Share

Takdir Yang Sulit Di ubah

"Haris.. kita perlu bicara," kata Sekar. Berdiri, agak jauh di belakangnya.

Haris meletakkan kembali gagang telepon. Berbalik badan. Menatap Sekar lamat-lamat.

"Oh.. ada apa?"

Sekar mendengus.

"Ada apa katamu? Dari mana saja kau?"

"Aku ada urusan."

"Sangat penting urusanmu? Sampai, kau membiarkan Ayah dan Ibuku, menunggu di Restoran berjam-jam lamanya?"

Haris tercengang. Menahan napas 1 detik.

"Ah.. maafkan aku. Aku.. lupa."

"Lupa katamu? Tadi pagi, aku sudah mengingatkanmu, kan?"

"Iya. Aku minta maaf. Aku benar-benar lupa. Nanti, biar aku menelepon Ayah dan Ibu, hm?"

Sekar mendesah kesal.

"Kau.. masih berusaha mencari Ranti? Itu alasanmu tak datang tadi?"

Haris diam. Menundukkan kepala.

"Kau tidak bisa menjawab? Yang artinya.. kau memang sengaja tidak datang tadi, karena tengah mencari Ranti. Kau sangat tega sekali, Haris."

Haris membasahi bibirnya. Berjalan mendekat pada Sekar.

"Sungguh.. maafkan aku. Bagaimana, aku bisa menebus kesalahanku?"

Sekar mengerutkan dahi.

"Kau.. benar Har
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status