Share

Menemui Aya

Author: Lystania
last update Last Updated: 2024-10-29 19:42:56

"Kamu mau kemana?" tanya Ajeng melihat Eric rapi berpakaian padahal ini sudah jam delapan lewat. Sementara Farah sudah masuk kamar sejak selesai makan malam tadi bersama dengan Tari.

"Ada yang mau Eric cari, Ma," sahut Eric kembali melangkah.

"Cari apa? Aya?" tanya Ajeng membuat langkah kaki Eric kembali berhenti sesaat. Ia tidak menjawab pertanyaan Ajeng tadi dan hanya mengucapkan salam sembari menutup pintu depan.

Ajeng menghela nafas melihat kelakuan anak pertamanya itu. Semenjak Fania meninggal, Eric benar-benar berubah. Ia tenggelam dalam pekerjaannya dan kurang memberikan kasih sayang pada Farah. Hingga kejadian Farah dan Aya bertemu di mall waktu itu merubah segalanya. Namun, ia yakin kalau Eric sudah lebih dulu bertemu dengan Aya. Wanita paruh baya itu kemudian masuk ke dalam kamarnya, membiarkan Eric yang tidak tahu akan pulang jam berapa.

Di tempat lain, tepatnya di rumah Aya, gadis itu menghampiri Mama ke kamarnya untuk minta izin pergi ke depan komplek untuk beli martabak.
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP
Comments (2)
goodnovel comment avatar
carsun18106
sampe abis satu kotak, aya aja blm makan XD
goodnovel comment avatar
carsun18106
kocak banget pak eric dijejelin martabak wakakaka
VIEW ALL COMMENTS

Related chapters

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Bertamu Ke Rumah

    Mama sempat bingung melihat Aya yang tampak tidak bersemangat pergi ke kantor hari ini. Meski sudah siap, anak gadisnya itu terlihat pucat tanpa riasan di wajahnya.“Kamu masih sakit, Ay? Kenapa? Perut kamu? Cek ke dokter ayo,” ajak Mama menyodorkan sepiring nasi lengkap dengan lauknya.“Gak sakit, Ma,” sahut Aya singkat sembari menyuapkan makanan yang ada di depannya.Mama yang duduk di depan Aya memperhatikan gerak gerik anak gadisnya itu. Aya terlihat murung dan tidak antusias makan meski makanan yang ada di depan enak. Mama jadi khawatir dan parno sendiri, tapi ia berusaha menepis pikiran negatifnya.“Kamu izin lagi aja, Ay. Nanti kamu malah ada apa-apa lagi di kantor. Kalau perlu Mama yang antar surat sakit kamu ke kantor.”Mendengar hal itu, Aya langsung terlihat semangat menghabiskan sarapan paginya. Ia juga cepat merias wajah dan memoles lipstik di bibirnya."Hari ini Mama di ajak sama beberapa guru di sekolah buat jalan ke mall," ucap Mama memberitahu yang membuat Aya reflek

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Masih Bertamu Ke Rumah

    Mama masih memandangi Eric dan Aya bergantian. Hampir sepuluh menit dan itu membuat mereka berdua benar-benar was-was, khususnya Aya. Gadis itu takut menunggu reaksi yang akan Mama tunjukkan.“Jadi ini apa? Tolong dijelaskan?” tanya Mama akhirnya buka suara.“Ma—“Eric langsung meraih tangan Aya membuat gadis itu tercekat tidak meneruskan ucapannya. Dengan begitu tenang Eric mengutarakan kedatangannya, tapi ia tidak lupa meminta maaf terlebih dahulu atas ketidaktahuannya bahwa oma kantin itu adalah Mama.“Saya benar-benar minta maaf, Tante,” ucap Eric terdengar begitu tulus.“Tapi selama ini, Aya gak pernah bilang kalau dia punya pacar yang mau serius, dan itu kamu.” Ekspresi wajah Mama berubah serius.“Gini, Ma. Aya ... .” Aya tidak meneruskan ucapannya. Jujur saja ia bingung harus mulai bercerita dari mana.“Maaf kalau ini terkesan mendadak, Tante. Tapi saya sama Aya sudah kenal cukup lama karena kita satu kantor.”Kening Mama berkerut dengan mata yang menatap tajam ke arah Aya. Te

