Home / Pernikahan / Dianggap Pelacur Oleh Suamiku / Chapter 21 - Chapter 30

All Chapters of Dianggap Pelacur Oleh Suamiku: Chapter 21 - Chapter 30

122 Chapters

Bab. 21. Kamu bisa begini gara-gara Bapak.

Reval kembali mengingat kejadian semalam. "Sialan! Kenapa nama istriku keluar dari mulutku?" Reval geleng-geleng kepala."mana aku tahu atau mungkin itu isi hati, Tuan yang sebenarnya. Katanya kalau orang mabuk selalu berkata jujur dan karena orang tersebut ...," kata Farhan dan tidak bisa melanjutkan kata-katanya.Reval sedang menatap tajam Farhan. Dia tidak ingin mendengar ocehan sang asisten yang sekaligus adalah temannya Reval. Reval langsung teringat Marsya, di saat dirinya marah dan membanting pintu kamar."Menurut kamu, Marsya suka sama aku atau tidak?""Kenapa nanya sama aku. 'Kan, Tuan yang sehari-harinya sama istri. Berarti tuan yang lebih tahu.""Aku cuma mau tahu saja dari penglihatan orang lain." "Menurut aku Non Marsya sepertinya ... Tuan langsung tanyakan saja sama Non Marsya. Aku tidak mau mengambil kesimpulan." Farhan menahan tawa."Gila kamu! Masa aku harus bertanya sama dia. Sudah tahu jawabannya. Dia
Read more

Bab. 22. Dua hati yang sama-sama keras

Sang suami terhentak kaget dan langsung terdiam. "Kamu sudah pulang? Bukannya dua jam lagi kamu baru pulang?" Marsya melihat jam tangan."Iya ... kebetulan di kantor sudah tidak ada kerjaan lagi. Ya, sudah aku pulang saja." Reval garuk-garuk kepala yang tidak gatal."Oh, begitu. Terus kamu langsung ke sini mau ngapain? Kamu belum berganti pakaian." Marsya memperhatikan tubuh Reval dari atas ke bawah."Eemm, ... aku mau mandi siapkan air," pinta Reval lalu meninggalkan Marsya begitu saja."Susah kalau punya suami kaya kulkas." Marsya mengumpat lalu berjalan ke dalam rumah.Sementara Reval menemui satpam terlebih dahulu sebelum ke kamarnya. Dia ingin menanyakan tentang pak Bowo. Reval tidak mau terjadi apa-apa lagi dengan Marsya."Tuan." Dua security langsung menunduk kepada Reval."Ceritakan bagaimana Pak Bowo bisa masuk ke rumah ini!" perintah Reval."Maaf, Tuan kami tidak tahu kalau Pak bowo seperti i
Read more

Bab. 23. Kenapa dia tidak cemburu?

Baru kali ini Reval melihat sang istri marah kepadanya. Sebenarnya bukan seperti ini yang diharapkan Reval. Dia ingin sekali melakukan apa yang diucapkan oleh sang istri. Namun, apalah daya keegoisan Reval yang begitu tinggi. Sementara Marsya yang sedang di kamar mandi. Dia begitu kesal kepada sang suami. Dia sedang bercermin menatap dirinya sendiri. Tidak terasa air mata jatuh di atas pipinya, dadanya begitu sesak karena ulah sang suami. Dia langsung menghapus air mata tersebut. Percuma bila harus menangisi masalah ini. Semuanya tidak akan pernah berubah. Reval tidak akan mungkin mencintainya apalagi perhatian kepada Marsya. "Dasar lelaki aneh! Kenapa harus marah-marah? Ujung-ujungnya malah nyalahin aku." Marsya menghapus air matanya. ***Reval memutuskan untuk keluar rumah. Kini dia sedang berada di club malam. Dia sedang menunggu Farhan  untuk menemaninya."Kenapa lagi? Memang harus seperti ini, mabuk-mabukkan kalau ada ma
Read more

