All Chapters of Suami Pengganti untuk Adara: Chapter 221 - Chapter 230
316 Chapters
221). Temu Kangen
***"Capek ya."Adara yang baru saja duduk di sebuah bangku panjang lantas tersenyum mendengar keluhan Sari juga Maria setelah keduanya menyelesaikan tugas mereka.Hari minggu pagi adalah hari berkegiatan untuk para penghuni lapas. Semua yang ada di sana diajak bekerja bakti untuk membersihkan halaman belakang kantor polisi yang memang rutin dirawat setiap satu bulan sekali.Tak ada yang dibedakan, semua tahanan di sana diperlakukan sama rata oleh para petugas yang sigap mengawasi semuanya."Minum dulu," kata Adara sambil memberikan sebotol air putih pada Sari."Makasih," ucap Sari."Sama-sama."Hampir seminggu ditahan, Adara mulai membiasakan diri—lebih tepatnya tak lagi meratapi nasib malang yang menimpanya.Dia memilih untuk menghibur diri agar suasana hatinya tak terlalu buruk karena memang suasana hati ibu menyusui harus selalu bagus agar asi yang dihasilkan pun punya kulalitas bagus."Suami lo ke sini enggak hari ini?" tanya Maria di sela-sela istri mereka.Yura kembali dipindah
Read more
222). Nasihat Aksa
***"Kenapa enggak jujur aja sama Dara?"Danendra yang baru saja melangkah meninggalkan ruang tamu untuk mengambil minum, seketika menoleh pada pria yang saat ini duduk bersandar pada sofa."Jujur apa?" tanya Danendra."Tentang kamu yang ninggalin keluarga Alexander.""Oh." Danendra menjawab singkat. "Enggak."Pria di sofa yang tak lain adalah Aksa itu menghembuskan napas kasar. "Iya tau, enggak," ucapnya. "Kenapa? Bukannya sama istri itu harus jujur?""Aku enggak mau membebani Adara," kata Danendra. "Enggak lihat? Badannya kurusan. Kalau dia tahu, bisa makin kurus."Bertemu di penjara setelah Aksa yang baru datang ke Jakarta kemarin, menjenguk Adara. Danendra memang langsung meminta kakaknya itu untuk tak bercerita tentang kepergian bahkan niatnya pergi dari keluarga Alexander pada Adara.Aksa menurut. Di penjara tadi mereka hanya mengobrol santai hingga ketika jam besuk berakhir, Aksa meminta untuk ikut ke apartemen.Awalnya Danendra yang memang sedang tak mau berurusan dengan kelua
Read more
223). Rencana Adam
***"Siapa, Dan?"Danendra menoleh lalu memandang Aksa yang memandangnya dari sofa. Tak langsung menjawab, yang dilakukan Danendra justru balas menatap sang kakak sebelum akhirnya kembali memandang intercom."Dan, siapa?" tanya Aksa sekali lagi."Sebentar," kata Danendra yang saat ini justru mendekatkan wajahnya ke intercom sambil mengernyit—memastikan siapa yang sebenarnya berdiri di depan pintu apartemen."Itu anak ditanya," celetuk Aksa. Tak bisa lagi bertahan dengan rasa penasaran, dia akhirnya beranjak lalu menghampiri Danendra agar bisa tahu siapa yang datang. "Astaga, Dan. Itu ojek oneline.""Sebentar, biar dipastiin dulu," kata Danendra. "Bisa aja itu orang suruhan Papa.""Bukan suruhan Papa, itu suruhan Kakak."Danendra menoleh. "Maksudnya?""Kakak lupa, tadi di jalan Kakak lapar terus pesan ayam dan alamatnya yang ini," ungkap Aksa."Serius?" tanya Danendra ragu. "Bukan pura-pura, kan? Maksudku, ini bukan akal-akalan, kan?""Bukan," ucap Aksa. "Buruan buka, Kakak lapar. Kita
Read more
224). Cibiran