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Mencari Informasi

    Seperti dugaannya, Mama masih ada di ruang tamu duduk dan menatap ke arahnya. Mama kemudian meminta Aya untuk duduk di sampingnya dan menjelaskan apa sebenarnya yang sedang terjadi. Kenapa bisa orang tua murid di tempat Mama membuka kantin, tiba-tiba datang dan ingin serius dengan Aya. Sementara Aya tidak pernah terlihat pacaran dan mengaku tidak kenal dengan Eric."Aya bingung, Ma.""Bingung apa? Kamu beneran gak hamil kan?""Ya ampun, Mama. Aya gak hamil. Gak percaya banget sama Aya. Mama kalau gak ngerestuin Aya, gak apa-apa. Aya gak masalah," ucap Aya dengan nada sewot di awal tapi berubah santai di akhir kalimatnya."Loh gimana sih kamu ini?" Mama jadi heran dengan sikap yang Aya tunjukkan."Memangnya Mama mau Aya sama dia? Duda satu anak?"Mama terdiam mendengar ucapan Aya barusan. Sebagai seorang ibu sebenarnya ingin Aya mendapat jodoh yang terbaik dan tentunya bukan seorang duda. Tapi kalau dilihat-lihat Eric juga bukan duda sembarangan. Dia mapan dan bukan duda yang bercerai

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Persetujuan Mama

    “Ay, jangan lupa minta tanda tangan Pak Eric ya. Aku jalan dulu mau ketemu vendor di luar,” pamit Wisnu meninggalkan ruangan tanpa sempat mendengar respon dari Aya.Gadis itu menghela nafas sembari meraih berkas yang ada di meja Wisnu. Ia kemudian keluar ruangan dan menuju ruangan Via berharap Via mau memintakan tanda tangan bos. Namun sayangnya Via tidak ada di mejanya saat Aya tiba. Mau tak mau ia masuk sendiri ke ruangan Eric.“Permisi, Pak,” ucap Aya setelah mengetuk pintu. Ia sangat senang saat melihat Via ada di dalam ruangan Eric. Itu artinya Eric tidak bisa macam-macam.“Via, ini tinggal aja,” perintah Eric.Mendengar itu cepat-cepat Aya meletakkan berkas di atas meja Eric lantas menggandeng tangan Via yang sudah berbalik siap untuk melangkah keluar.“Aya kamu tunggu di sini.”Spontan Via langsung melepaskan tangan Aya sembari mengedipkan mata ke arahnya. Dengan cepat ia keluar meninggalkan Eric dan Aya di ruangan.“Aku tanda tangan di mana?” tanya Eric membuat Aya mau tak ma

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Lampu Hijau

    Setelah hampir dua minggu, siang ini Ajeng dan Tari akan balik ke Jakarta. Setelah menjemput Farah di sekolah mereka menyempatkan untuk makan siang dulu sebelum menuju bandara. Tentunya Aya juga ikut mengantar atas permintaan Farah. Ajeng dan Tari yang duduknya bersebelahan saling melirik saat Eric meletakkan potongan ikan yang durinya sudah ia bersihkan."Pak Eric gak usah repot-repot," kata Aya merasa kikuk dengan perlakuan Eric di depan Ajeng dan Tari."Biar kamu tinggal makan," sahut Eric cuek tidak menghiraukan Ajeng yang berdehem.Tidak berani mengangkat wajahnya Aya cepat menghabiskan makanannya. Begitu selesai makan, ia membawa Farah yang minta ditemani untuk cuci tangan."Perhatian banget kamu sama Aya?" celetuk Ajeng."Biasa aja.""Biasa aja gimana? Mama lihatnya beda," lanjut Ajeng."Tari juga lihatnya beda. Udah lah, Mas, daripada kelamaan Mas Eric langsung nikahin aja Mbak Aya," kata Tari ikut mengompori."Tuh liat Mbak Aya lagi ngomong sama cowok," lanjut Tari membuat Er

