Setelah menarik napas dalam-dalam, Keira akhirnya berhasil menemukan suaranya, meski hanya berupa bisikan lirih dan terbata. "Ta–tante Vera..."Suasana ruangan seketika makin mencekam. Udara terasa kian berat, seolah-olah gravitasi bertambah kuat dan menekan dada mereka. Bara berdiri kaku di belakang Vera, matanya memancarkan rasa bersalah yang mendalam saat menatap Keira. Ia tahu, cepat atau lambat hal ini pasti akan terjadi. Namun ia tak menyangka akan secepat ini, dan dengan cara yang begitu dramatis."Vera, ini tidak seperti yang kamu pikirkan. Aku bisa menjelaskan semuanya, tapi tidak di sini. Tolong, kita bicara di tempat lain," Bara mencoba meredakan situasi, suaranya terdengar tenang meski jantungnya berdegup kencang.Namun, Vera tidak mau mendengar. Matanya berkilat penuh amarah, suaranya bergetar menahan emosi. "Tidak! Aku ingin mendengar semuanya sekarang juga! Kamu pikir aku akan diam setelah mendapatkan dan melihat foto-foto ini?"Dengan gerakan cepat dan kasar, Vera mero
Read more