Bab. 24. Saling ingin diakui, tanpa mau mengakui

Tangan Angel sudah akan mendarat di pipi Marsya. Namun, Reval datang di saat yang tepat. Reval sudah melihat dari jauh kalau Angel kurang ajar kepada istrinya. "Kamu jangan berbuat seenaknya di rumahku!" bentak Reval."Oh, sekarang kamu bela dia lagi. Ingat Reval berita kita sudah tersebar ke mana-mana!""Aku tidak peduli dengan berita tersebut. Ayo, pulang kamu! Pagi-pagi malah ganggu orang." Reval menarik tangan Angel.Sementara Marsya hanya melihat Reval dan Angel. Berharap sang suami benar-benar mengusir Angel. Dia tidak mau Angel terus menerus menjadi benalu di rumah tangganya."Lepaskan aku, Reval lepaskan!" Angel meronta. "Sekarang aku mau tanya sama kamu. Kamu lebih milih aku atau dia pembantu sialan itu?" Angel menunjuk ke arah Marsya dengan dada kembang kempis.Reval langsung terdiam dan melepaskan tangannya dari Angel. Dia menatap wajah Angel lalu menoleh ke arah Marsya. Sama sekali dia tidak menginginkan pertanyaan y
Read more

Bab. 25. Aku yakin kamu tidak bahagia

"Sialan dia malah senang-senang dengan lelaki lain!" Kedua mata Reval menatap tajam Marsya dan Galih. Marsya mencari mobil Pak Jaya. Namun, yang terlihat oleh Marsya adalah Reval. Sang suami sedang berjalan ke arahnya sambil menatap tajam Marsya. "Reval!" Marsya langsung menghentikan langkahnya sambil melihat Reval yang sedang berjalan ke arah dia. "Kamu kenapa, Sya." Galih memegang tangan Marsya lalu melihat ke depan. Reval semakin panas dibuatnya karena Galih malah memegang tangan Marsya. "Ayo, pulang! Bisa-bisanya kamu jalan sama dia!" Reval menarik tangan Marsya setelah berada di hadapan mereka. "Hei, Bung jangan kasar begitu, dong." Galih menarik tangan Reval."Galih sudah aku tidak apa-apa," ucap Marsya."Tapi dia kasar sama kamu, Sya."Tambah panas dada Reval di saat Galih menyebut nama Marsya hanya nama belakangnya saja. Seolah Marsya begitu spesial di mata Galih. Reval dan Galih saling menatap satu
Read more

Bab. 26. Sama-sama penasaran

Reval mengajak Marsya untuk makan malam terlebih dahulu di restoran. Perut Reval begitu lapar. Apalagi cuaca dingin alam pegunungan membuat perut mereka semakin lapar.Reval dan Marsya sudah berada di restoran dan sudah memesan makanan. Reval menikmati makanannya. Begitu pula dengan Marsya. "Kamu kenapa bisa menjemputku? Bukannya kamu lagi sama Angel?" tanya Marsya setelah selesai mengunyah makanan. "Kenapa memangnya? Kamu tidak suka aku jemput?" tanya Reval, " atau jangan-jangan aku ganggu kamu karena kamu lagi berduaan sama lelaki berengsek itu.""Kamu bicara apa, sih? Dia temanku, Reval.""Yakin? Terus kenapa dia begitu peduli sama kamu? Ingat ya, Marsya kamu sudah menikah. Tidak baik wanita yang sudah menikah jalan dengan lelaki lain selain dengan suaminya.""Terus kamu boleh jalan sama wanita lain? Dasar curang!""Aku ini lelaki. Kenapa malah nyamain aku sama kamu. Terus Kenapa memangnya? kamu bermasalah kalau aku
Read more

