Share

BAB 176

Author: Bintang
last update Last Updated: 2024-09-04 13:00:04

20.50 WIB

Ketika Aliya mengganti posisi rebahannya dengan posisi miring ke kiri, ia agak terkejut dengan Agni yang tiba-tiba membuka pintu kamar tanpa mengetuk.

Ia membawa guling dalam dekapannya sambil tersenyum lebar.

“Moony…. aku mau bobo di sini, yaa….”

“Hah… a-apa?”

Belum lagi Aliya selesai dengan keterkejutannya, sosok lain muncul dengan wajah nyengir juga.

“Saya juga, Liya….. Mau ikut tidur di sini….”

“Agung..?”

Tanpa menunggu Aliya mengijinkan, Agni melangkah masuk, sementara Agung keluar dari kamar sebentar dan masuk kembali sambil mengangkat ujung kasur palembang. Tak lama, muncul Iyad yang memegang ujung lainnya kasur yang digulung itu.

“Hai… Aliya… Aku juga ikutan tidur di sini ya…” kata Iyad riang. Ia dan Agung lalu membuka gulungan kasur itu di lantai di sisi kiri ranjang Aliya.

Aliya t

Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 177

    Saat mereka berlima asyik bersenda gurau, Guntur datang.Suasana dalam kamar itu kian marak, dari mulai membahas tokoh Avenger sampai resep masakan Guntur. Dari mulai pujian seputar Dean, sampai ledekan untuk Terry dan Agni.Aliya tak urung merasa sangat terhibur. Hatinya terasa begitu hangat di kelilingi ‘anak-anak’ itu. Mereka sungguh kompak menghiburnya dan memberinya dukungan secara tidak langsung agar dirinya bisa terlepas dari pengalaman traumatis di Kazan tempo hari.“Ehem!” Suara deheman terdengar tiba-tiba. Begitu mereka menengok ke arah pintu dan melihat sosok pemilik deheman tersebut, semuanya langsung terdiam.“Lumayan gaduh juga. Bukankah Aliya butuh istirahat?” tegurnya datar.Ya. Pemilik suara datar yang punya keajaiban mendiamkan kegaduhan tersebut, adalah Nawidi.Setelah kalimat itu keluar darinya, kontan kelima pemuda elemen itu ambil posisi berbaring dan menarik selimut mereka masing-mas

    Last Updated : 2024-09-04
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 178

    Jumat, 16 Desember 202210.10 WIB, Suntenjaya.Aliya melangkah perlahan menyusuri ruang tengah. Ruang ini terlihat sepi dan terlalu kosong. Selain karena Nawidi, Agni dan lainnya tengah keluar untuk sesi latihan pagi mereka, ruangan ini juga minim hiasan ataupun pajangan.Hanya beberapa perabot sederhana yang fungsional ada di sana. Seharusnya beberapa foto terpajang di atas bufet panjang ini, pikir Aliya dalam hati.Langkah Aliya berhenti ketika sampai di ruang makan, ia dapat melihat taman belakang yang dibatasi oleh pintu kaca lebar yang selalu terbuka.Ia terhenti sejenak memandang pantulan dirinya pada kaca lebar itu. Ia melihat dirinya yang menggunakan kemeja flanel milik Dean. Tubuh Aliya tampak agak tenggelam dalam flanel yang kebesaran baginya itu.Aliya sedikit tersipu, saat teringat tatapan Dean padanya semalam, saat mengantarnya ke kamar mandi. Dean memandang dirinya yang memakai kemeja ini.Aliya tahu, Dean memikirkan hal

    Last Updated : 2024-09-05
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 179

    Dean menatap manik obsidian milik Aliya. Bibirnya menyungging senyuman tipis.“Bagaimana jika kau sekalian berlatih sesuatu?” Pria tampan bermanik hazel itu menawarkan.“Aku?” tunjuk Aliya pada wajahnya sendiri. “Berlatih apa?”“Ya. Misalnya, dasar-dasar pertahanan diri? Kau mau mencoba?” ujar Dean.Aliya terlihat ragu sejenak. Namun ia kemudian mengangguk.Mengingat pengalaman buruknya di Kazan tempo hari, ia memang harus mulai melakukan itu.“Baiklah,” kata Aliya sambil mengangguk.Dean memberi kode padanya untuk mengikutinya ke tengah ruangan, di atas matras lebar.Sampai di tengah, Aliya berdiri dengan gugup.Di depannya, Dean berdiri tegak, tatapan matanya lembut namun penuh fokus. “Kita mulai dengan teknik kuncian dasar,” ujar Dean, suaranya rendah dan tenang, membuat Aliya sedikit lebih rileks.Dean mendekat, tangannya perlahan menyentu

