Malam telah tiba, menyelimuti Jakarta dengan kehangatan yang melembutkan hiruk-pikuk kota. Di apartemen milik Rain, Summer merasa ada sesuatu yang berbeda. Meskipun Rain berusaha tampak tenang, tatapan matanya yang kosong dan gerakan tubuhnya yang seakan berat memberitahukan Summer bahwa ada sesuatu yang mengganggunya. Summer meletakkan cangkir teh hangat di atas meja, lalu berjalan mendekati Rain yang sedang duduk di sofa, memandangi layar televisi yang sebenarnya tidak ia perhatikan. Suara-suara dari televisi hanya menjadi latar belakang yang tak terdengar di antara mereka. "Rain, ada apa? Kamu baik-baik aja, kan?" tanya Summer dengan lembut, duduk di sampingnya. Ia menyentuh lengan Rain, mencoba menarik perhatiannya. Rain menoleh, tatapan matanya bertemu dengan mata Summer. Namun, alih-alih menjawab, ia hanya tersenyum tipis, seakan mencoba meyakinkan Summer bahwa tidak ada yang perlu dikhawatirkan. "Aku baik-baik aja, Summer," jawabnya, meski nada suaranya terdengar sedikit
Read more