"Bagaimana rasanya menjadi orang kaya yah?" Itulah yang selalu Andi tanyakan dalam benaknya. Andi tidak pernah menyangka hidupnya akan berubah dalam waktu yang sangat singkat. secara mendadak posisinya berubah, dari seorang Office Boy menjadi CEO perusahaan dan bahkan ia menjadi seorang milioner. Bagaimana bisa? Dirinya bahkan bukanlah anak seorang bangsawan atau memiliki garis turunan dari seorang yang berada seperti disebuah novel atau film. Lalu bagaimana Andi menjalani hidupnya, setelah perubahan besar terjadi dihidupnya dan dari mana ia mendapatkan kekayaan itu? ([Cover]: pict by pixabay edited pixellab by Kurni Naziha)
Lihat lebih banyakBab 6Dedaunan hijau dipenuhi embun yang membentuk bulir-bulir kristal terlihat oleh Andi. cuaca dingin yang dihirup terasa sangat segar. Membuat Andi semangat menunggu Jordan yang akan menjemputnya. Ia berdiri dengan semangatnya memperagakan gerakan olah raga untuk membuatnya semakin bersemangat.Ia tidak tahu, aset seperti apa yang akan diperlihatkan Jordan padanya, yang ia tahu, ia sangat gugup saat ini. Bahkan dia tidak bisa tertidur nyenyak semalaman."Hey Bro, kok lohh. Pagi-pagi gini udah rapi aja, mau kemana? Bukannya.... kerja mulainya jam sembilan? dan orang yang loh jagain itu udah nggak ada lagi kan, trus loh mau kemana?" tanya Tino dengan merangkul pundak Andi. Tino telah siap dengan sepatu kets nya, ia akan keluar untuk berolah raga pagi. niatnya sih bukan untuk kesehatan, melainkan untuk melihat dan menggoda para para wanita yang ditemuinya."Ini.... gue mau ke..," ucap Andi nampak gelagapan."Ke... keluar, ada urusan bentar, n
Bab 5Tanah merah yang masih basah terlihat menggunung dihadapan Andi, bunga pemakaman telah ditabur diatas gundukan tanah itu dan dengan nisan yang berdiri. tertulis nama lelaki yang sempat hadir dihidupnya walau sesaat namun memberikan kehidupan baru untuknya yaitu 'Thomas Brams. Kehidupan yang selama ini ia angankan.Sedang di sampingnya, berdiri seorang lelaki dengan kacamata hitamnya, mengenakan pakaian formal. Sebuah jas hitam yang terpasang indah ditubuhnya yang tegap dan kokoh. Ia terlihat sangat tegar tanpa ada sedikitpun raut kesedihan terpancar diwajahnya. Hanya matanya yang bisa menyiratkan semuanya, namun ia telah menutupnya dengan kacamata hitamnya. Dia adalah Jordan Asisten dari lelaki yang baru saja telah dimakamkan.'Tuan, aku berjanji padamu, setelah aku menyelesaikan semuanya, aku akan menyusulmu. Kuharap kau tenang dialam sana.' batin Jordan menatap lurus kearah nisan tuannya.Disaat bersamaan terlihat melalui ujung
Bab 4****Andi bersandar di dinding rumah sakit, badannya terasa lemah, kakinya lunglai secara perlahan tanpa bisa lagi menahan dirinya sendiri, matanya terus melihat lelaki tua itu sambil mengepalkan tangannya kuat. rasanya ia ingin menghukum dirinya sendiri, karena dialah penyebab wafatnya pak Thomas, seandainya ia tidak menabrak dokter itu, mungkin saat ini pak Thomas masih bernafas.Tiba tiba Andi melihat sesuatu. Matanya melotot saking kaget dan tidak percayanya.Jari itu bergerak! jari seorang lelaki yang saat ini telah dinyatakan wafat.'Hah!! Jari pak Thomas bergerak?' batin Andi.Ia mengucek matanya untuk memastikan penglihatannya benar-benar baik dan benar, ternyata dia tidak sedang berkhayal, jari itu baru saja bergerak.Andi langsung berdiri dan menekan tombol panggilan darurat, yang kemudian beberapa menit kemudian datang dokter dan seorang perawat. Mereka melangkah dengan tergesa-gesa, karena Andi tak memberikan mereka
