Aya duduk bersandar sambil memijat-mijat keningnya. Gadis itu merasa bodoh dengan apa yang ia ucapkan saat di mobil tadi. Bisa-bisanya ia terbawa emosi lantas mengiyakan ucapan Eric. Sekarang Aya jadi bingung sendiri harus bersikap bagaimana."Cara jelasin ke Mama gimana?" gumam Aya pasrah."Jelasin apa memangnya, Ay?" Reflek Mama bertanya kala ia membuka pintu kamar Aya dan mendengar jelas ucapan anak gadisnya itu. Mama sengaja datang ke kamar Aya karena sudah pagi begini Aya tidak terlihat keluar dari dalam kamar."Nggak, Ma," ucap Aya tersenyum kecil sambil cepat memikirkan alasan, "ini perut Aya sakit, jadi hari ini izin gak masuk kantor," lanjut Aya memegangi perutnya."Oh ya sudah. Kalau gitu Mama jalan dulu ya. Di dapur Mama sudah masak, jangan lupa kamu makan ya," pesan Mama tersenyum sembari mendekat.Mengantarkan Mama hingga pintu depan, Aya lantas mengunci pintu rumah. Ia bersyukur karena Mama percaya dengan alasannya tadi. Setelah mandi, gadis itu menuju dapur dan sarapan.
Baca selengkapnya