Lahat ng Kabanata ng Perjalanan Waktu Istri yang Dikhianati: Kabanata 11 - Kabanata 20

102 Kabanata

Hati Seorang Istri

Pria paruh baya berambut putih pomade, agak gemuk. Setelan jas abu tanpa kusut. Sepatu hitam licin sekali warnanya. Melangkah, mendekati Diara. "Hmm.. apa kita pernah bertemu sebelumnya? Wajahmu.. tidak asing bagiku," kata pria paruh baya itu."Yeah. Mungkin, sekitar 20 menit yang lalu."Haris mengernyitkan dahinya."Tatapanmu sangat familiar bagiku. Well, mungkin saja kita pernah bertemu di suatu tempat."Diara menarik sudut bibirnya ke atas. Maju selangkah. Mendekatkan bibirnya ke telinga Haris."Aku.. datang dari masa lalu. Dengan pintu waktu. Bukan UFO," bisik Diara.Kalau kau benar dari masa depan, lalu dimana UFO-mu?Haris termenung sejenak. Kalimat itu muncul di benaknya begitu saja. Diara melangkah mundur."Aku adalah istri sah Hara. Aku tidak mengizinkan dia menikah sekarang.""Diara... Kita bicara di tempat lain, hm?" Hara meraih tangan Diara, yang segera di hempaskan."Tidak. Kita bicara di sini.""Diara, aku-""Kau pilih aku atau Mila?"Hara diam."Kau.. menghilang selam
last updateHuling Na-update : 2024-07-01
Magbasa pa

Suamimu Juga Suamiku

"Mila! Kau, sudah tak waras?!" tukas Rendi."Kenapa kau jadi seperti ini, Mila?" tambah Selly."Dari awal, sifatnya memang seperti itu. Tak pernah berubah. Sangat licik," kata Diara.Mila mendengus."Tak perlu banyak bicara. Mau terima tawaranku atau tidak?""Kau, tidak perlu bertindak sejauh itu," kata Hara pada Mila."Jangan berpura-pura. Kau sudah merencanakan ini dengannya, kan? Aku benar-benar salah menilai mu! Uang.. bisa merubah sifat dan sikap manusia," kata Diara."Sekarang tahu, kan? Kekuatan uang itu tidak main-main." Mila menyombongkan diri."Kau terima atau tidak? Aku tidak punya banyak waktu!" lanjutnya.Diara diam sejenak."Diara.. kau tidak perlu meladeni dia. Aku dan Selly akan mencari jalan keluarnya," ucap Rendi."Rendi benar. Abaikan saja perkataan jalang itu." Buah simalakama. Jika ia tolak, maka nasib para anggotanya akan menyedihkan. Termasuk dirinya. Namun, jika ia terima hidupnya akan tamat. Mila akan memperlakukannya semena-mena.Diara mendesah panjang. Menu
last updateHuling Na-update : 2024-07-02
Magbasa pa

Kau Tetap Istriku

1 Tahun Yang LaluMila nampak celingukan. Mengedarkan pandangan, sebelum masuk ke kamar mandi. Menguncinya dari dalam. Menutup kloset. Duduk di atasnya. Badannya gemetar. Bawah mata cekung. Matanya memerah. Sangat gelisah. Ia mengeluarkan tali karet yang cukup panjang. Di ikatkan pada lengannya. Erat-erat. Kemudian, mengeluarkan sebuah suntikan di mana telah berisi cairan bening. Ia suntikkan pada badannya.Tidak butuh waktu lama, untuknya merasa menggigil. Meski, ia tidak sedang flu atau demam. Menggigit bibir bawahnya. Matanya nampak sayu. Senyum-senyum. Selang beberapa menit, ia kembali menusukkan jarum yang sebelumnya kembali di isi cairan olehnya.Kali ini, gejalanya berbeda. Hanya di bagian menggigilnya sama. Namun, dengan erangan. Diara yang saat itu melintas di depan kamar mandi, mendengar erangan tersebut. Menghentikan langkah. Mengernyitkan dahi. Lantas, mendekatkan telinga pada pintu kamar mandi. Erangan Mila semakin kencang. Diara terbelalak. Menggedor pintu."Mila? Kau
last updateHuling Na-update : 2024-07-03
Magbasa pa