    Last Updated : 2024-09-05
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 180

    Sementara itu di ruang dapur, bi Titin terkejut ketika melihat Aliya masuk.“Lah, eneng ngapain di sini? Udahan nonton pemandangan indahnya?” tanyanya usil.Aliya tertawa kecil. “Iya, udahan. Makanya ke sini…” Aliya melongok yang sedang dilakukan bi Titin. “Bikin apa, bi?”“Ini mau bikin sambal goreng terong. Sama nanti mau bikin sop. Kalau tahu, tempe sama ayam mah tinggal goreng aja, da udah ibi bumbuin,” jelasnya.“Sini, sama saya aja potong-potong terongnya,” sahut Aliya lalu menggeser tubuh bi Titin.“Aduh eneng mah istirahat aja atuuh…”“Gapapa bi. Biar latihan gerak juga. Lagian bosen di kamar terus dari kemarin. Agni dan yang lainnya juga lagi pada di luar,” kata Aliya.“Okee kalo gitu, ibi jadi punya temen ngegosip deeh,” sahut bi Titin sambil mengacungkan jarinya membentuk kode ‘OK’.Aliya terkekeh

    Last Updated : 2024-09-06
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 181

    Tubuh Dean hanya dililit oleh handuk dari pinggang ke bawah, yang artinya kini Dean bertelanjang dada.Rambutnya basah dan meneteskan titik-titik sisa air. Beberapa bahkan tampak bergulir pelan di dahi Dean.Wajah tampan dan segar Dean, dengan beberapa helai poni basah yang menjuntai menutupi dahinya. Aroma yang menguar dari paduan wangi maskulin khas sabun pria dan aroma Dean sendiri.Lalu dada bidang dan lebar, dengan setiap ototnya berada di tempat yang tepat tanpa lemak sedikitpun yang terlihat.Setiap lekuk begitu sempurna, terutama pada enam petak otot perut yang seksi, dengan garis V di bawah otot yang sebagian tertutup handuk, serta posisi berdiri Dean yang tampak gagah dan mengundang.Ini… pemandangan menakjubkan!Aliya menelan ludah.Apa-apaan ini? Aku seharusnya yang menghibur dia, not the other way around! (bukan sebaliknya) Kok malah serasa aku yang dihibur dengan pemandangan ini?? Aliya memekik panik dalam hati.Tapi Aliya merasa sungguh mubazir jika ia mengalihkan matany

    Last Updated : 2024-09-06
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 182

    Dan barusan, dirinya dengan santai menyebut tentang Elang.Elang, yang Agni telah anggap sebagai abangnya sendiri, telah berubah. Di mata Agni, abangnya yang semula menjadi Penjaga terhebat untuk Moony-nya, menjadi Penjahat terkejam bagi Moony sekarang.“Hey… ayo jangan muram gitu mukanya. Aku gak suka,” Aliya menghibur Agni lagi. Tangannya menepuk-tepuk lutut Agni.“Iya, Moony…” jawab Agni lesu.Ia lalu beringsut ke lantai. Kedua tangannya terlipat di atas ranjang. Matanya menatap Aliya dengan penuh penyesalan.“Maafin gue….” pintanya memelas.Aliya tertawa kecil. “Agni, it’s not a big deal. Ok?”“Udah, bangun. Jangan di lantai,” kata Aliya lagi. “Dan sana mandi, siap-siap. Sebentar lagi kan mau sesi latihan kedua.”Agni perlahan berdiri. Ia mengangguk lemah. “Iya Moony. Gue siap-siap dulu kalo gitu ya..”“Good boy,” sahut Aliya sambil tersenyum. “Terima kasih udah angetin teh-nya, ya Agni…”Agni mengangguk. Lalu ia berjalan ke luar kamar itu, meninggalkan Aliya yang menghela napas la

    Last Updated : 2024-09-07
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 183