***"Mbak Adara ada yang ingin menjenguk."Adara yang sedang merapikan kasur lantai tempatnya dan Maria juga Sari tidur seketika langsung menoleh ketika seorang polisi wanita datang ke sel."Siapa, Bu?" tanya Adara."Kurang tahu, Mbak. Saya tidak tanya tadi," kata polisi tersebut. "Tamunya hanya bilang ingin bertemu dengan Ibu.""Orang kaya emang beda ya, dijenguk terus," celoteh Maria."Tadi pagi suaminya, sekarang siapa lagi coba?" tanya Sari."Enggak tau," kata Maria. Dia kemudian melirik Adara yang masih duduk di tempatnya. "Kira-kira siapa, Ra?""Aku juga enggak tahu," kata Adara. Setelahnya dia beranjak lalu menghampiri polisi yang menunggu di dekat pintu sel yang terbuka. "Tamunya perempuan apa laki-laki, Bu?""Perempuan," kata polisi tersebut."Oh siapa ya," gumam Adara.Setelahnya, dia mengikuti polisi yang langsung berjalan menuju ruangan tempat membesuk. Adara pikir yang datang sore ini pasti Teresa.Namun, dugaannya salah karena ternyata yang menjenguknya adalah seorang pe
Read more
225). Menyerah
***"Darimana kamu?"Felicya yang baru saja membuka gerbang seketika terdiam melihat Rafly duduk di kursi yang berada di teras rumah sambil memandangnya dengan raut wajah serius."Kamu," panggil Felicya. "Lagi ngapain di luar?""Ditanya malah balik nanya," kata Rafly. "Kamu darimana?""Aku dari butiklah," kata Felicya. Setelah gerbang terbuka, dia menghampiri Rafly lalu memberikan kunci mobilnya pada sang suami. "Nih, masukkin mobil aku."Rafly masih menatap Felicya sementara tangannya perlahan terulur—mengambil kunci mobil yang diberikan istrinya itu."Nanti aku masukkin.""Kok nanti sih? Sekarang, Raf," kata Felicya. "Kamu ini kan seharian enggak ke mana-mana, masa disuruh masukkin mobil aja enggak mau sih? Aku lagi hamil anak kamu nih.""Aku bukan enggak mau, Felicya," kata Rafly. "Kan barusan udah aku bilang mau, cuman nanti setelah kamu jawab, kamu darimana? Lagian susah banget tinggal jawab doang.""Pagi tadi aku berangkat ke butik, kan?" tanya Felicya. "Ya sekarang aku dari but
Read more
226). Membujuk Danendra
***"Bilangin ke Papa, enggak."Sekali lagi, ucapan tersebut diucapkan Danendra pada dua pria di depannya yang baru saja datang beberapa menit lalu untuk memberikan sebuah kabar.Danish dan Aksa. Tak masuk secara baik-baik karena Danendra yang tak mau membukakan pintu apartemen, kedua pria itu memanfaatkan koneksi mereka untuk membobol pintu password yang dipakai Danendra.Dan tentu saja apa yang dilakukan Danish juga Aksa cukup membuat Danendra tak suka. Tidak sopan. Begitulah pernyataan Danendra ketika dua saudaranya itu masuk tanpa permisi tepat saat dia baru saja selesai menyuapi Elara makan sore."Udah seminggu masa ngambeknya enggak kelar-kelar, Dan?" tanya Aksa. Setelah senin lalu pulang ke Bandung, jumat sore ini Aksa memang kembali ke Jakarta untuk merayakan sebuah acara minggu malam nanti dikediaman Alexander.Tak sendiri, kali ini Aksa datang bersama istri juga anak-anaknya begitupun Danish yang baru saja datang dari Surabaya bersama Ayuma juga dua putri dan satu putranya.
Read more
227). Ulang Tahun
***"Padahal aku bilang enggak usah dijemput."Mobil sedan hitam yang dia naikki baru saja melaju, ucapan itu langsung dilontarkan Danendra pada sang supir yang saat ini terlihat santai mengemudi tanpa menghiraukan ucapan sang adik.Supir sedan hitam itu adalah Aksa. Pukul lima sore, dia sudah datang ke apartemen untuk menjemput Danendra agar adiknya itu benar-benar datang ke rumah karena semuanya sudah disiapkan."Kalau enggak dijemput, takut enggak datang," kata Aksa."Aku bukan orang yang ingkar," kata Danendra sambil menggendong Elara yang terlelap. Usai makan sore, putrinya itu memang sudah terlelap dan jujur saja jika tak ingat dengan ucapan Danish dua hari lalu tentang dirinya yang akan dijodohkan, Danendra tak akan datang.Hari minggunya bisa dibilang cukup buruk karena tak bertemu Adara. Dia yang biasa datang setiap hari untuk menjenguk sang istri, siang ini justru tak bisa bertemu karena sesuatu hal.Petugas yang berjaga di sana berkata jika Adara sedang ada kegiatan di lua
Read more
228). Kejutan!
