Semua Bab Hasrat Terlarang dengan Atasan: Bab 91 - Bab 100

129 Bab

BAB 91 Lembaran Baru

Venina menoleh ke belakang, melihat gerbang penjara yang telah mengurungnya selama hampir lima tahun untuk terakhir kalinya. Di balik jeruji besi dan tembok kokoh itu, dia menjalani masa-masa penuh penyesalan dan harapan.  Perlahan dia memalingkan wajahnya ke depan, menatap pria yang tengah menantinya dengan seuntai senyum di bibirnya. Pria itu masih sama seperti dulu—gagah, tenang, dan semakin matang dengan waktu."Hai, Nina!" sapanya dengan penuh kelembutan, matanya berbinar menyambut kehadiran wanita yang telah lama dirindukannya."Rio," desah Venina penuh haru ketika akhirnya dia bertemu kembali dengan pria yang begitu setia menunggunya dalam segala kondisi itu. Matanya berkaca-kaca, tak percaya bahwa hari ini akhirnya tiba."Boleh aku memelukmu, Nin
Baca selengkapnya

BAB 92 Pelukan hangat seorang Ibu

Venina keluar dari mobil perlahan, meraih tangan Rio yang sudah terulur di hadapannya. Hatinya berdebar kencang, campuran perasaan takut dan rindu menyelimuti dirinya."Ibu baik-baik saja kan, Rio?" bisiknya, mencoba menahan perasaannya yang berkecamuk."Lihatlah sendiri, Nina. Ibu pasti sudah menunggumu," balas Rio dengan lembut. Dengan penuh perhatian, dia membimbing Venina masuk ke dalam halaman rumah yang telah lama ia tinggalkan.Begitu menapakkan kakinya di halaman, tubuh Venina mulai bergetar ketika matanya menangkap sosok wanita paruh baya yang berdiri di ambang pintu, menyambutnya dengan senyuman penuh kasih. Senyum yang sangat dirindukannya selama bertahun-tahun."Nina...!" Suara Nadia terdengar gemetar, dan tanpa ragu dia langsung menghambur memeluk putri terc
Baca selengkapnya

BAB 93 Wedding Day

Venina melangkah dengan gemulai, gaun pengantin putihnya mengalir menawan di sepanjang lorong gereja. Ia digandeng oleh ibunya yang menatapnya dengan penuh kebanggaan. Di ujung altar, Pendeta Abraham telah menunggu bersama Rio, yang memandang calon pengantinnya dengan tatapan penuh haru dan cinta.Venina tampil memukau dalam gaun pengantin putih yang disiapkan sendiri oleh ibunya. Meski sederhana, gaun itu tidak bisa menutupi pesona kecantikan alamnya. Rambutnya yang terurai lembut dan riasan yang natural semakin mempertegas kecantikannya.Rio mengulurkan tangannya untuk menerima Venina, yang dengan penuh haru diserahkan oleh ibunya. Dalam sorot mata Nadia, Rio bisa membaca keharuan dan kebahagiaan yang mendalam. Kata-kata Nadia kembali terngiang di telinganya, “Titip Nina ya, Rio. Jaga dia dan sayangi dia seumur hidupmu.” 
Baca selengkapnya

BAB 94 Momen milik kita!

Venina memandangi alat tes kehamilan di tangannya dengan bergetar. Air mata mulai mengalir, dan hatinya serasa diremukkan oleh kenyataan yang terus menerus mengecewakan. Dia menjatuhkan dirinya di tepi ranjang, tubuhnya gemetar hebat."Tolong beri aku kesempatan untuk memberikan seorang anak untuk suamiku, Tuhan," bisiknya lirih sambil menutup wajahnya dengan kedua tangan. Isak tangisnya memenuhi kamar, menggema dengan kepedihan yang mendalam.Venina terus terisak sampai Rio masuk ke dalam kamar. Melihat keadaan istrinya, Rio langsung tahu apa yang terjadi. Dia bergegas mendekat, duduk di samping Venina dan merangkulnya dengan penuh kehangatan."Jangan menangis, Sayang," bisik Rio sambil mendekap tubuh Venina dan mengusap punggungnya dengan lembut, berusaha menenangkan wanita yang sangat dicintainya itu.
Baca selengkapnya

BAB 95 Anugerah yang dinantikan

Venina tidak pernah menyerah. Di samping segala usaha medis, dia juga terus berdoa dan rutin pergi ke gereja, berharap suatu hari Tuhan mendengarkan doanya. Dan akhirnya, keajaiban itu datang beberapa bulan kemudian, saat usia pernikahan mereka menginjak tahun ke-delapan.Pagi itu, ketika Venina duduk di ruang periksa, hatinya berdebar tak karuan. Dokter Andrew mengamati hasil tes dengan seksama. Senyum kecil mulai tersungging di wajah dokter yang sudah lama dikenalnya itu."Selamat ya, Bu Venina. Akhirnya yang ditunggu-tunggu sudah datang. Ibu hamil."Venina nyaris tak bisa menahan kebahagiaannya. Matanya berbinar, penuh air mata haru. “Saya benar-benar hamil, Dok?” tanyanya lagi, memastikan.Dokter Andrew
Baca selengkapnya

