Andika pulang ke rumah dengan lemas. Pria itu merasa tidak ada harapan lagi untuk kembali kepada Amira, tetapi dia masih tidak rela melihat mantan istrinya dengan lelaki lain.“Cantika.” Andika melihat mobil Cantika yang parkir di halaman rumah.“Dia semakin sering datang ke rumah. Tidak masalah. Aku memiliki tempat pelampiasan nafsu.” Andika tersenyum. Pria itu segera masuk ke dalam rumah.“Andika!” Marni langsung berdiri menatap pada Andika. Wanita itu sangat marah karena putranya tidak menerima panggilan darinya dan Cantika.“Ada apa, Ma?” tanya Andika menghempaskan tubuh di sofa. Pria itu melepas dasi.“Kenapa kamu tidak menerima panggilan dari Mama dan Cantika?” Marni berdiri.“Ma, aku sedang sibuk. Ada masalah di Perusahaan,” ucap Andika.“Apa yang terjadi?” tanya Cantika.“Kamu pasti tahu, Wijaya sedang melakukan pembersihkan dan aku khawatir perusahaanku pun akan kena,” jelas Andika memperlihatkan wajahnya yang kesal. Padahal pria itu sedang cemburu pada Wijaya yang telah bers
Baca selengkapnya