Erlangga melangkah masuk ke ruang keluarga dengan senyum lebar terpancar di wajahnya. Di sudut ruangan, Venina baru saja selesai membereskan mainan Erna. "Hai, Sayang," sapa Erlangga, suaranya lembut dan penuh kasih."Hai," balas Venina sambil tersenyum, wajahnya berseri-seri melihat kedatangan kekasihnya.Erlangga mendekat, merasakan dorongan kuat untuk merasakan kehangatan tubuh kekasihnya. Dirangkulnya tubuh Venina dari belakang, dan dengan lembut dia mengecup leher wanita itu, menyentuhkan bibirnya pada kulit halusnya dengan mesra. Kehangatan bibirnya membuat Venina tersentak pelan."Lepas ah, Mas," kata Venina dengan suara pelan, setengah tertawa. Dia menggeliat, mencoba melepaskan diri dari dekapan kekasihnya. Namun, bukannya merenggang, Erlangga malah mendekapnya semakin erat, seolah tidak ingin melepaskan.
Baca selengkapnya