BAB 96 Anugerah yang dinantikan 2

Selama masa kehamilannya, Venina benar-benar merasakan kasih sayang suaminya yang semakin melimpah. Tidak hanya memberi perhatian dan memanjakannya, Rio juga menuruti semua permintaan istrinya dengan penuh cinta."Barangkali sebentar lagi rumah kita akan menjadi taman bunga, Rio," ujar Venina sambil tertawa ketika malam itu dia menerima buket bunga yang cukup besar dari suaminya."Asal kamu suka, aku tidak keberatan, Nina," sahut Rio asal sambil memeluk tubuh istrinya dari belakang dengan lembut. Dia mencium leher Venina, merasakan aroma harum tubuh istrinya yang selalu membuatnya tenang.Venina memandang bunga-bunga itu dengan haru. "Jangan terlalu memanjakan aku, Rio. Lama-lama aku bisa rusak," pintanya dengan suara penuh kasih.Rio mengelus perut istrinya yang semakin
Baca selengkapnya

BAB 96 Cinta luar biasa

Selama masa kehamilannya, Venina benar-benar merasakan kasih sayang suaminya yang semakin melimpah. Tidak hanya memberi perhatian dan memanjakannya, Rio juga menuruti semua permintaan istrinya dengan penuh cinta."Barangkali sebentar lagi kita bisa membuka toko bunga, Rio," ujar Venina sambil tertawa ketika malam itu dia menerima buket bunga yang cukup besar dari suaminya."Asal kamu suka, aku nggak keberatan, Nina," sahut Rio asal sambil memeluk tubuh istrinya dari belakang dengan lembut. Dia mencium leher Venina, merasakan aroma harum tubuh istrinya yang selalu membuatnya tenang.Venina memandang bunga-bunga itu dengan haru. "Jangan terlalu memanjakan aku, Rio. Lama-lama aku bisa rusak," pintanya dengan suara penuh kasih.Rio mengelus perut istrinya yang semakin membes
Baca selengkapnya

BAB 97 Anak yang diharapkan

Hari yang ditunggu-tunggu akhirnya tiba. Venina melahirkan seorang bayi laki-laki yang tampan dan sehat. Mata lentik dan hidung mungilnya mirip sekali dengan ibunya, sementara mata bulat dan beningnya adalah cermin dari ayahnya. Saat Rio pertama kali menggendong bayi mereka, air matanya menetes perlahan. "Dia benar-benar tampan, Nina," bisiknya lembut, suaranya penuh emosi saat dia menimang-nimang bayinya dengan penuh kasih sayang. Matanya tak henti-hentinya mengagumi wajah kecil yang baru saja hadir di dunia ini. Setiap lekuk wajah anaknya adalah perpaduan sempurna antara dirinya dan Venina.Dari tempat tidurnya, Venina mengawasi suaminya yang tengah menggendong anak mereka dengan perasaan haru dan bahagia yang meluap. Hatinya dipenuhi rasa syukur yang tak terhingga. Kini hidupnya terasa begitu sempurna, seakan tak ada lagi yang ia inginkan. 
Baca selengkapnya

BAB 98 Anak yang diharapkan 2

Rio dan Venina merayakan ulang tahun pertama Alvero dengan penuh keceriaan dan kemegahan. Dekorasi ruangan yang meriah, lengkap dengan balon warna-warni, banner besar bertuliskan "Selamat Ulang Tahun Alvero", dan hiasan-hiasan cantik memenuhi setiap sudut ruangan. Di tengah ruangan, sebuah kue ulang tahun bertingkat dengan hiasan karakter kartun favorit Alvero berdiri megah, siap untuk dipotong.Venina berdiri di tengah ruangan, menatap dekorasi yang sudah tertata rapi. "Apa kita nggak terlalu berlebihan, Rio?" tanyanya dengan suara lembut, sedikit khawatir.Rio, yang sedang menemani Alvero belajar melangkah, tersenyum lebar. "Selama dirayakannya cuma setahun sekali, aku rasa ini masih oke," jawabnya dengan nada santai. Dia memandang anaknya dengan penuh kasih sayang, mengikuti setiap langkah kecil yang diambil putranya.
Baca selengkapnya

BAB 99 Belahan jiwaku

Sore itu, Rio pulang lebih cepat dari biasanya dengan tampilan yang segar dan rapi, memancarkan aura kebahagiaan yang tak bisa disembunyikan. Baru saja masuk ke dalam rumah, suara riang Alvero langsung menyambutnya."Ayah...!" seru Alvero, putra kecilnya yang berlari dengan antusias, langsung memeluk kaki Rio dengan penuh kegembiraan.Rio tersenyum lebar, matanya berbinar penuh kasih sayang. Tanpa ragu, dia membungkuk dan mengangkat tubuh mungil Alvero, mendekapnya erat. "Halo jagoan ayah," ucapnya lembut, sembari mengecup pipi gembul Alvero yang mengundang tawa riang si kecil.Sambil mengedarkan pandangan ke sekeliling ruangan yang tampak sepi, Rio bertanya dengan nada lembut, "Ibu di mana, Sayang?""Ibu lagi main ail," jawab Alvero dengan polos, menatap wajah ayahnya y
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
8910111213
DMCA.com Protection Status