Sarapan Denganmu Dan Istri Barumu

Udara subuh memiliki aroma khas tersendiri. Bau segar yang memberi efek semangat pada tubuh. Langit sebagian masih berwarna biru sedikit gelap. Dengan siluet awan yang terhampar. Sebagian lagi mulai berwarna oranye. Matahari sedikit muncul di permukaan. Diara, Rendi, dan Selly tengah jalan-jalan pagi di sekitar pemukiman. "Wah, sudah lama aku tidak menikmati pagi seperti ini," kata Selly. Sembari meregangkan tubuh."Segarnya udara pagi ini," tambah Rendi."Tidurmu nyenyak semalam?" lanjut Rendi. Bertanya pada Diara."Emm.. tidak juga. Aku paling susah tidur di rumah orang lain.""Hei, jangan bohong. Aku mendengar dengkuranmu semalam," ucap Selly."Aku? Mendengkur? Haha. Yang benar saja. Justru, aku hanya tidur 2 jam saja.""Kenapa? Kau masih memikirkan kasus itu?" tanya Rendi."Kasus? Kasus apa, Ren?""Lagi-lagi nama itu. Ranti.. aku ini Tomi. Bukan Rendi."Diara menghentikan langkah. Menengok pada Rendi, yang berdiri di sebelah kiri. Mengerutkan dahi."Tomi? Jadi, maksudmu.. aku sek
last updateHuling Na-update : 2024-07-04
Magbasa pa

Perasaan Cemburu

"Asisten! Asisten! Cepat turun!" teriak Mila, dari lantai bawah. Di depan tangga."Hei, dia punya nama. Jangan kau panggil seperti itu," kata Hara. Berjalan mendekati Mila, dari arah dapur, yang tak jauh dari tangga. Di sayap kanan."Kenapa? Kan, memang dia asisten ku?!""Aku tahu. Tapi, panggil dia dengan namanya. Kau sendiri mau aku panggil Ibunya Bayi?"Mila cemberut. Mengerucutkan bibir. Sedikit menekuk lehernya. Namun, sedetik kemudian ia tersenyum."Kalau begitu, aku akan panggil dia dengan namanya. Tapi.. kau harus memanggilku sayang. Bagaimana?"Hara hanya diam menatap Mila."Tidak mau? Ya sudah, aku panggil dia asisten saja.""Asis-""Dia tak akan turun. Mau seribu kali kau memanggilnya. Panggil namanya sekali. Dia akan muncul," jelas Hara. Meneguk air dalam gelas yang sedari tadi di bawanya."Kenapa begitu? Dia tidak sadar posisinya?""Bukan seperti itu. Ego dan harga dirinya sangat tinggi. Jadi, sekuat apapun kau menginjaknya—dia tak akan pernah berlutut."Mila mendesis kes
last updateHuling Na-update : 2024-07-05
Magbasa pa

Pagi Yang Kacau

Beberapa waktu sebelumnyaRendi tengah gelisah di dalam kamarnya. Mencoba memejamkan mata, namun rasanya sulit. Tidur telentang. Tengkurap. Merunduk. Menutupi diri dengan selimut. Menutup kepala dengan bantal. Itu semua tak membuatnya bisa tidur dengan tenang. Lantas, ia duduk. Mengacak-acak rambutnya."Sial! Kenapa aku terus memikirkan Diara?"Rendi bukan tak ingin ikut lari pagi bersama Diara dan yang lain. Hanya saja, ia ingin sedikit menjauh dari Diara. Ada perasaan yang menggelitik hatinya, ketika melihat Diara. Kadang bahagia. Kadang sedih. Kadang merasa ingin melindungi Diara.Rendi memang sulit untuk mengartikan perasaannya sendiri. Bahkan, ia tidak peka. Si bodoh yang tampan. Itu julukannya sejak SMA. Memiliki suara yang indah, tak serta merta membuat Rendi di idolakan. Dia selalu bersikap konyol di depan gadis yang tak di sukainya. Dan, bersikap sok keren juga dingin, di depan gadis yang di sukainya."Apa sebaiknya aku susul dia?" gumamnya.Setelah cukup lama bergulat dengan
last updateHuling Na-update : 2024-07-06
Magbasa pa

Sepenggal Cerita Tentang Ibu

1991Di ruangan remang-remang, seorang gadis tengah terikat. Dengan mata di tutup oleh kain. Rambut pendek sebahunya berminyak. Tanda ia tak keramas beberapa hari. Aroma minyak tanah terendus di hidungnya, sepanjang ia di ruangan itu. Jika menangis suaranya menggema.Bahkan, langkah kaki dan gesekan besi di lantai semen saja juga menggema saat ini. Punggung gadis itu menegang. Isakannya berhenti. Dia berusaha menggerakkan tubuhnya."Hei.. Hei.. jangan bergerak. Nanti tubuhmu sakit."Suara seorang lelaki terdengar. Si pemilik langkah kaki."Le-lepaskan aku. To-tolong.""Hmm.. melepaskanmu? Kenapa? Kenapa aku harus melepaskanmu?""A-aku tidak mengenal siapa kau. Dan, aku tidak tahu, kenapa kau menculikku.""Hehe. Aku juga tidak tahu siapa dirimu.""Lalu, kenapa kau menculikku?!""Emm, karena kau menjengkelkan?""Apa?""Rima.. Rima.. Rima... Itu, namamu, kan? Berkat teman-temanmu.. aku jadi mengetahui namamu.""Temanku?""Mereka sedang mencari keberadaanmu. Ah, mereka selalu saja ikut ca
last updateHuling Na-update : 2024-07-07
Magbasa pa

