Suara denting sendok yang beradu dengan cangkir kopi memecah keheningan di dapur rumah Venina. Nadia, yang sedari tadi mengamati putrinya, akhirnya membuka suara dengan nada cemas, "Ada apa, Nina? Kamu sakit?"Venina tersentak dari lamunannya, tangannya yang gemetar menjatuhkan gelas yang dipegangnya. Suara pecahan kaca memenuhi ruangan, seolah menjadi simbol kekacauan dalam hatinya.Dengan tergesa, Venina berlutut, berusaha mengumpulkan serpihan kaca. Tanpa disadari, ujung jarinya tergores, meninggalkan jejak merah di lantai putih."Tinggalkan saja, Nina. Nanti biar Tuti yang membersihkannya," ujar Nadia lembut, meraih tangan putrinya dan menghentikan pendarahan di jarinya.Sentuhan ibunya seakan membangunkan Venina dari trans. Tiba-tiba, firasat buruk menyelimuti hatin
Read more