Share

BAB 110 Jejak Luka dan Harapan

"Ibu yakin Rio pasti mengerti, Nina. Dia begitu mencintaimu. Dia juga pasti tidak suka melihatmu sedih terus dan meratapinya."

Kata-kata Nadia menusuk hati Venina, membuat wanita itu tersentak dari lamunannya. Dia menatap ibunya dengan mata berkaca-kaca, tangannya secara refleks meremas jari-jemarinya sendiri, seolah mencari kekuatan dari dalam dirinya.

Nadia menghela napas panjang, tangannya yang keriput menyentuh lembut pundak putrinya. Matanya memancarkan kekhawatiran sekaligus pengertian yang mendalam. "Sayang, sudah tiga tahun berlalu. Mungkin sudah waktunya kamu membuka hatimu lagi."

"Tapi Bu, bagaimana bisa Nina..." Venina tak mampu melanjutkan kalimatnya. Matanya menerawang jauh ke luar jendela, menatap langit senja yang mulai memerah. Warna yang mengingatkannya pada senyum hangat Rio.

Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

Bab terbaru

DMCA.com Protection Status