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Ketemu Teman Kantor

    “Tapi Pak Eric juga harus ingat, saya melakukan ini semua karena Farah,” kata Aya membuat senyum di wajah Eric sedikit memudar.“Ya. Tidak masalah,” sahut Eric enteng.Ucapan Aya barusan jujur saja cukup mengganggunya tapi ia berusaha untuk tidak memikirkan. Ia yakin nantinya Aya juga akan memiliki perasaan yang sama dengannya.Mobil yang Eric kemudikan kemudian menepi di sebuah tempat makan pinggir jalan. Pria itu kemudian mengajak Aya untuk turun. Memesan dua porsi ayam bakar, mereka lantas duduk lesehan sambil menunggu makanan mereka datang."Farah gak apa-apa Pak Eric tinggal?" tanya Farah yang ingat kalau Bu Sri bekerja hanya sampai sore."Ada Bu Sri yang jagain," sahut Eric, "kalau di luar kantor bisa gak sih kamu jangan panggil aku pak," lanjut Eric."Kan Pak Eric memang Bapak, lalu saya harus panggil apa?"Belum sempat menjawab, terdengar suara orang memanggil nama Aya membuat mereka berdua reflek menoleh."Pak Eric," sapa orang yang memanggil Aya tadi agak sungkan. Mereka ada

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Ketiduran

    Mendapatkan kabar kalau adiknya masuk rumah sakit lagi, tengah malam Mama membangunkan Aya untuk mencarikan tiket pesawat besok pagi. Dengan mata yang menahan kantuk gadis itu meraih ponselnya dan mencarikan tiket untuk Mama.“Ada nih, Ma. Pesawat jam lima pagi ya,” kata Aya menunjukkannya pada Mama.“Itu aja, Ay. Kamu gak apa-apa kan Mama tinggal lagi?”“Gak apa-apa, Ma,” sahut Aya tersenyum kemudian mengirimkannya kode booking pesawat pada Mama.Membantu Mama merapikan baju-baju yang akan dibawanya, Aya memilih untuk tidur di kamar Mama. Tentunya dengan memasang alarm diponselnya.Berbalut sweater oversize Aya mengantarkan Mama ke bandara tepat pukul empat pagi. Bandara masih tampak sunyi mereka tiba di sana.“Hati-hati ya, Ma. Kabar-kabarin kalau ada apa-apa,” kata Aya memeluk Mama setelah selesai check in.“Kamu juga hati-hati, Ay. Mama masuk dulu.” Mama melepaskan pelukan Aya dan berjalan masuk. Aya bisa memaklumi Mama yang begitu khawatir dengan keadaan adik satu-satunya itu.Se

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Cincin Pengikat

    Eric langsung keluar dari mobilnya saat Aya sudah berada di depan mobilnya. Pria itu terlihat masih lengkap mengenakan baju kerjanya. Sepertinya ia belum pulang ke rumah.“Mama gak ada di rumahnya ya? Dari tadi gak ada yang buka pintu waktu aku ketuk,” kata Eric mengiringi langkah Aya berjalan masuk.“Mama lagi ke rumah saudara. Pak Eric ngapain lagi ke sini? Farah gimana di rumah?" Aya memutar gagang pintu."Oh. Kamu tadi sama siapa? Wisnu?""Iya, Pak." Aya berdiri di depan pintu yang telah terbuka tapi tidak mempersilahkan Eric untuk masuk."Aku pikir Mama ada di rumah, makanya aku langsung ke sini. Maaf ya kamu jadi pulang sama Wisnu tadi," kata Eric terlihat sedikit gugup."Gak apa-apa, Pak.""Aku boleh masuk?" tanya Eric.Aya menatap Eric beberapa detik lantas mundur beberapa langkah seraya mempersilahkan pria itu masuk."Pak Eric mau minum apa?" tanya Aya memecah keheningan di antara mereka berdua. Entah kenapa Aya jadi merasa canggung berada berdua seperti ini."Kopi aja," sahu

