Share

Perasaan Cemburu

"Asisten! Asisten! Cepat turun!" teriak Mila, dari lantai bawah. Di depan tangga.

"Hei, dia punya nama. Jangan kau panggil seperti itu," kata Hara. Berjalan mendekati Mila, dari arah dapur, yang tak jauh dari tangga. Di sayap kanan.

"Kenapa? Kan, memang dia asisten ku?!"

"Aku tahu. Tapi, panggil dia dengan namanya. Kau sendiri mau aku panggil Ibunya Bayi?"

Mila cemberut. Mengerucutkan bibir. Sedikit menekuk lehernya. Namun, sedetik kemudian ia tersenyum.

"Kalau begitu, aku akan panggil dia dengan namanya. Tapi.. kau harus memanggilku sayang. Bagaimana?"

Hara hanya diam menatap Mila.

"Tidak mau? Ya sudah, aku panggil dia asisten saja."

"Asis-"

"Dia tak akan turun. Mau seribu kali kau memanggilnya. Panggil namanya sekali. Dia akan muncul," jelas Hara. Meneguk air dalam gelas yang sedari tadi di bawanya.

"Kenapa begitu? Dia tidak sadar posisinya?"

"Bukan seperti itu. Ego dan harga dirinya sangat tinggi. Jadi, sekuat apapun kau menginjaknya—dia tak akan pernah berlutut."

Mila mendesis kes
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status