"Good Morning, Everybody!" Suara Arka memecah keheningan pagi, mengejutkan semua orang yang sudah duduk di meja makan. Pemuda itu melangkah santai, seolah kejadian semalam hanyalah mimpi buruk yang telah terlupakan. Rambutnya masih acak-acakan, dan kantung matanya menandakan malam yang dilewati tanpa tidur nyenyak. Namun, meski begitu, senyum miring tetap terpampang di wajahnya, seperti campuran antara kelelahan dan sikap menantang.Bara, yang sedang menyesap kopinya, nyaris tersedak. Matanya melebar, campuran antara terkejut dan amarah yang belum reda. Vera, yang sedang meletakkan piring di meja, menghentikan gerakannya, tangannya gemetar sedikit. Tasya memperlambat kunyahannya. Sedangkan Keira, yang duduk di sudut meja, hanya bisa menunduk, berusaha tidak menarik perhatian.Arka memandang sekeliling, matanya menyipit melihat meja yang hanya terisi empat set peralatan makan. "Enggak ada piring buatku? Memangnya aku bukan bagian dari keluarga ini lagi apa?!" Nada suaranya sinis, teta
Baca selengkapnya