Bab 3****Andi telah sampai dihunian sederhananya dengan wajah yang terus tersenyum tanpa disadarinya saking senangnya ia.Andi tidak munafik, dia memang sangat senang, siapapun yang mendapat kejutan seperti itu dan tidak merasa senang dan bahagia, berarti dia tidak waras, apalagi seseorang seperti Andi yang bahkan pernah putus asa karena tidak memiliki uang sepeserpun.Terlihat kedua sahabatnya telah menunggu dengan tatapan menusuk yang bahkan tak ia hiraukan.mereka langsung merasa kaget saat melihat beberapa darah yang menempel di baju Andi."Oh Tuhan! Apa yang terjadi? Apa semalam loh kecelakaan?" Tanya Tino memandang Andi dari atas kepala sampai ke kaki, yang kemudian langsung menghampiri motornya yang telah terparkir dihalaman rumah."Motor gue? Apa kau tidak apa apa?" Tino langsung memeriksa setiap detail dari motornya tanpa tertinggal apapun. Yang dikhawatirkannya bukanlah sahabatnya, melainkan motor matic kesayangannya
Bab 2'Aku akan menjadi orang kaya? Apakah ini semua nyata? Kuharap ini adalah nyata.' batin Andi termenung melihat kesebuah kertas secara menerawang. Pikirannya berkelana, disana sini memikirkan situasi yang sedang dihadapinya yang terlihat sangat membingungkan dan juga sangat sulit untuk dicerna oleh akal sehatnya.Tiba-tiba asisten lelaki tua itu membangunkannya dari lamunan panjangnya."Heyy, apa yang sedang kau pikirkan, apa kau masih tidak mempercayainya?" Suara berat asisten lelaki tua itu terdengar, hingga memecah khayalan Andi.Andi yang masih ragu. Ingin mecari tahu, mengapa lelaki tua itu melakukan hal itu.'Pasti nih orang ada maksud terselubung, nggak mungkin dia ingin memberikan hartanya secara cuma-cuma. Aku harus lebih waspada lagi.'Asisten lelaki tua itu melihat Andi yang menatap wajah majikannnya dengan menyimpan berjuta kecurigaan yang terbentuk dari mimik wajahnya yang berubah-ubah."Tak usah banyak berpikir
Bab 1'Tuk 'tuk 'tuk...Derap langkah para kariawan berlalu lalang, melangkah dengan kesombongan dan sifat merendahkan. Membuat jejak kaki disana sini.Andi yang melihatnya hanya menarik napas sedalam dalamnya, ia harus sabar.Beberapa menit yang lalu, ia membersihkan lantai itu, tetapi lihatlah! saat ini bahkan lantainya membuat sebuah cap dari sepatu yang digunakan para kariawan-kariawan sombong itu.Padahal ia sudah memasang tanda untuk melewati jalur yang lain, tetapi mereka tidak mengindahkan ucapannya. Apalah daya, ia hanya lah seorang Office Boy diperusahaan itu, siapa juga yang mau mendengarkannya.Andi kembali mengepel lantai itu dengan keterpaksaan karena itu memang adalah pekerjaannya dan dia harus sabar dalam menghadapi orang orang seperti itu, bahkan keringat sudah menumpuk di alis tebalnya, menahannya agar tak mengenai mata. karena jika mengenai matanya, rasanya akan pedih dan Andi tidak menyukainya.Aroma le
Bab 1'Tuk 'tuk 'tuk...Derap langkah para kariawan berlalu lalang, melangkah dengan kesombongan dan sifat merendahkan. Membuat jejak kaki disana sini.Andi yang melihatnya hanya menarik napas sedalam dalamnya, ia harus sabar.Beberapa menit yang lalu, ia membersihkan lantai itu, tetapi lihatlah! saat ini bahkan lantainya membuat sebuah cap dari sepatu yang digunakan para kariawan-kariawan sombong itu.Padahal ia sudah memasang tanda untuk melewati jalur yang lain, tetapi mereka tidak mengindahkan ucapannya. Apalah daya, ia hanya lah seorang Office Boy diperusahaan itu, siapa juga yang mau mendengarkannya.Andi kembali mengepel lantai itu dengan keterpaksaan karena itu memang adalah pekerjaannya dan dia harus sabar dalam menghadapi orang orang seperti itu, bahkan keringat sudah menumpuk di alis tebalnya, menahannya agar tak mengenai mata. karena jika mengenai matanya, rasanya akan pedih dan Andi tidak menyukainya.Aroma le
Selamat datang di dunia fiksi kami - Goodnovel. Jika Anda menyukai novel ini untuk menjelajahi dunia, menjadi penulis novel asli online untuk menambah penghasilan, bergabung dengan kami. Anda dapat membaca atau membuat berbagai jenis buku, seperti novel roman, bacaan epik, novel manusia serigala, novel fantasi, novel sejarah dan sebagainya yang berkualitas tinggi. Jika Anda seorang penulis, maka akan memperoleh banyak inspirasi untuk membuat karya yang lebih baik. Terlebih lagi, karya Anda menjadi lebih menarik dan disukai pembaca.
Komen