Darel Dan Hidupnya

1989Sudah 4 bulan sejak Haris masuk ke SMU 991. Siswa paling tampan. Predikat yang di sandangnya. Pun, itu juga tak membuat Haris memiliki banyak teman. Karena, dia pendiam dan pemalu. Ke mana-mana selalu sendiri. Di kelas sekalipun. Kursinya ada di sudut. Paling belakang.Banyak siswi yang mendekatinya. Memberinya cokelat. Mengajaknya pulang bersama. Memberinya surat. Yang membuat dirinya di jauhi oleh para siswa.Well, setidaknya sebelum rumor itu tersebar.Haris Saputra. Dia anak orang kaya.Dalam sekejap, dia memiliki banyak kawan."Ris.. ada film baru di bioskop! Kita berangkat sepulang sekolah, ya? Kau yang traktir.""Ris.. ada restoran luar negeri baru membuka cabang di pusat kota. Hari sabtu kita ke sana, ya? Kau yang bayar.""Ris.. hari minggu aku ada kencan. Boleh pinjam motormu, kan? Sekalian, pinjam 30 ribu, ya? Ah, bensin penuh, kan?"Haris tidak pernah mempermasalahkan itu. Ia menganggap itu semua adalah bantuan dari teman untuk teman. Meskipun, setiap ke bioskop dia y
last updateHuling Na-update : 2024-07-08
Magbasa pa

Jangan Ikut Campur

Sarapan sudah selesai di buat oleh Hara. Pagi ini, ia di bantu oleh Selly. Seperti biasa, Mila dengan girang menyambut makanan dari Hara, yang di pikirnya adalah semua makanan itu favorit dia.Pada kenyataannya, Mila memang suka makan. Tidak pernah pilih-pilih. Rendi meneguk air di gelas kaca. Selly mengambil sepotong ayam goreng. Hara memilih telur mata sapi. Telur ayam yang di beri nama mata sapi. Entah siapa yang memberi nama itu. Bahkan, sapi saja tidak bertelur.Diara tengah berada di dapur, sementara Darel menyeruput sedikit kopi hitamnya."Kau tidur di sini semalam?" tanya Rendi pada Darel."Ya. Sudah terlalu larut, saat aku mengantarkan Diara kemari. Dan, aku tidak enak badan. Jadi, aku memutuskan menginap. Lagipula, banyak kamar di sini. Dan, ini rumah adikku.""Wah, pertanyaanku singkat. Tapi, kau menjawabnya panjang lebar.""Kenapa sampai selarut itu? Apa Tuan Haris mencoba mengintimidasinya?" tanya Hara."Tidak. Justru, aku berkawan dengannya sekarang," sahut Diara. Membaw
last updateHuling Na-update : 2024-07-09
Magbasa pa

Satu Rahasia Mila

Mila yang baru saja masuk ke dalam kamar, segera terbelalak melihat Hara tersungkur di lantai."HARA!" pekiknya. Berlari mendekati Hara. Membantunya berdiri.Pipinya merah. Akibat pukulan Rendi."Kau tak puas dengan melukai hati Diara. Sekarang, kau melukai fisiknya! Hah?!""Rendi.. bukan seperti itu," kata Diara. Mendekati Rendi."Kau jangan membelanya lagi. Aku sudah cukup muak dengan laki-laki brengsek ini!""Beraninya kau memukul suamiku?! Kau di sini cuma menumpang!""Ya, aku di sini bukan siapa-siapa! Tapi, aku tidak peduli! Siapapun yang berani menyakiti Diara, harus berhadapan denganku!"Hara mendengus."Benar dugaanku, eh? Kau menyukai Diara.""Lantas, kenapa kalau aku menyukai dirinya? Dia.. bukan milik siapa-siapa. Kau, juga tidak berhak melarang siapapun untuk menyukainya sekarang!""AKU MASIH SUAMINYA! MASIH SAH DALAM AGAMA! KAU YANG MENJADI SAKSINYA WAKTU ITU!""KAU MASIH BERANGGAPAN DIA ADALAH ISTRIMU?!""Ya! AKU MASIH SUAMI DIARA! AKU MASIH SANGAT MENCINTAINYA!""Kau!
last updateHuling Na-update : 2024-07-10
Magbasa pa
PREV
123456
...
11
DMCA.com Protection Status