***"Hai, Dan. Apa kabar? Btw, selamat ulang tahun ya. Wish you all the best."Danendra tak langsung menjawab pertanyaan kabar maupun ucapan ulang tahun yang barusaja diucapkan seorang perempuan cantik di depannya.Masih berdiri di dekat pintu, Danendra mengerjap beberapa kali untuk memastikan nyata atau tidaknya apa yang saat ini dia lihat karena tentu saja semuanya terasa seperti mimpi."Dan, kok diam?" Danendra mengerjap lagi lalu berjalan mendekat. Sebelum menghampiri perempuan tersebut, dia lebih dulu menidurkan Elara di bagian tengah kasur."Pastiin tidurnya di tengah. Elara lagi lincah-lincahnya. Takut jatuh," kata perempuan itu lagi."I-iya."Setelah memastikan Elara aman, Danendra berbalik lalu perlahan melangkah menghampiri perempuan cantik berambut hitam yang masih setia berdiri di posisinya."R-Ra." Danendra tergagap sementara tangan kanannya yang tiba-tiba saja mengalami tremor, perlahan terulur dan bermuara di pipi kiri Adara. "I-ini kamu?"Adara.Perempuan yang membuat
Read more
229). Danendra Meminta Maaf
***"Dan, udah. Ayo bangun."Sekali lagi Adam mengucapkan kata tersebut ketika sudah hampir sepuluh menit Danendra menenggelamkan kepala diantara kedua pahanya yang dibalut sarung.Pukul enam lebih sepuluh menit, semua anggota keluarga melaksanakan sholat maghrib berjamaan di tempat khusus yang disediakan.Menitipkan anak-anak pada pelayan yang kebetulan sedang berhalangan, sholat berjamaah keluarga besar Adam terasa begitu khusyuk dipimpin oleh Adam sendiri yang menjadi imam.Sholat selesai, orang-orang tak langsung membubarkan diri—khususnya Danendra yang langsung mendekati Adam untuk meminta maaf.Tak pernah merasa gengsi, Danendra dengan segala kerendahan hatinya langsung bersujud di kedua kaki Adam—meminta maaf atas semua yang sudah dia katakan dan lakukan pada sang Papa.Tak lupa Danendra pun berkata jika dia dia menyesal dengan semuanya. Semarah apapun dia pada Adam, tak seharusnya Danendra berperilaku tak sopan."Danendra berdosa sama Papa," lirih Danendra—masih dengan posisin
Read more
230). Nostalgia Mantan
***"Enjoy ya. Nikmati malam kalian. Anak-anak aman di sini."Berdiri di teras rumah bersama Adam, Teresa terlihat sumringah melihat ketiga mobil di depan rumah yang sudah siap pergi.Tiga mobil tersebut tentu saja berisi ketiga putra dia dan Adam bersama istri masing-masing.Makan malam usai, Teresa memang meminta Danendra, Aksa, juga Danish membawa istri mereka keluar menikmati malam di kota Jakarta.Refreshing. Begitulah ucapan Teresa pada ketiga putra mereka—terutama Danendra yang jelas harus mengajak Adara berjalan-jalan setelah dua minggu di dalam sel tahanan."Titip anak-anak ya, Ma," kata Ananta."Siap.""Kalau Adeeva sama Aretha rewel, Mama telepon aku aja ya," kata Ayuma."Enggak akan, cucu Oma baik-baik," ucap Teresa."Ma," panggil Adara—membuat perhatian Teresa beralih."Ya?""Makasih, ya," ucap Adara."Enggak bosen bilang itu terus?" tanya Teresa."Enggak.""Ck, kamu tuh," kata Teresa. "Udah sana berangkat sebelum malam, mau nonton film kan kalian tuh?" tanya Adam."Iya,
Read more
PREV
1
...
2122232425
...
32
DMCA.com Protection Status