Dean menatap manik obsidian milik Aliya. Bibirnya menyungging senyuman tipis.“Bagaimana jika kau sekalian berlatih sesuatu?” Pria tampan bermanik hazel itu menawarkan.“Aku?” tunjuk Aliya pada wajahnya sendiri. “Berlatih apa?”“Ya. Misalnya, dasar-dasar pertahanan diri? Kau mau mencoba?” ujar Dean.Aliya terlihat ragu sejenak. Namun ia kemudian mengangguk.Mengingat pengalaman buruknya di Kazan tempo hari, ia memang harus mulai melakukan itu.“Baiklah,” kata Aliya sambil mengangguk.Dean memberi kode padanya untuk mengikutinya ke tengah ruangan, di atas matras lebar.Sampai di tengah, Aliya berdiri dengan gugup.Di depannya, Dean berdiri tegak, tatapan matanya lembut namun penuh fokus. “Kita mulai dengan teknik kuncian dasar,” ujar Dean, suaranya rendah dan tenang, membuat Aliya sedikit lebih rileks.Dean mendekat, tangannya perlahan menyentu
Baca selengkapnya