak, gue mau bantai nonton series amerika. Titip makanan aja deh, kalau lo baliknya nggak malem banget. Apaan kek terserah lo.""Titip apa beliin?" lirik Keira."Beliin, lah," sambung Kemal lalu masuk ke dalam kamar. Keira memakai sepatunya, lalu pamit ke bapak ib
Jadian hari pertama check! Keira sibuk di garasi rumahnya memasak makanan catering harian yang sudah masuk minggu ke dua. Ia semangat, sungguh sangat.Impiannya menjadikan usahanya ini bisa menaikkan derajat hidup keluarga begitu berkobar-kobar di dalam sanubari.Tangannya cekatan mengaduk ayam rica-rica kemangi sebagai lauk, lalu beralih memotong timun sebagai lalapan. Tak lupa ia mengecek telur pindang sebagai tambahan lauk juga."Mbak Kei, maaf Minah baru dateng. Sini saya bantu, Mbak," tukas Minah pembantu tetangga yang selesai kerja di sana langsung bantu Keira."Susun wadahnya setelah itu cetak nasi ya, cuci tangan terus pakai sarung tangan plastiknya.""Baik, Mbak Kei. Saya ke dalam, ya.""Okey," jawab Keira.Dapur dipindah ke garasi, ide bapak supaya Keira lebih leluasa dan di dalam tidak berantakan. Semalaman bapak yang pindahin wajan serta peralatan lain. Bapak juga yang membuat meja sendiri. Keira hanya beli bahan baku di matrial.Garasinya memang cukup besar jadi mampu me