Semua Bab Terperangkap Jadi Ibu Susu Bayi Presdir: Bab 201 - Bab 210

226 Bab

Bab 201 Kebenaran yang Menegangkan

Sebuah rumah cukup mewah di bangun di atas pulau yang cukup luas dengan para penjaga. Tanah yang subur dengan hewan ternak berupa sapi, ayam, bebek dan domba. Mereka juga Bertani sehingga tidak kesulitan untuk makan dan minum.“Apa para penyusup sudah ditangkap semua?” tanya seorang wanita.“Kami kehilangan satu orang. Dia terlihat sangat terlatih. Yang lain sudah dilempar ke laut dan di makan Hiu,” jawab pria itu.“Kenapa mereka menyusup ke pulau ini?” tanya wanita itu.“Mungkin hanya terdampar,” ucap penjaga.“Permisi, Bu. Aku akan memeras susu segera untuk Devan.” Seorang wanita lain keluar dari rumah.“Apa dia sudah bangun?” tanya Sulas.“Iya dan susu sudah habis,” jawab Aina“Cepatlah peras susu. Jangan sampai Devan lapar.” Sulas menatap tajam pada Aina.“Baik, Bu.” Aina segera pergi ke peternakan sapi. Dia harus memeras susu sapi dan diberikan pada bayi tampan yang disembunyikan di dalam rumah mewah lengkap dengan penjaga.“Aku akan menjaga Devan.” Sulas masuk ke dalam rumah. “B
Baca selengkapnya

Bab 202 Informasi dari Leon

Pasukan yang telah berhasil menyelamatkan Leon mengirim pesan kepada Jack. Mereka melaporkan kondisi pria yang telah diselamatkan. Lengkap dengan foto dan video serta rekap medis.“Leon.” Jack mengepalkan tangannya. Leon tidak pernah terluka setiap kali menjalankan misi, tetapi tugas yang diberikan oleh Wijaya untuk mencari anak Amira benar-benar membuat pria itu dalam bahaya dan begitu dekat dengan kematian.“Hanya mencari bayi saja membuat kamu terluka parah, Leon. Aku harus balas dendam, tetapi tidak akan mendapatkan izin dari Pak Wijaya.” Jack sangat marah dan kesal melihat kondisi teman dekat yang sudah seperti saudara itu. Mereka selalu bersama dalam menghadapi semua rintangan.“Tidak disangka. Ketika Pak Wijaya jatuh cinta, tugas yang diberikan sangat berat. Apa benar Non Amira hanya wanita biasa?” Jack benar-benar harus bisa menerima resiko apa pun dari tugas mereka. Ini pertama kalinya ada yang terluka dan dalam bahaya. “Aku mau pergi ke tempat Leon. Apa Pak Wijaya akan mengi
Baca selengkapnya

Bab 203 Cerita Tentang Amira

Wijaya diam cukup lama. Pria itu harus berpikir berkeras untuk memberikan jawaban dan penjelasan yang tepat.“Kenapa tidak menjawab?” tanya Amira menatap Wijaya. Dua orang itu bahkan belum sempat duduk karena pertanyaan sudah dilontarkan dan butuh jawaban.“Aku sedang berpikir apa yang aku tonton tadi? Mungkin ada iklan yang lewat.” Wijaya menatap Amira dengan tatapan yang bingung.“Maksudnya?” tanya Amira lagi.“Mari kita lihat.” Wijaya menarik tangan Amira masuk ke luar kerja. Pria itu sudah mengeluarkan akun dari ponselnya dan laptop pun akan mati serta terkunci otomatis dalam waktu yang telah ditentukan.“Ya.” Amira mengikuti Wijaya ke ruang kerja.Wijaya membuka laptop yang otomatis menyala. Pria itu pun memperlihatkan layar pada Amira untuk menunjukkan apa yang telah dilihatnya.“Aku sedang membangun panti asuhan di sini,” ucap Wijaya.“Apa kamu kenal tempat ini?” tanya Wijaya.“Panti asuhan tempat aku ditemukan,” jawab Amira menatap layar computer.“Aku tahu kamu berasal dari si
Baca selengkapnya

