All Chapters of Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir: Chapter 161 - Chapter 170

229 Chapters

Bab 161 Dunia Malam Wijaya

Wijaya harus keluar malam dan dia meminta izin pada Amira dengan alasan ada pertemuan dengan Dody karena siang hari tidak kembali lagi ke kantor.“Sayang, aku harus bertemu dengan Dody untuk membicarakan pekerjaan yang tertunda siang tadi,” ucap Wijaya.“Ya.” Amira yang duduk di sofa mengangguk. “Apa aku boleh pegang aku dan ponsel kerja?” tanya Amira menatap pada Wijaya yang sedang bersiap untuk pergi.“Untuk apa?” Wijaya menatap pada Amira.“Aku hanya memeriksa perkejaan,” ucap Amira.“Apa benar hanya pekerjaan?” tanya Wijaya memicingkan matanya.“Apalagi?” Amira menatap heran pada Wijaya.“Bagaimana dengan ini?” Wijaya memperlihatkan pesan masuk ke aku Amira. Ada banyak pria yang bukan membicarakan tentang pekerjaan, tetapi menanyakan kehidupan pribadi wanita itu.“Aku tidak akan mempedulikan mereka. Kamu tidak perlu khawatir,” tegas Amira.“Aku percaya itu, tetapi tidak dengan Andika. Dia sedang mengejar kamu kembali dengan berbagai cara. Pria itu bahkan membawa anak kalian yang t
Read more

Bab 162 Permainan Bisnis

Wijaya tidak tertarik untuk turun tangan langsung menyelidiki putra Amira. Berbeda dengan orang-orang yang menyakiti istri tercinta. Dia akan membalas dengan tangannya agar mendapatkan kepuasan. “Apa ada lagi yang ingin Anda lakukan atau selesaikan?” tanya Jack.“Untuk saat ini tidak ada. Aku sedang menikmati kebersamaan dengan istriku tercinta.” Wijaya tersenyum.“Aku sudah tidak sabar lagi ingin punya anak darinya. Pasti dia semakin tidak bisa lari dariku.” Wijaya benar-benar akan mengikat Amira dengan adanya anak dari mereka berdua. Dia yakin wanita itu tidak akan pernah berpikir untuk pergi ketika mereka memiliki putra bersama.“Anda terlihat berbeda sekarang,” ucap Leon tersenyum.“Apa yang beda?” tanya Wijaya dengan senyuman yang hilang dari bibirnya.“Lebih bersemangat dan sering tersenyum setiap kali menceritakan tentang Non Amira,” ucap Jack.“Dia adalah Nyonya Wijaya dan bukan Non Amira,” tegas Wijaya.“Baik, Bos.” Leon dan Jack tersenyum.“Aku pulang sekarang. Kalian urus s
Read more

Bab 163 Terluka Lagi

Amira bersiap pergi ke kantor Wijaya. Wanita itu membawakan makanan untuk suaminya. Dia ingin memberikan kejutan.“Non mau pergi ke kantor?” tanya bibi.“Iya. Bibi minta izin ke penjaga depan ya. Aku pakai sopir juga tidak apa-apa.” Amira memegang tangan bibi. “Bibi takut Pak Wijaya marah, Non.” Bibi benar-benar khawatir.“Aku tidak akan pergi kemana-mana. Aku langsung ke kantor Pak Wijaya,” ucap Amira tersenyum.“Janji ya, Non.” Bibi melihat tas bekal yang dibawa Amira.“Iya. Aku janji. Lagian aku mau kemana lagi selain ke tempat Pak Wijaya.” Amira terlihat senang. Dia benar-benar sudah bosan berada di rumah. Wanita itu juga ingin membuat Wijaya bahagia dengan kedatangannya ke kantor tanpa memberi kabar dulu.“Aku sudah hubungi Pak Dody untuk memastikan Pak Wijaya ada di kantor, tapi pakai ponsel bibi,” ucap Amira. “Apa?” Bibi terkejut.“Aku tahu, Wijaya memasang penyadap di ponselku.” Amira menatap bibi.“Apa Non Amira juga sudah tahu ada banyak kamera tersembunyi di rumah ini?” ta
Read more

