Malam itu, di dalam ruangan VVIP rumah sakit, suasana terasa begitu sunyi dan penuh beban. Meilani duduk di samping tempat tidur suaminya, tangisnya tertahan, tapi matanya yang sembab tak bisa menyembunyikan kesedihan yang mendalam. Angga, yang selalu tampak kuat dan kokoh sebagai kepala keluarga, kini terbaring tak berdaya, membuat hatinya hancur berkeping-keping.Di sudut ruangan, Summer duduk di sofa dengan Haru dalam pelukannya. Ia mengelus rambut anaknya dengan lembut, mencoba menenangkan diri sekaligus Haru yang meski belum sepenuhnya mengerti, ikut merasakan kesedihan yang melanda keluarga mereka."Ibu, Kakek kapan bangun?" tanya Haru, suaranya kecil dan penuh kebingungan.Summer terdiam sejenak, merasakan air matanya hampir tumpah lagi. "Kakek lagi butuh banyak istirahat, sayang," jawabnya dengan lembut, berusaha terdengar setenang mungkin. "Kita doakan saja, ya, supaya Kakek cepat sembuh."Haru mengangguk kecil, tapi masih terlihat ragu. "Haru boleh temani Kakek terus?"Summe
Read more