Share

Restu dari Kemal

"Jangan sok tau, Nan. Ada kok yang pesan," sanggah Keira menutupi.

"Bohong. Kata Kemal nggak ada. Sepi-sepi aja."

Waduh, Kemal benar-benar sudah menjadi mata-mata Renan. Keira menghela napas, ia memijit pelipisnya.

"Ya wajar juga, namanya baru mulai usaha. Udah, lah ... bukan urusan penting. Aku balik duluan, ya." Keira melepaskan genggaman tangan Renan, tapi tak jua terlepas.

"Temenin beli jajanan, ya, Mbak." Dengan santainya, tangan Keira kembali digenggam Renan. Mau sekuat apapun Kei berontak, tetap saja tak bisa. Mau tak mau Keira menuruti Renan, dengan jalan lelaki itu yang pincang-pincang, Keira tak tega juga.

"Sini aku bawain keranjangnya. Belanjaan apaan, sih. Cemilan kayak anak kecil semua gini," jeplak Keira seraya meraih keranjang belanjaan dari tangan Renan.

"Buat iseng kalau di rumah. Ada kerjaan lain yang harus dipantau dan enaknya sambil ngemil," jawab Renan santai. "Mbak mau apa? Aku traktir," katanya lagi.

"Nggak usah pake embel-embel 'mbak'." tegur Keira kesal. Wa
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status