Bab 164 Cinta yang Indah

Wijaya menghentikan mobil di depan pintu utama. Itu artinya dia masih akan pergi ke luar. Amira benar-benar mampu mengubah dan mengacaukan jadwal Wijaya Kusuma yang sudah tersusun rapi. Wanita itu bahkan bisa membuat sang suami keluar dari ruang rapat yang penting dan membuat semua orang heran.“Tetap diam,” tegas Wijaya pada Amira yang mau turun dari mobil.“Kenapa?” tanya Amira melihat pada Wijaya yang sudah turun. Pria itu mengitari mobil dan membuka pintu untuk istrinya. Dia segera menggendong sang sekretaris tercinta keluar dari kendaraan roda empat.“Kemarin baru saja terluka dan hari ini sudah pergi jeluar rumah.” Wijaya menatap tajam pada Amira. Dia marah karena wanita tercintanya terluka lagi.“Aku kan mau memberikan kejutan. Aku tidak tahu kamu tidak suka.” Amira membuang wajahnya dengan bibir cemberut.“Aku suka, Sayang. Tetapi, kamu masih sakit. Terima kasih.” Wijaya mengecup bibir Amira yang cemberut.“Sekarang kita obati luka kamu dan memeriksa tubuh untuk memastikan tida
Read more

Bab 165 Cinta yang Bodoh

Wijaya masuk ke dalam ruang tengah. Matanya meneliti ruangan rumahnya. Pria itu benar-benar sangat marah ketika ada orang yang mengganggu apalagi menyentuh Amira.“Lucas!” teriak Wijaya yang tahu bahwa kedua orang tua Luna ada di rumah.“Wijaya.” Lucas segera keluar dari kamar.“Di mana Mariama?” tanya Wijaya. Pria itu langsung menyebutkan nama mertuanya.“Ada apa?” tanya Mariama yang juga berdiri di samping Lucas. “Jangan pernah menyakiti Amira. Aku pastikan kamu akan kehilangan tangan itu!” Wijaya menatap tajam pada Mariama.“Kamu membela seorang pelacur!” teriak Mariama.“Plak!” Sebuah tamparan yang kuat mendarat di pipi Mariama hingga wanita itu tersungkur di lantai dengan bibir berdarah dan pipi membiri.“Ma!” teriak Luna.“Mariama.” Lucas sangat terkejut. Dia duduk memeriksa istrinya.“Jika kamu berani mengumpat Amira. Akan aku buat kamu bisu.” Wijaya memperhatikan Luna bersama kedua orang tuanya.“Kamu jahat, Wijaya. Aku istri kamu dan mereka orang tuaku,” tegas Wijaya. “Kamu
Read more

Bab 166 Gelora yang Membara

Luna dan kedua orang tuanya berkemas untuk meninggalkan rumah Wijaya karena telah diusir oleh sang pemilik rumah. Harga diri mereka benar-benar telah direndahkan oleh sang menantu dan tidak dianggap sama sekali.“Kita pindah ke apartemenku saja,” ucap Luna.“Papa dan mama pulang ke rumah kita. Walaupun sedikit lebih jauh dari sini.” Mariama duduk di sofa. Wanita itu sedang mengobati lupa pada bibir dan pipinya yang bengkak.“Apa yang Mama lakukan kepada Amira?” tanya Luna.“Mama hanya memaki wanita murahan itu dan tenyata Wijaya datang,” jawab Mariama.“Apa Mama tidak memukul dan menyakiti langsung wanita itu?” Luna menatap Mariama.“Mama belum sempat hanya berhasil mendorongnya jatuh ke tanah,” ucap Mariama.“Harusnya Mama buat Amira terluka.” Luna tersenyum.“Luna, itu saja sudah membuat Mama dalam bahaya. Wijaya sangat mengerikan. Apa kamu tidak melihat Mama terluka?” Mariama benar-benar kesal dengan sikap Luna“Aku benar-benar membenci wanita itu, Ma. Pikiran ku sudah kacau gara-ga
Read more

Bab 167 Dua Kepercayaan Wijaya

Leon dan Jack benar-benar bekerja keras. Dua orang itu tidak lagi dikunjungi Wijaya karena sang bos lebih sering bersama istri keduanya. “Kita tidak bisa menghubungi bos lebih dulu,” ucap Jack. “Tidak bisa. Bos sedang berada di dekat istrinya. Dia tidak mau Nyonya Amira mengetahui tentang dunia malam yang kelam.” Leon menatap pada Jack. “Aku sudah berhasil menarik Perusahaan Lucas dengan bisnis siluman.” Jack meletakkan berkas di atas meja. “Keuntungan akan masuk Perusahaan bersama kita, tetapi tidak akan bisa dideteksi sehingga tidak ada yang tahu bahwa semua adalah milik Pak Wijaya.” Jack duduk berhadapan dengan Leon. “Aku juga sudah menemukan dua perawat bayaran Cantika, tetapi posisi mereka sangat jauh di luar pulau ini. Kita harus pergi dengan pesawat dan kapal laut juga. Tidak ada lokasi mendarat untuk jet pribadi.” Leon terlihat sangat serius. “Apa?” Jack terkejut. “Cantika benar-benar penuh rahasia. Kenapa dia menyembunyikan dua perawat itu hingga ke pelosok hutan sehing
Read more

