Wulan menggenggam kemudi dengan erat, mencoba tetap tenang saat mobilnya melaju menyusuri jalanan Jakarta yang mulai lengang di malam hari. Matanya terfokus pada lampu belakang mobil Ben, yang semakin jauh di depan. Ben tampak memacu mobilnya lebih cepat, seakan ingin menghindar dari sesuatu—atau seseorang. Wulan tidak tahu apa yang sedang terjadi, tapi firasat buruk terus menggelayuti pikirannya."Ben, kenapa kamu begini?" gumamnya pelan, masih berusaha untuk mengimbangi kecepatan Ben. Setiap kali ia mencoba mempercepat mobilnya, Ben tampak semakin jauh, hingga akhirnya, di sebuah tikungan tajam, Wulan kehilangan jejaknya."Astaga..." Wulan menghentikan mobilnya di pinggir jalan, rasa frustrasi dan ketidakberdayaan membanjiri hatinya. Ia mencoba mengingat rute yang diambil Ben, namun jalanan malam yang sepi dan gelap membuatnya bingung. Dengan perasaan campur aduk, ia menekan pedal gas semakin dalam, berharap bisa menemukan jejak Ben, tapi usahanya sia-sia. Ben sudah menghilang dari
Read more