Latest chapter

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Terima Kasih Sayang

    Perlahan membuka matanya, Eric merasa kram di salah satu bahunya karena Aya tidur sangat dekatnya tepat di atas dadanya. Wajah Aya begitu tenang hingga Eric tidak tega untuk membangunnya. Dengan sangat hati-hati Eric menggeser Aya lantas menyelimuti istrinya itu. Bergegas ia mengenakan pakaian yang keluar dari kamar untuk mengecek Farah. Beruntung Bu Sri sudah datang dan membantu Farah bersiap-siap."Mama mana, Pa?" tanya Farah kala melihat Eric masuk ke dapur."Masih tidur. Papa antar sekarang?""Mama sakit, Pa? Farah mau lihat," kata Farah bersiap turun dari kursi."Gak usah, Sayang. Kasian nanti Mama kebangun, biar Mama istirahat dulu ya," ucap Eric cepat mencegah Farah yang ingin menghampiri Aya. Pasalnya Aya tidur hanya berbalutkan selimut.Setelah menghabiskan makanannya, Eric mengantar Farah untuk sekolah. Ia sempat bertemu dengan Mama di sekolah yang membawakan makanan untuk Eric dan juga Aya. Eric sempat berbincang sebentar dengan Mama sebelum memutuskan untuk pulang.Setiban

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Akhirnya Terjadi

    Sampai tamu bulanan Aya selesai, baik Eric maupun Aya lupa pergi ke dokter karena kesibukan di kantor. Beberapa janji dengan klien yang sudah deal harus batal karena terjadi masalah yang tidak pernah diduga sebelumnya."Pokoknya kalian harus tuntut, saya gak mau tahu. Mereka harus ganti rugi!" seru Eric penuh amarah kepada divisi legal di ruang rapat. Via yang berada di ruang rapat sampai takut melihat emosi Eric. Baru kali ini ia melihat Eric seperti itu.Selesai meluapkan emosinya, Eric keluar dari ruangan dengan membanting pintu. Via sampai mematung dibuatnya. Ia kemudian menghampiri staff legal yang masih ada di ruangan dan mendengarkan mereka berdiskusi."Astaga, kok bisa sampai kena tipu?" gumam Via dalam hati mendengar obrolan mereka. Begitu mereka meninggalkan ruang rapat, Via langsung keluar hendak menemui Aya tapi tidak jadi karena Aya tahu-tahu sudah ada di dekat ruang rapat. Ia langsung menarik tangan Via dan menanyakan kebenaran berita yang ia dengar."Iya, Vi," ucap Aya

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Sakit Itu

    "Kamu kenapa?" tanya Eric khawatir."Perut aku sakit, Mas," ucap Aya meremas perutnya.Eric meraih baju kimono kemudian memberikannya pada Aya. Tanpa komando Eric menggendong Aya yang tadi mengatakan ingin ke kamar mandi."Kamu di luar aja, Mas," ucap Aya kala Eric malah ikut masuk ke dalam kamar mandi. Dengan berat hati Eric keluar dari tempat itu tapi tidak menutup pintu itu dengan rapat. Beberapa menit kemudian, Aya muncul dari balik pintu dan minta diambilkan tasnya."Mau ngambil apa? Biar aku ambilkan," kata Eric ngotot hendak mengambilkan apa yang hendak Aya minta."Aku datang bulan, Mas," ucap Aya lirih dengan wajah menahan sakit.Cepat Eric mencari apa yang Aya minta. Ia juga sampai memasangkan benda itu pada tempatnya. Jelas saja itu membuat Aya malu."Ay, kamu kenapa lama? Aku masuk ya," ucap Eric mendorong sedikit pintu kamar mandi. Tidak ada jawaban, tapi beberapa detik kemudian Aya keluar dengan wajah menunduk. Eric lantas duduk di samping Aya yang sudah membaringkan diri

