Amira sudah kenyang. Wanita pergi ke kamar mandi untuk membersihkan gigi dan membuang racun dari dalam tubuhnya. Dia kembali naik ke tempat tidur.“Temani aku tidur. Aku tidak mau sendirian,” ucap Amira.“Tentu saja, Sayang.” Wijaya pun merebahkan diri di kasur. Dia memeluk tubuh Amira yang menghadap padanya. Wanita itu mencium aroma maskulin dari dada bidang sang suami. Mendapatkan ketenangan dan perlindungan dari prianya.“Aku harus pergi ke penjara, Amira. Aku sudah tidak sabar ingin menghajar pria itu.” Wijaya melihat Amira yang sudah terlelap dengan tenang. Dia ingin melepaskan pelukan sang istri, tetapi gagal karena tangan indah itu mengunci suaminya.“Dia tidak melepaskanku.” Wijaya tersenyum. Itu artinya Amira tidak akan pernah bisa jauh darinya lagi.“Aku suka, Sayang. Tetapi, kadang aku harus pergi diam-diam untuk balas dendam pada orang-orang yang telah menyakiti kamu.” Wijaya benar-benar tidak bisa bergerak. Amira terus memeluk dirinya dan tidak ingin melepaskan.“Malam ini
Read more