Share

42. Kehadiran Yang Menyulut Emosi

Vera, dengan langkah ragu, membuka pintu, dan seketika itu juga, dunianya seolah berhenti berputar. Di hadapannya berdiri Arka, putra sulungnya yang seharusnya masih berada di Amerika, menempuh pendidikan yang telah ia dan suaminya rencanakan dengan sangat hati-hati.

Pemuda tampan berusia 20 tahun itu tampak berantakan, jauh dari image anak baik-baik yang selama ini dikenal. Rambutnya acak-acakan, kantung mata yang menghitam menandakan kurang tidur, dan aroma alkohol samar-samar tercium dari tubuhnya. Di tangannya, sebuah koper besar dan tas ransel tersampir di pundaknya, menandakan kepulangan yang tidak direncanakan.

"Ya ampun, Arka!" pekiknya, suaranya bergetar antara kaget dan masih tidak percaya kalau yang berdiri di hadapannya adalah putra sulungnya."Apa yang kamu lakukan di sini, Arka? Bukankah seharusnya kamu masih di Amerika?"

Arka hanya mengangkat bahu dengan sikap acuh yang menyakitkan. Matanya yang biasanya hangat kini dingin, menyiratkan konflik batin yang telah lama ia pe
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status