    Agni menyambung lagi kalimatnya. “Moony berhak tau, apa-apa yang sedang terjadi. Karena ini menyangkut dia. Dan dialah Ratu-nya…”Dean tetap diam.Ia tidak berkata apapun atas apa yang tengah dikatakan Agni sejak tadi.“Om.” Agni menoleh pada Dean. “Ngomong kek. Diem aja dari tadi.”Bibir Dean tersungging senyum tipis. “Saya hanya tidak tahu mau mengatakan apa.”“Semuanya sudah terjadi. Einhard melakukan itu, karena itulah cara dia mencintai Aliya. Seperti hal nya saya. Saya melakukan apa yang saya lakukan pada Aliya, karena itulah cara saya mencintainya,” ujarnya pelan.“Lu membiarkan diri kagak tau apa-apa terhadap yang terjadi pada Moony di Rusia?” Agni mengernyitkan kening.“Saya tidak membiarkan. Bagaimanapun saya akan tahu, Agni. Saya memang harus tahu,” sanggah Dean.“Hanya saja, saya memberikan keleluasaan dan kenyamanan itu pada Aliya untuk memberitahukan sendiri pada saya. Apapun cara dia,” lanjutnya.“Wah. Kalo gua, pasti dah cari tau sendiri. And you know, it is easy for us

    Last Updated : 2024-09-07
  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 184

    Dean menarik napas panjang. Sungguh ia bersyukur bahwa dirinya sangat normal.Agni memiringkan kepala tanpa tahu apa yang tengah dilamunkan Dean sebelumnya.Ia pun bertanya. “Apa emang bener-bener harus nunggu tanda khusus dulu, lu baru bisa nikahin Moony secara raga? Selain nungguin bang Einhard lepasin Moony secara hukum.”Dean mengangguk lemah. “Ya, Agni.”“Pertama, saya harus menunggu bonding sempurna kami.”“Kedua, menunggu tanda berikutnya, saya baru bisa melakukan itu. Itulah pesan dari kakek Aliya.”“Bisa saja, saya mengabaikannya. Namun, itu akan kembali lagi pada Aliya sendiri. Akan ada dampak untuk kami, terutama untuk Aliya.”Agni mengatupkan bibirnya. “Sabar Om. Gua ngerti perasaan lu.”“Tapi kan lu masih bisa mesra-mesraan sama Moony di dunia sukma kalian,” Agni menghela napas.‘Ah, ya benar…’ Dean terdiam

    Last Updated : 2024-09-08

Latest chapter

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   Catatan Penulis

    Teaser untuk S3 RATU BUMI: KELAHIRAN SANG PEWARIS(Entah kapan akan dibuat S3-nya. Tapi Author ingin berikan ini sebagai ekstra saja untuk kalian. Thanks to you all!!)Seorang wanita tengah berada di depan laptop. Sebuah kacamata berbentuk persegi dengan bingkai berwarna biru bertengger di pangkal hidungnya.Terdengar suara tuts pada keyboard yang ditekan cukup keras dan cepat.“Selesai!!” seru wanita itu dengan bibir tersungging senyum yang begitu lebar.Matanya sekali lagi menatap lekat pada layar laptop miliknya. Seolah puas dengan apa yang ia baca, ia mengangguk dan tersenyum lagi.“Mantap memang. Si gue menggambarkan tokohnya begitu nyata. Cakep banget ini. Epik,” ujarnya sambil terus mengangguk-angguk kan kepala. Tiada henti ia memuji dirinya sendiri.“Mungkin karena aku pake namaku sendiri buat tokoh cewek, ini bener-bener terasa seperti kejadian nyata. Tapi kan itu emang tujuanku..”“Sepertinya aku bener-bener jenius… Beberapa potong mimpi ku, bisa kujadikan rangkaian cerita se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 269

    Suatu hari di bulan September 2023.Aliya menggeliat lalu mengerjapkan matanya beberapa kali. Ia merentangkan kedua tangannya dan menguap.Kepalanya menengok ke kiri. Sisi itu kosong.Ia lalu menengadah, melihat ke arah jam dinding dalam kamar itu. 7:15.Aliya kemudian turun dari ranjang-nya. Ia kenakan sandal rumah berbahan kain dengan bordiran inisial A pada bagian tutup kakinya.Dengan langkah malas ia keluar kamar. Kepalanya berputar mencari.Hari itu, setelah ia tadi shalat subuh, ia tertidur kembali, karena semalam ia begadang menyelesaikan pekerjaannya hingga jam 2 dini hari.Kaki Aliya terus melangkah. Kini hidungnya mencium harum masakan berasal dari dapur. Ia pun mengarahkan kakinya ke arah sumber aroma tersebut.Ia terhenti di ambang pintu dapur. Bibirnya tersenyum. Matanya menatap ke depan dengan sorot penuh kasih.Tubuh jangkung dengan masih menggunakan set piyama tidur bermotif salur itu, masih asyik melakukan sesuatu di depan kompor.“Sudah bangun, rupanya…” kata pemilik