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Makan Malam Bersama

    Mereka baru saja mendarat di Jakarta dan langsung bergegas menuju rumah Eric. Rasa lelah setelah pesta kemarin masih sangat terasa. Menempati kamar tidur Eric, Aya segera merebahkan diri setelah selesai berganti pakaian.“Katanya tadi lapar?” tanya Eric baru saja masuk kamar setelah menidurkan Farah di kamarnya.“Kayaknya tidur aja deh, Mas. Ngantuk banget,” sahut Aja menguap lebar dan masuk ke dalam selimut.Pria itu kemudian bergegas mengganti pakaiannya dan ikut membaringkan diri di samping Aya. Sambil memandangi Aya yang sepertinya sudah terlelap tidur, senyum mengambang dari bibir pria itu. Salah satu tangan Eric mengelus perutnya yang lapar. Bayangannya tadi ia masih makan bersama dengan Aya, tapi istrinya itu malah tidur duluan. Ia kemudian memutuskan untuk mengambil beberapa bungkus roti dari luar dan membawanya masuk ke dalam kamar.Meski sudah sangat pelan membuka bungkus roti itu, ternyata Aya masih bisa mendengar dan akhirnya terbangun.“Kamu gak tidur, Mas?” tanya Aya men

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Menikah Denganmu

    Setelah menunggu beberapa bulan sesuai dengan permintaan Mama, hari ini akhirnya tiba. Pernikahan Aya dan Eric akan dilangsungkan di salah satu ballroom hotel berbintang yang ada. Aya begitu beruntung karena tak perlu repot mengurus segala persiapan pernikahannya. Semua sudah diatur oleh Eric. Tamu yang datang didominasi oleh orang-orang kantor serta keluarga dan teman-teman Aya juga Mama. Penuh senyum Aya dan Eric menerima setiap tamu yang datang dan memberikan selamat."Selamat ya, Ay," ucap Via sembari memeluk Aya yang ini resmi menjadi istri bosnya itu."Jangan lupa cerita nanti gimana ya malam pertamanya," bisik Via membuat Aya melotot.Dari atas pelaminan, Aya dapat melihat kalau beberapa sepupu serta keluarga dari mendiang papanya datang dan turut mengantri hendak naik ke atas. Aya benar-benar berterima kasih karena mereka tidak berbuat yang aneh-aneh di acaranya hari ini. Meski tak ada senyum saat mereka memberikan selamat.Hingga pesta yang di mulai pukul empat sore akhirnya

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Berubah Panggilan

    Setelah terus ditanya oleh Eric, Aya akhirnya mau menceritakan sedikit mengenai keluarga papanya. Mendengar apa yang Aya ceritakan, Eric malah minta untuk dipertemukan agar ia bisa meminta izin. Jelas saja Aya menolak. Ia sudah kenyang mendengar cacian demi cacian."Tapi tetap aja kita harus minta izin, Sayang," ucap Eric mencoba membujuk."Gak penting, Pak. Minta izin atau enggak ya sama aja. Kalau kita ke sana itu namanya cari penyakit. Saya gak mau, Pak," tolak Aya tegas menatap Eric tajam.Tak ingin membuat gadis itu tambah bete, Eric kemudian melemah dan mengajaknya untuk pergi makan siang keluar.Hubungan Aya dan Eric sudah diketahui oleh semua orang kantor, jadi Eric tidak segan untuk menunjukkan perhatiannya pada Aya di depan umum. Namun hal itu terbading terbalik dengan Aya. Gadis itu masih segan bahkan enggan menunjukkan bahwa ia memiliki hubungan dengan Eric. Beberapa kali ia mendengar omongan yang tidak enak dari beberapa karyawan kantor."Kata Mama, Farah ikut pulang ke r

