Home / Romansa / ART Kesayangan Tuan Rain / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of ART Kesayangan Tuan Rain: Chapter 51 - Chapter 60

120 Chapters

51

Summer terkejut mendengar pengakuan Rain. Hatinya berdebar kencang, dan dia merasa seluruh dunianya seakan berhenti sejenak. Rain, dengan tatapan serius dan penuh harapan, baru saja mengungkapkan perasaannya yang terdalam. Summer bisa merasakan intensitas dari kata-kata Rain, dan meskipun Rain sendiri tampaknya terkejut dengan keberanian yang tiba-tiba muncul, kata-kata tersebut tidak bisa dihapus atau diabaikan. "Rain, apa kamu serius?" tanya Summer dengan suara bergetar. "Apa ini benar-benar yang kamu rasa?" Rain menatap Summer dengan tatapan penuh penyesalan dan harapan. "Iya, aku serius Summer. Aku tau ini tiba-tiba dan mungkin buat kamu kaget. Aku hanya mau kamu tau betapa pentingnya kamu buat aku. Aku rasa aku bakalan gila kalau aku nggak jujur ke kamu soal perasaan aku." Summer mematung, perasaan campur aduk memenuhi dirinya. Dia merasa tersentuh dengan pengakuan Rain, tetapi juga merasa bingung. "Ini... ini bukan apa yang mau aku bicarakan hari ini, Rain," kata Summer denga
Read more

52

Di pagi yang cerah, sinar matahari menembus tirai jendela rumah sakit, memberikan kehangatan yang lembut di ruangan tempat Angga Widjaja dirawat. Meilani dan Summer duduk di samping ranjangnya, menanti kabar dari dokter yang sudah berjanji akan memberikan penilaian terbaru mengenai kondisi Angga. Haru, yang biasanya ceria, duduk di pangkuan Meilani dengan ekspresi khawatir. Sementara itu, Summer memegang tangan ayahnya dengan lembut, berusaha menyampaikan keberanian dan harapan melalui sentuhan itu. Pintu ruangan terbuka, dan dokter masuk dengan senyum tipis di wajahnya. Ia melihat ke arah keluarga yang menunggu dengan cemas dan berkata, "Saya membawa kabar baik. Kondisi Pak Angga sudah cukup stabil, dan kita bisa memulangkan beliau hari ini." Meilani menarik napas lega, sementara Summer hampir tidak percaya dengan kabar tersebut. "Apa benar, Dok?" tanyanya dengan mata yang mulai berkaca-kaca. Dokter mengangguk dengan tenang. "Iya, ini kabar baik. Tapi, saya harus menjelaskan bebe
Read more

53

Beberapa hari kemudian, artikel tentang Summer dan Rain muncul di salah satu media online terkemuka. Isinya penuh dengan sudut pandang negatif tentang Summer, mulai dari spekulasi tentang masa lalunya, status sebagai janda, pekerjaannya, hingga hubungannya dengan Rain, yang dipelintir sedemikian rupa untuk membuat Summer tampak sebagai perempuan matre yang mendekati Rain hanya demi kepentingan pribadi.Artikel itu menyebar dengan cepat, seperti api di padang rumput kering. Komentar-komentar negatif mulai membanjiri media sosial, dan nama Summer menjadi bahan perbincangan yang hangat. Publik mulai mempertanyakan siapa Summer, sementara banyak yang mengutuknya tanpa mengetahui kebenaran.Selain masyarakat, orang-orang yang mengenal Summer juga memberikan reaksi pada berita tersebut. Masing-masing memiliki pendapat dan perasaan yang berbeda-beda, tergantung dari hubungan dan pengalaman mereka dengan Summer. Ben yang sedang duduk di ruang kerjanya, memegang secangkir kopi sambil membaca
Read more