Bab 204 Devano

Jack melakukan perjalanan dengan jalur cepat. Pria itu menggunakan pesawat pribadi milik Wijaya sehingga dengan mudah melewati jalur. Dia pergi secara terbuka dengan biaya yang sangat mahla sehingga tiba lebih awal dari perjalanan biasa. “Aku harap kamu selamat.” Jack benar-benar tidak tenang. Pria itu juga sudah menyimpan dendam dan ingin membalasnya, tetapi mereka butuh waktu dan persetujuan dari Wijaya Kusuma.Jack tiba di pulau tempat Leon dirawat dengan alat seadanya. Pria itu tidak bisa lagi menggunakan hellikopter karena akan terlalu mencolok sehingga dia melanjutkan perjalanan dengan kapan cepat dan harus membayar mahal.“Silakan. Kami siap mengantar Anda sampai tujuan.” Seorang pria menyambut Jack dengan mobil jeep.“Terima kasih.” Jack segera masuk ke dalam mobil. Dia mendapatkan pelayan terbaik karena Wijaya membayar sangat mahal.Mobil Jeep membawa Jack menuju rumah sakit yang sederhana dengan peralatan yang tidak terlalu lengkap. Itu membuat Leon kesulitan dalam pemulihan
Baca selengkapnya

Bab 205 Bercinta dalam Cinta

Amira tidak pernah tahu pengeluaran uang pribadi Wijaya. Wanita itu hanya mengatur dan mengetahui tentang Perusahaan. Dia hanya mendapatkan uang secara langsung dari suaminya yang diisi di rekeningnya. Saldo wanita itu benar-benar membengkak.“Berapa jumlah saldo ku sekarang? Sudah lama tidak mengeceknya.” Amira tersenyum. Dia membuka aplikasi bankingnya dari ponsel.“Hah!” Amira terkejut dengan saldo yang penuh. Dia bahkan tidak tahu bahwa dirinya memiliki lebih dari satu aku rekening. Wijaya membuat semuanya berbeda. Gaji sebagai sekretaris, asisten pribadi, ibu susu Keano dan jatah sebagai istri sehingga wanita itu memiliki banyak sumber dana.“Aku mau pergi ke bank untuk melihat berapa dia membayarku?” tanya Amira pada dirinya sendiri.“Apa bisa dilihat dari sini ya? Transaksi dan sumber dana.” Amira mencoba melakukan pengecekan melalaui ponsel.“Terbatas. Wijaya mengirimkan uang tidak tentu waktu. Hm.” Amira terlihat berpikir.“Apa yang kamu lakukan?” tanya Wijaya.“Uangku banyak.
Baca selengkapnya

Bab 206 Bercinta di Kantor

Andika berada di ruang kerja. Pria itu tidak pulang karena terlalu banyak pekerjaan. Dia harus membayar kerugian hotel yang digunakan unutk pesta pernikahan mereka.“Kenapa menikah dengan Cantik menjadi sial? Di acara pesta pernikahan terjadi kebakaran dan aku harus menanggung kerugian yang tidak sedikit.” Andika benar-benar malas untuk pulang ke rumah.“Ketika bersama Amira. Aku lebih bahagia. Pesta yang sederhana, tetapi sangat tenang dan aman. Kami berdua memiliki Tabungan untuk kehidupan pernikahan tanpa bergantung pada orang tua.” Andika tersenyum mengingat pernikahan dirinya dan Amira.“Semua ini gara-gara mama sehingga Amira kehilangan anak kami. Dia harus aku ceraikan dan terusir dari rumah. Aku sangat menyesal. Bersama kamu jauh bahagia, Amira. Kamu adalah wanita yang aku cintai dan sayangi. Bisakah kita kembali lagi?” Andika tidak peduli dengan waktu yang terus berputar hingga jam makan malam.“Andika.” Cantika berdiri di depan pintu dan menatap tajam pada suaminya yang duduk
Baca selengkapnya

Bab 207 Informasi Penting

Luna tiba di bandara. Wanita itu terlihat tersenyum ketika menginjakkan kaki di lantai.“Aku bebas. Aku akan kembali ketika waktunya tiba. Nikmatilah, Amira.” Luna memakai kacamata dan berjalan santai keluar dari bandara.“Silakan, Bu.” Seorang pria menunggu di depan mobil. Dia membuka pintu untuk Luna.“Terima kasih.” Luna duduk di kursi belakang. Dia benar-benar berharap hidup mewah kembali seperti sebelum ada masalah dengan Wijaya Kusuma.“Saya akan mengantar Anda ke villa,” ucap sopir menutup pintu.“Apa? Aku tinggal di apartemen tengah kota yang dekat dengan Perusahaan Modeling.” Luna melihat sopir yang sudah duduk di balik kemudi.“Maaf, Bu. Pak Wijaya telah mempersiapkan semuanya untuk Anda.” Sopir menyalakan mesin mobil. Dia meninggalakn bandara dan menuju villa yang cukup jauh dari pusat kota.“Hentikan mobil. Aku mau pergi ke apartemen milikku,” tegas Luna. Sopir tidak peduli. Dia terus mengendarai mobil.“Apa kamu benar anak buah Wijaya?” tanya Luna.“Ya. Saya diperintah unt
Baca selengkapnya

