Share

BAB 104 Bayangan masa lalu 2

Sinar mentari pagi menerobos tirai jendela kamar rumah sakit, menyinari sosok mungil Alvero yang masih tertidur lelap. Venina, yang baru saja selesai merapikan selimut putranya, tersentak kaget mendengar ketukan pelan di pintu.

Erlangga muncul dengan senyum hangat, tangannya penuh dengan kantong plastik berisi makanan dan buah-buahan. Tanpa basa-basi, ia meletakkan bawaannya di atas nakas samping ranjang Alvero.

"Tidak perlu repot-repot, Mas," ujar Venina datar, berusaha menjaga jarak.

Erlangga tersenyum lembut, "Saya senang melakukannya, Nina. Ini sama sekali tidak merepotkan."

Venina memalingkan wajah, mencoba menenangkan debaran jantungnya yang tiba-tiba menggila. Senyum itu, senyum yang dulu begitu ia puja, kini justru ingin ia hindari.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status