54

Summer menghela napas panjang, duduk di sofa yang berada di sudut apartemen mewah itu. Ponselnya bergetar di atas meja, namun bukan panggilan telepon atau pesan yang diterimanya kali ini—melainkan notifikasi dari artikel-artikel berita yang mengalir deras, membanjiri lini masa dan inbox-nya. Dia tidak ingin membacanya, tetapi rasa penasaran dan kecemasan mendorongnya untuk melihat apa yang orang-orang katakan tentang dirinya. Dengan tangan gemetar, dia membuka satu per satu artikel yang memuat berbagai hal negatif tentang dirinya. Mata Summer mulai berkaca-kaca saat membaca komentar-komentar yang tidak mengenakkan. "Penggoda pria kaya," tulis salah satu artikel dengan judul mencolok. "Mantan pacar dengan masa lalu kelam, sekarang mengincar pengusaha sukses." Artikel itu penuh dengan spekulasi dan tuduhan yang tidak berdasar, menguliti kehidupannya tanpa belas kasihan. Tak hanya menyerang karakter Summer, mereka juga mencoba menggali masa lalunya yang paling menyakitkan—hubungann
Read more

55

Andreas dan Lili tiba di galeri seni milik Rain dengan harapan bisa menemui putra mereka di sana. Namun, setelah berkeliling dan berbicara dengan beberapa karyawan, mereka mendapati bahwa Rain tidak berada di galeri. "Dia mungkin ada di apartemennya," kata Lili sambil melirik suaminya dengan khawatir. "Kita coba pergi ke sana." Andreas mengangguk setuju, dan mereka pun bergegas menuju apartemen Rain. Diperjalanan, Lili kembali menghubungi Rain, tapi Rain tidak menjawab panggilan dari Lili. "Masih belum dijawab?" tanya Andreas, tanpa mengalihkan pandangannya. Lili mengangguk. "Iya, pa. kayaknya Rain lagi sibuk." Andreas tidak membalas kalimat Lili. Ia tetap tenang dan menatap lurus ke depan. Apapun yang sedang dilakukan oleh Rain, ia harus segera bertemu Rain dan mengurus masalah yang ditimbulkan oleh Rain. *** Rain dengan hati-hati mengangkat Summer dari sofa, mencoba untuk tidak membangunkannya. Tubuhnya yang lelah tampak begitu damai saat tertidur, membuat Rain merasa ada r
Read more

56

Setelah mempersilakan orang tuanya untuk duduk di sofa, Rain dengan lembut menatap Summer. Ia memberikan isyarat halus dengan matanya, meminta Summer untuk duduk di sampingnya. Summer ragu sejenak, merasa canggung dengan situasi yang tiba-tiba ini, tetapi akhirnya ia mengangguk pelan dan berjalan menuju sofa, lalu duduk di samping Rain. Suasana di ruangan itu terasa sedikit tegang, meskipun Rain berusaha membuatnya tetap santai. Andreas dan Lili memandang Summer dengan mata yang penuh rasa ingin tahu, sementara Summer berusaha untuk tetap tenang, meskipun perasaannya campur aduk. Rain mencoba untuk mencairkan suasana dengan mengawali percakapan. "Maaf, aku sudah buat mama sama papa datang jauh-jauh ke sini. Aku terlalu sibuk belakangan ini."Lili mengangguk, mengerti dengan kesibukan Rain. "Mama ngerti. Tapi sesibuk apapun kamu, kamu harus sempatin diri untuk datang ke rumah. Kami sempat datang ke galeri kamu tadi, tapi kamu nggak ada di sana.""Maaf, ma. Hari ini pekerjaan aku kela
Read more

57

Rain meminta Summer untuk memanggil ayah dan ibunya. Summer merasa sedikit gugup saat melangkah ke ruang tamu dan mengundang Andreas serta Lili untuk bergabung di meja makan. Dalam hati, Summer merasa seperti ia sedang berjalan ke ruang sidang. Siapa yang akan tahu, apa yang akan mereka bicarakan saat di meja makan.Setelah mereka semua duduk, Rain mencoba mencairkan suasana dengan memulai percakapan ringan. “Aku berusaha keras untuk buat semua ini. Semoga rasanya nggak mengecewakan,” katanya sambil menyajikan hidangan yang telah disiapkannya.Lili tersenyum tipis, menanggapi kata-kata Rain. “Jadi di Paris kamu juga belajar masak?"Rain mengangguk. "Aku belajar sedikit di sana." Rain lalu duduk dan mempersilahkan semua orang untuk makan. Terkhusus untuk Summer, Rain menunjukan perhatian dengan jelas.Andreas dan Lili menangkap perhatian Rain tanpa banyak komentar. Sedangkan Summer hanya bisa menerima segala bentuk kebaikan Rain, sambil berterima kasih. "Hmmm... lumayan..." Andreas h
Read more