Bab 208 Hati yang Tulus

Wijaya memeriksa rekaman cctv dan mendapatkan bahwa Amira berada di ruang kerjanya. Pria itu bisa melihat bahwa sang istri duduk di kursi dan membuka computer.“Amira. Dia tidak sepolos yang aku kira.” Wijaya beranjak dari kursi.“Apa Anda mau pulang?” tanya Jack.“Ya. Amira membongkar komputerku. Aku yakin wanita itu mencurigai setiap pergerakan diriku.” Wijaya keluar dari rumah sakit. Dia bertemu dengan dokter Ibra di koridor rumah sakit.“Wijaya. Benar kan pria yang kamu kirim kemari adalah anak buah kamu?” Ibra berdiri di depan Wijaya.“Ya. Kamu harus ikut mengawasi dia. Pastikan Leon sembuh dan sehat seperti sedia kala,” tegas Wijaya.“Apa yang terjadi, Jaya? Apa yang sedang kamu lakukan? Kamu benar-benar masih sangat misterius.” Dokter Ibra menatap Wijay. Dia tahu bahwa luka Leoan sangat serius. Pria itu bahkan memiliki luka tembakan dan juga gigitan hewan buas serta ada benturan.“Ada apa dengan kamu, Ibra? Kamu tahu kan bahwa aku tidak akan melakukan segala sesuatu yang tidak m
Baca selengkapnya

Bab 209 Luna Margareta

Luna membuka mata. Wanita itu tidur dengan sangat lelap karena tubuhnya lelah setelah melakukan perjalanan yang panjang beda negara.“Sunyi sekali.” Luna memilih kamar paling atas. Dia bisa melihat pemandangan yang indah.“Nyaman sekali. Kadang-kadang aku memang butuh tempat untuk menyendiri. Beristirahat dari kesibukan dunia dan lelahnya bekerja.” Luna beranjak dari kasur dan membuka jendela.“Sudah sangat terang. Matahari saja sudah tinggi. Pantas saja perutku lapar.” Luna ke kamar mandi untuk mencuci wajah dan membuang racun yang ada di dalam tubuhnya.Luna mengenakan mini dress yang seksi berwarna mewah menyala. Wanita itu keluar dari kamar dan menuju ruang makan.“Bibi,” sapa Luna melihat meja makan yang kosong, Tidak ada makanan atau pun minuman yang tersaji untuk sarapan. “Bibi!” teriak Luna, tetapi tetap tidak ada jawaban. Wanita itu benar-benar ditinggal sendiri.“Sial. Kemana wanita tua semalam?” tanya Luna berkeliling. Wanita itu pun pergi ke dapur dan membuka lemari penyi
Baca selengkapnya

Bab 210 Kegelisahan Cantika

Cantika benar-benar gelisah. Wanita itu sudah sering berhubungan intim dengan Andika. Jauh sebelum mereka menikah dan dia masih juga belum hamil.“Siapa yang tidak subur? Aku atau Andika?” Cantika berada di dalam kamar mandi. Wanita itu baru saja kedatangan tamu bulanannya dan itu berarti dia belum hamil. “Amira pernah hamil dengan Andika. Itu artinya suamiku sehat, tetapi kenapa aku belum hamil? Apa aku harus periksa ke dokter kandungan?” Cantika kesal melihat cairan merah yang telah membasahi celanannya. “Aku harus bertemu dengan dokter kandungan di rumah sakit terbaik, tetapi tidak boleh dokter Ibra.” Cantika segera mandi dan berganti pakaian.“Aku pergi ke luar kota saja.” Cantika keluar dari kamar.“Gawat jika mama Andika bertanya tentang kehamilah.” Cantika melihat Marni yang berjalan menujunya. “Cantika, kamu mau kemana?” tanya Marni melihat Cantika menuruni tangga.“Mama. Aku harus ke luar kota karena ada urusan bisnis. Papa baru menghubungiku.” Cantika tersenyum. Dia memega
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
181920212223
DMCA.com Protection Status