Bab 168 Kerinduan yang Tertahan

Kristian berada di ruang kerjanya yang ada di rumah. Pria itu cukup sibuk dengan banyak tugas. Dia bahkan harus terhubung dengan Perusahaan Wijaya yang menjadi saingan cinta.“Aku rindu Amira. Dia bahkan tidak masuk kantor.” Kristian tampak melamun. Pria itu masih bertanya tentang Amira pada Dody sehingga dia tahu wanita itu sedang sakit. “Andai aku punya kesempatan bertemu dengan Amira. Aku sangat ingin menghubunginya.” Kristian merebahkan tubuhnya di sofa. Dia telah mencari Amira kemana-mana, ketika bertemu wanita itu sudah berada di tangan Wijaya Kusuma.“Kenapa harus bersaing dengan Wijaya Kusuma? Aku benar-benar tidak mampu. Haruskah aku meminta Amira dari pria itu?” Kristian benar-benar gelisah. “Apa yang kamu pikirkan?” Dody duduk di depan Kristian. “Amira saki tapa, Pa?” tanya Kristian.“Wijaya tidak memberitahuku,” jawab Dody.“Hm. Di mana Amira tinggal, Pa? Apa dia bersama Wijaya?” Kristian menatap Dody.“Ya. Mereka tinggal bersama. Sebaiknya kamu melupakan Amira dan menca
Read more

Bab 169 Kembali Ke Kantor

Amira sudah bersiap pergi ke kantor. Wanita cantik itu mengenakan kemeja lengan panjang dan celana hitam panjang. Dia berdiri di depan cermin untuk merapikan diri.“Kamu mau kemana?” tanya Wijaya memeluk Amira dari belakang. Pria itu baru keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan handuk putih yang melingkar di pinggangnya sebatas paha.“Basah.” Amira memukul lengan kekar Wijaya yang tepat di perutnya.“Hanya rambutku saja,” ucap Wijaya mencium leher Amira.“Apa kamu sudah mau masuk kerja? Itu artinya, kita sudah bisa bercinta.” Wijaya tersenyum.“Tidak bisa. Aku sedang mentruasi,” tegas Amira.“Apa? Itu tidak mungkin.” Wijaya memutar tubuh Amira menghadap padanya.“Benar. Biasanya memang begitu. Setelah masa nifas, maka akan langsung dilanjut dengan mentruasi.” Amira tersenyum puas.“Kamu tidak bohong kan?” Wijaya menatap Amira dengan tajam. Dia tidak ingin wanita itu sengaja menghindarinya.“Apa perlu aku perlihatkan di kamar mandi?” tanya Amira.“Tidak. Aku percaya kepada kamu,” j
Read more

Bab 170 Bermesraan Diam-diam

Amira menghentikan ciuman Wijaya. Dia mendengar ketukan pintu dan suara Dody. Wanita itu segera turun dari pangkuan suami dan merapikan diri.“Ada apa, Sayang?” Wijaya memperhatikan Amira. Mereka seperti pasangan yang sedang selingkuh karena bermesraan secara sembunyi karena tidak mau diketahui orang lain.“Ada orang,” jawab Amira.“Aku rasa Pak Dody,” ucap Amira berjalan mendekati pintu.“Andai aku boleh publikasikan status kamu. Kita tidak perlu seperti ini, Amira. Aku akan perlihatkan pada dunia. Betapa aku mencintai kamu hingga menggila.” Wijaya menghela napas dengan berat. Pria itu pun beranjak dari kursi dan merapikan jas serta dasinya yang miring karena ditarik Amira. “Pak Dody. Silakan masuk.” Amira tersenyum pada Dody.“Apa Anda sudah sehat?” tanya Dody masuk ke dalam ruangan Wijaya.“Ya. Terima kasih selalu ada untuk membantu Pak Wijaya.” Amira benar-benar mampu menenangkan dirinya karena dia sudah terbiasa bermesraan dengan Wijaya. Dia bukan wanita yang mengejar pria itu, t
Read more
PREV
1
...
1516171819
...
23
DMCA.com Protection Status