Dan barusan, dirinya dengan santai menyebut tentang Elang.Elang, yang Agni telah anggap sebagai abangnya sendiri, telah berubah. Di mata Agni, abangnya yang semula menjadi Penjaga terhebat untuk Moony-nya, menjadi Penjahat terkejam bagi Moony sekarang.“Hey… ayo jangan muram gitu mukanya. Aku gak suka,” Aliya menghibur Agni lagi. Tangannya menepuk-tepuk lutut Agni.“Iya, Moony…” jawab Agni lesu.Ia lalu beringsut ke lantai. Kedua tangannya terlipat di atas ranjang. Matanya menatap Aliya dengan penuh penyesalan.“Maafin gue….” pintanya memelas.Aliya tertawa kecil. “Agni, it’s not a big deal. Ok?”“Udah, bangun. Jangan di lantai,” kata Aliya lagi. “Dan sana mandi, siap-siap. Sebentar lagi kan mau sesi latihan kedua.”Agni perlahan berdiri. Ia mengangguk lemah. “Iya Moony. Gue siap-siap dulu kalo gitu ya..”“Good boy,” sahut Aliya sambil tersenyum. “Terima kasih udah angetin teh-nya, ya Agni…”Agni mengangguk. Lalu ia berjalan ke luar kamar itu, meninggalkan Aliya yang menghela napas la
Read more