Anggara terhenyak dengan tawa Eva kali ini. Suara terdengar renyah, entah apa yang membuatnya tertawa. Terdengar begitu candu di dengarkan Anggara. Ia melangkah mendekat mengurungkan niatnya untuk menuju ke lantai dua ia urungkan.“Bik Darmi bisa saja. Seger tahu, aku lama tidak makan ini rujak. Saat di luar negeri ini makan dirindukan.”“Kapan-kapan Bik Darmi buatkan, Bu. Di jamin lebih mantul, apalagi ditambah mangga muda. Tapi ini Ibu bukan ngidam, kan?” Bik Darmi meringis, melihat Eva makan rujak seperti makan sup buah yang segar dan manis.“Eva tunggu, Bik. Eva suka segala buah.” Eva hampir saja tersedak. Untung menetralisir dengan tenang. Meski sebenarnya ketenangan mulai terusik kembali, apalagi dirinya beneran telat saat ini masih berharap besok kedatangan tamu bulanannya.“Ngidam,” beo Anggara mendengarkan obrolan itu. Kemudian pikirannya berkelana selintas terlintas hubungannya dengan Eva.“Aku tidak pakai pengaman waktu itu. Apa benar hamil?” batin Anggara menduga. Kemudian
Read more