58

Andreas bangkit berdiri, kemudian memberikan tanda pada Rain untuk mengikutinya ke ruang tamu. Rain paham dengan arti tatapan yang diberikan oleh ayahnya, tapi ia masih tidak rela meninggalkan Summer. Melihat keraguan dalam ekspresi Rain, Lili turut memberikan Rain tanda untuk mengikuti ayahnya. "Nggak apa-apa," gumam Lili. Rain mengangguk. Setidaknya bersama dengan Lili, Summer akan merasa lebih baik. Rain lalu mengikuti ayahnya ke arah ruang tamu yang sedikit lebih tenang, memberikan ruang bagi percakapan yang lebih serius. Setelah mereka duduk, Andreas menatap Rain dengan sorot mata yang tajam namun penuh kasih. “Rain, ada beberapa hal yang perlu kita bahas,” katanya dengan suara yang tenang namun tegas. Rain mengangguk, sudah menduga bahwa ayahnya ingin berbicara lebih lanjut tentang hubungan dan situasi yang tengah dihadapinya. “Iya, pa. Apa yang mau papa tau? Aku bakal jawab semuanya." Andreas menarik napas dalam-dalam sebelum melanjutkan, “Apa kamu benar-benar seri
Read more

59

Keesokan harinya, Sari merasa puas dengan rencananya untuk menjatuhkan Summer. Setelah ini ia yakin kalau Summer akan menjauhkan diri dari Rain. Namun, kebahagiaan itu tidak bertahan lama. Saat ia membuka beberapa situs berita di pagi hari, Sari mendapati bahwa artikel-artikel yang ia harapkan akan menghancurkan reputasi Summer dan merusak hubungan Rain telah menghilang. Dengan wajah tegang, Sari mencoba membuka situs-situs lain, berharap setidaknya satu atau dua artikel masih tersisa. Namun, hasilnya sama—semua artikel tentang skandal Summer dan Rain telah dihapus. Lebih parahnya lagi, nama Summer tidak lagi menjadi topik utama di kolom gosip yang biasanya diisi dengan kontroversi selebriti atau orang-orang berpengaruh. "Ini nggak mungkin," gumam Sari, matanya berkilat dengan campuran kemarahan dan ketidakpercayaan. Tak puas dengan hasil pencariannya, Sari segera menghubungi orang yang ia bayar untuk menerbitkan artikel tersebut. Setelah beberapa nada sambung, panggilannya diang
Read more

60

Pagi itu, suasana di rumah keluarga Widjaja terasa berbeda. Meilani dan Summer sibuk memastikan semuanya terlihat rapi dan siap menyambut kedatangan tamu istimewa. Meskipun ayahnya masih dalam proses pemulihan dari afasia global, ia sudah bisa merasakan ketegangan yang membalut rumah mereka. Summer sendiri, yang biasanya cukup tenang, tak bisa menutupi kegugupannya. Ketika bel pintu berbunyi, Summer langsung merasakan jantungnya berdegup lebih kencang. Meilani menyentuh lengannya, memberikan dukungan. "Tenang saja, semuanya akan baik-baik saja." Dengan napas yang sedikit tertahan, Summer membuka pintu dan melihat Lili serta Andreas berdiri di sana. Wajah mereka menampilkan senyum hangat. "Selamat datang, Om... Tante... silakan masuk," ujar Summer dengan sopan, mencoba menyembunyikan kegugupannya. "Terima kasih, Summer," balas Lili dengan lembut, sambil masuk ke dalam rumah bersama Andreas. Mereka melihat sekeliling, memperhatikan suasana rumah yang hangat. Setelah mereka duduk
Read more
PREV
1
...
45678
...
12
DMCA.com Protection Status