"Kamu kenapa, Nak?""Kepalaku tiba-tiba pusing, Bu.""Ayo kita duduk dulu."Dengan penuh hati-hati Syakila dituntun untuk kembali duduk di kursi. Sukoco dengan telaten memijit tengkuk dan kepala menantunya."Mungkin karena kamu belum sarapan, Sya.""Mungkin, Bu. Apalagi semalam sempat begadang." Syakila menikmati pijatan ibu mertuanya sembari memejamkan mata."Bersama Devan?""Hah." Syakila membuka mata. "Bukan, Bu. Aku -- Ada kerjaan makanya lembur," imbuhnya kikuk."Tidak apa-apa, kok. Ya sudah, nanti sarapan dulu lalu istirahat. Kalau masih pusing nanti Ibu antar ke dokter.""Tidak perlu, Bu. Habis sarapan pasti enakan. Ini juga sudah mendingan dipijit sama Ibu."Sukoco mengulas senyum. Diurutnya leher belakang Syakila agar badan kurus menantunya lebih terasa enteng."Sudah. Sekarang ayok Ibu temani sarapan," ajaknya setelah selesai memijit."Iya, Bu." Syakila berdiri lalu memeluk ibu dari suaminya sembari berucap, "Makasih ya, Bu. Syakila sangat beruntung punya mertua seperti Ibu
Last Updated : 2024-07-11 Read more