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 268

    Dean menyetir mobil Jeep Cherokee Trackhawk yang terbuka dengan santai, menikmati embusan angin yang hangat di wajahnya sementara Aliya di sampingnya tampak takjub memandangi pemandangan di sekeliling mereka.Sekitar lima belas menit lalu, Aliya dan Dean tiba di Amboseli Airtrip di dalam Taman Nasional Amboseli.Taman Nasional Amboseli ini terletak di selatan Kenya, tepatnya di Kabupaten Kajiado, dekat perbatasan Kenya dengan Tanzania.Taman ini berada sekitar 240 kilometer sebelah tenggara Nairobi, ibu kota Kenya, dan terletak di bawah bayang-bayang Gunung Kilimanjaro yang megah di Tanzania, yang memberikan latar belakang yang ikonik dan terkenal di taman ini.Amboseli terkenal dengan populasi gajah besarnya, serta pemandangan sabana yang menakjubkan.Dean sengaja membawa Aliya ke tempat favorit-nya ini, untuk memberikan pengalaman baru bagi Aliya.Dengan helikopter, mereka terbang sekitar 40 menit dari helipad di atas gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi menuju Kajiado. Se

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 267

    Aliya paham, yang dimaksud orang Elemen Air itu adalah Elang. Namun yang tidak ia paham, mengapa ia menangkap gestur kemarahan dari sosok Syauqi? Apakah Syauqi dan Elang pernah bertemu sebelumnya?Ini belum waktunya Aliya bertanya lebih jauh tentang itu. Jadi ia kemudian hanya mengalihkan pertanyaan pada hal lain.“Bukankah yang kudengar, bahwa Realm adalah keluarga yang memang bermukim di Tanah Air. Tapi--” Ucapan Aliya terhenti.Syauqi tertawa kecil. “Anda bingung karena saya berwajah campuran di luar Indonesia?”“Ya, jujur aku bingung.” Mau tak mau Aliya pun tertawa kecil.“Nenek saya sedikit memberontak, Madam.”“Eh?”Syauqi terkekeh. “Nenek saya kabur dari Indonesia dan menikah dengan orang Jepang. Lalu ibu saya lahir dan kemudian menikah dengan orang Amerika. Lalu lahirlah saya.”Pria berwajah elok itu menjeda diri sesaat. “Saat saya berumur lima tahun, ibu saya membawa saya kembali ke kakek buyut. Tetua Realm Api dan mengembalikan saya. Kata ibu saya, itu wasiat nenek saya sebel

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 266

    Aliya bersandar di sofa lounge hotel yang nyaman, menatap tenang pada makanan di depannya.Ia mencoba hidangan khas Nairobi: Nyama Choma, potongan daging panggang yang gurih dan kaya rempah, ditemani dengan kachumbari—salad segar dari tomat, bawang, dan cabai.Rasa pedas dan segar dari kachumbari melengkapi cita rasa daging yang hangat, membuat Aliya semakin larut dalam suasana santai sambil menunggu Dean yang tengah dalam rapat mendadak di ballroom hotel.Saat kunyahan terakhir, Aliya teringat percakapannya tadi dengan Matteo, yang penuh dengan dukungan.Matteo, sahabat Dean itu, mengungkapkan ketulusan hati ketika mengetahui Aliya bersama Dean."Aku sangat bahagia, Nyonya.”“Please, panggil Aliya saja, Matteo.”Matteo tersenyum sumringah. “Baiklah.. Ya.. aku benar-benar merasa bahagia.”“Aku bisa lihat itu. Sejak pertama kita bertemu, wajahmu berseri-seri terus,” Aliya tersenyum lebar.“Ini bukan tentang diriku, Nyonya. Melihatmu akhirnya bersama Dean... itu sungguh yang selama ini

