Share

Sudah Menjadi Takdir

Darel dan Mila baru saja tiba di rumah Haris. Sepanjang perjalanan, keduanya saling diam. Hening. Agaknya canggung. Itu yang di rasakan Darel.

"Ada apa kau ingin pulang? Rindu pada Ayah? Atau, Rindu pada Ibu?" tanya Darel. Sembari melepas sabuk pengaman.

Mila mendengus.

"Untuk apa aku rindu pada orang tuamu?"

Mila turun setelah mengatakan itu. Meninggalkan Darel yang masih tertegun mendengarnya. Bergegas ia turun, berlari dan meraih lengan Mila.

"Mila.. kau.. mendengar semuanya?"

"Mendengar apa?" tanya Mila. Wajahnya nampak kesal, ketika menengok pada Darel.

"Percakapanku dengan Bu Lia."

Mila hanya diam. Tatapannya tajam. Menghempaskan tangan Darel. Berjalan masuk. Pergi ke lantai 2. Menuju ruangan Haris.

Sebelumnya, saat di panti asuhan.. Mila sengaja tidak menutup pintu rapat-rapat. Untuk menguping pembicaraan Darel dan Bu Lia.

"Mila! Mila! Berhenti dulu. Dengarkan aku."

Panggilan Darel belasan kali pun tak menghentikan langkahnya, yang penuh amarah. Membuka pintu ruangan Haris deng
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status