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Lamaran

    Sama seperti Eric, Aya juga langsung menginterogasi Mama begitu tiba di rumah. Pertanyaan-pertanyaan yang bersarang di otaknya spontan keluar dari mulutnya. Bertubi-tubi hingga Mama tidak bisa menjawabnya."Satu-satu dong tanyanya, Ay? Kamu pikir Mama robot? Robot juga belum tentu bisa langsung jawab banyak pertanyaan," seloroh Mama melenggang menuju dapur membawa satu kardus cukup besar yang sepertinya makanan."Ya habisnya Aya heran aja, kok bisa Mama bisa akrab gitu sama Ibunya Pak Eric," ucap Aya mengekor Mama ke dapur."Namanya juga satu pesawat terus duduk sebelah-sebelah, ya kita pasti ngobrol lah," sahut Mama."Terus Mama ngomongin apa?""Urusan orang tua, Ay. Kamu banyak tanya deh," kata Mama memicingkan mata menatap anak gadisnya itu."Aya kan mau tahu, masa gak boleh?""Ini masih jam kerja, kamu gak balik kantor?"Mendengar jawaban Mama yang seperti itu, Aya memanyunkan bibirnya. Ia kemudian pamit balik ke kantor karena memang belum jam pulang kantor.Mobil Eric sudah terpa

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Jemput Di Bandara

    Begitu jam di dinding menunjukkan pukul sepuluh lewat lima belas menit, Aya menghampiri Wisnu dan pamit hendak ke bandara mau menjemput Mama. Tapi sebelum itu ia minta tolong untuk tidak memberitahukan tujuannya pada Eric kalau pria itu bertanya. Ia cepat menuruni tangga dan masuk ke mobil. Namun perjalanannya menuju bandara harus terhambat karena di depannya ada kecelakaan truk terbalik. Mau tidak mau ia harus menunggu hingga truk itu bisa dievakuasi, karena posisinya yang tidak memungkinkan untuk putar balik."Ma, tunggu ya. Ini lagi ada macet," kata Aya menghubungi Mama."Iya, gak apa-apa," sahut Mama yang ternyata sedang menunggu di salah satu tempat makan bersama seorang wanita yang sempat duduk bersebelahan di dalam pesawat.Mama kemudian meletakkan ponselnya di atas meja dan kembali berbincang."Ada macet, jadi disuruh tunggu," ucap Mama memberitahu wanita yang tidak lain adalah Ajeng.Omanya Farah itu sengaja tidak memberitahukan kedatangannya pada Eric. Saat bertemu di pesawa

  • MENIKAH DENGAN BOS DUDA   Mie Kuah

    Tak berselang lama, Aya tiba di rumah Eric dengan membawakan pesanana makanan gadis kecil itu. Ada sup buah hingga ayam goreng."Papanya Farahnya mana?" tanya Aya masuk dan meletakkan bungkusan itu di meja tamu."Papa di kamar, Tante. Kayaknya baru selesai mandi," ucap Farah dengan wajah yang tidak sabar ingin makan makanan yang Aya bawa.Aya sedikit heran mendengar jawaban Farah tadi, karena kalau ia sakit ia pasti jarang mandi. Gaditu kemudian ke dapur dan membawa beberapa piring mangkuk serta sendok garpu ke ruang tamu depan. Langkahnya sempat terhenti saat melihat Eric sudah duduk di samping Farah dengan wajah yang terlihat sudah segar."Tapi badannya masih demam," gumam Aya dalam hati saat tak sengaja menyentuh tangan Eric saat memindahkan bungkusan sup buah ke mangkuk."Gak usah pakai es yang, Farah," kata Aya menyodorkan semangkuk penuh sup buah berwarna pink. Dengan wajah tersenyum dan menganggukan kepala, gadis kecil itu menerima mangkuk dari Aya lantas menyantapnya."Aku mau

DMCA.com Protection Status