Amira keluar dari kamar mandi dan berdiri di depan Wijaya Kusuma tanpa bicara sepatah kata pun. Dia sudah merapikan diri dan ingin tidur.“Ada apa?” tanya Wijaya melihat pada Amira.“Aku mau pergi tidur. Sudah jam setengah sebelas,” jawab Amira.“Tidurlah di sofa bed itu. Aku akan menggendong kamu,” tegas Wijaya kembali bekerja.“Hah!” Amira kesal.“Aku mau tidur di kamar,” balas Amira.“Tidak boleh. Kita akan pergi ke kamar bersama. Sekarang kamu tidur di sana dan jangan membantah,” ucap Wijaya. Pria itu sudah tahu bahwa Amira berbohong karena dia selalu mendapatkan laporan dari bibi tentang masa mentruasi seorang wanita.“Berani-beraninya kamu berbohong padaku,” ucap Wijaya di dalam hati. Dia melihat Amira berjalan menuju sofa dan merebahkan diri. Wanita itu memang sudah sangat mengantuk.“Bajuku sudah basah dan lengket,” tegas Amira.“Buka saja. Aku akan berikan bajuku untuk kamu,” ucap Wijaya.“Tidak perlu.” Amira mengambil selimut dan memasukan ke dalam bajunya. Dia sudah membersi
Baca selengkapnya