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 265

    Tak berapa lama limousine yang ditumpangi Dean dan Aliya tiba di satu hotel yang tampak megah.Beberapa greeter dan bellboy tampak menyambut ramah dan penuh hormat saat Aliya dan Dean yang dipimpin Matteo, memasuki area hotel.Dean terlihat sedikit menaikkan alis—tampak berpikir sesuatu, namun tetap dengan santai mengikuti langkah Matteo yang terlihat bersemangat berbicara dengan Aliya.Aliya melangkah masuk ke dalam suite mewah di Helshington Nairobi, tak dapat menahan gumaman kagum yang meluncur pelan.Matanya menyusuri setiap sudut ruangan—sebuah suite yang luas dengan desain butik berkelas, bercampur sentuhan klasik yang elegan.Dindingnya dihiasi karya seni khas Afrika, menambah sentuhan eksotis pada ruangan yang megah namun tetap hangat.Lampu-lampu gantung dari kristal menghiasi langit-langit tinggi, sementara lantai kayu yang mengilap mencerminkan pantulan cahaya lembut dari lampu yang dipasang dengan artistik.Di satu sisi, ada balkon pribadi yang menghadap ke pemandangan perb

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 264

    Gedung kantor cabang Starlight Corp di Nairobi terlihat lebih sibuk dari biasanya.Para karyawan berjalan cepat, membawa berkas-berkas dan peralatan, memastikan setiap detail tertata sempurna untuk menyambut kedatangan CEO mereka, yang nyaris tidak pernah terlihat.Lobi utama yang biasanya hanya dihiasi dengan dekorasi sederhana kini terlihat sedikit berbeda. Tanaman hijau segar diletakkan di beberapa sudut, meja resepsionis dibersihkan hingga berkilau, dan tim keamanan memeriksa ulang setiap titik untuk memastikan semuanya sesuai standar.Di tengah kesibukan tersebut, Direktur cabang melangkah mendekati Matteo, manajer yang selalu tenang di tengah hiruk-pikuk persiapan ini.Dengan ragu, Direktur bertanya, "Mr. Odhiambo, apa benar tidak masalah jika kita melakukan persiapan seperti ini?"Sang Direktur masih teringat akan sikap sang CEO yang cenderung rendah hati dan tidak suka dengan seremoni berlebihan.Pernah sekali waktu saat ia pertama kali menjabat sebagai direktur cabang, ketika

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 263

    Aliya duduk sendirian di dalam kabin jet pribadi Gulf Stream yang melaju anggun di atas awan menuju Kenya.Interior jet ini tampak begitu mewah dan nyaman, didesain dengan kursi kulit lembut berwarna krem yang berpadu dengan elemen kayu mahoni gelap.Cahaya matahari senja yang masuk dari jendela memberikan kilau hangat ke dalam kabin, menciptakan suasana tenang yang menyelimuti perjalanan mereka.Aliya menatap keluar jendela, melihat hamparan langit oranye keemasan yang seakan tak berujung, membiarkan pikirannya melayang.Bayangan pertama kali ia melihat pesawat ini, dengan logo Starlight Corp di badan jet, memenuhi benaknya.Kata-kata Agung kembali terngiang di kepalanya, bagaimana Dean memilih nama Starlight, terinspirasi dari panggilan kesayangan yang ia berikan padanya setelah pertama kali melihat Aliya dalam mimpi.Ketika ia iseng berselancar di dunia maya, ia mendapati bahwa Starlight Corp adalah korporasi besar yang dikagumi dunia. Selain Starlight Corp dikenal dengan kebijakan

  • Ratu Bumi : Kebangkitan Sang Raja   BAB 262

    Dean tersedak lalu terbatuk.“Prrrfffffftttttt.” Agni sukses menyemburkan nasi yang baru saja ia suapkan ke dalam mulutnya.Bi Titin menahan tawa. Ia mengacungkan jempol pada Aliya, lalu melenggang santai kembali ke dapur.Hening.Aliya melotot ke arah Agni.“Jorok, ih!” Aliya menepukkan tangannya ke beberapa nasi semburan Agni yang mampir dan bertengger di bajunya.“So-sorry Moony!” Agni bergegas bangun dan meraih beberapa lembar tissue dan menghampiri Aliya. Tangannya mengelap tangan Aliya.Saat tangan Agni akan berpindah ke bagian baju di bawah dagu Aliya, tangan Dean telah memegang tangan Agni.“Biar saya saja,” kata Dean singkat.Agni memanyunkan mulutnya. “Lu sih, Om…” Lalu kembali ke tempat duduknya dan membersihkan sisa-sisa nasi yang berhamburan di meja sambil nyengir.Dengan menggaruk kepalanya yang tak gatal, Agni mengambil piring makannya dan memutuskan segera menyingkir dari ruang makan, untuk memberi keleluasaan bagi pasangan itu.“Gue pindah ah. Ini obrolannya udah dua

DMCA.com Protection Status