Bab. 27. Dua insan manusia yang saling mencintai

Marsya mengatakan hal yang selama ini dia pendam. hatinya tiba-tiba lega setelah kata-kata tersebut keluar dari mulutnya. Jantungnya tiba-tiba berdetak sangat kencang sambil menatap wajah tampan Reval. Reval mengerutkan keningnya dan masih mencerna ucapan sang istri. Reval mengangkat tubuhnya dari atas tubuh Marsya lalu berbaring di samping sang istri."Maksud kamu apa? Coba ulangi lagi perkataanmu!" pinta Reval."Aku tidak mau!" Marsya membalikkan badan membelakangi Reval.Reval malah tersenyum mendengar ucapan sang istri. Dia menatap punggung Marsya lalu mengusap rambut sang istri. Reval mendekatkan badannya ke punggung Marsya. Kini tidak ada jarak diantara mereka.Tangan Reval langsung memeluk tubuh Marsya dari belakang. Pucuk kepala sang istri dikecup oleh Reval. Marsya bingung ada apa dengan Reval, kenapa sang suami malah berbuat hal demikian?"Kamu pikir cintamu bertepuk sebelah tangan? Kamu lebih memilih memendam perasaan
Read more

Bab. 28. Aku terlalu egois

Marsya dan Reval akan makan siang. Namun, mereka tidak mengetahui bahwa ada Angel sedang berdebat dengan Sekretaris Karin. Angel memaksa masuk ke ruangan Reval. Sebelumnya Reval menyuruh Sekretaris Karin jika ada Angel jangan dibiarkan masuk. Akan tetapi, Angel malah memaksa dan marah-marah. Angel tidak terima karena biasanya Angel tidak pernah dilarang."Sejak kapan aku tidak boleh masuk, hah?" bentak Angel pada Sekretaris Karin."Maaf, Non, ini perintah dari Tuan Reval.""Ck, ck kamu tidak tahu siapa aku? Minggir!" Angel mendorong Sekretaris Karin."Non ...."Angel tidak mau mendengarkan ucapan Sekretaris Karin. Dia langsung membuka pintu ruangan Reval. Namun, di saat Angel membuka pintu, Reval pun sedang membuka pintu. Di saat pintu sudah terbuka keduanya saling membelalakkan mata.Angel langsung melirik ke arah Marsya yang sedang dirangkul oleh Reval. Dia menatap sinis Marsya dengan dada kembang kempis. Marsya langsung menunduk, ada rasa tidak enak melihat Angel seperti itu. Dia m
Read more

Bab. 29. Dasar anak tak tahu diri

Marsya dan Bu Tasya tidak berpikir akan ada Pak Bowo di dalam rumah. Mereka dengan santainya berjalan sambil bercanda. Namun, betapa kagetnya mereka ternyata Pak Bowo sedang duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya. Marsya dan Bu Tasya langsung diam mematung sambil menatap ke arah Pak Bowo. Masih tidak percaya kalau sang suami ada di rumah. Mengatakan akan pergi dua hari, tetapi kenapa belum satu hari sudah pulang kembali. "Enak ya, kalian bisa jalan-jalan. Kamu sekarang sudah berani berbohong sama aku, Tasya! Dan kamu Marsya, kamu anak yang tidak tahu diri! Harus berapa kali Bapak tegaskan, kamu bisa menjadi orang kaya karena Bapak! Tapi kamu lupa sama Bapak, kamu lebih memilih Ibumu untuk diajak jalan-jalan, padahal Ibumu tidak ikut andil sedikit pun." Pak Bowo bangun dari duduknya lalu menatap tajam wajah Bu Tasya dan Marsya secara bergantian. "Pak bukan begitu, tadinya Marysa mau ngajak Bapak jalan-jalan, cuma, 'kan, Bapak lagi ada perlu. Jadi Mars
Read more

Bab. 30. Aku selalu emosi

Reval memang sedang menunggu Marsya. DIa khawatir kepada sang istri. Reval takut kalau Pak Bowo mengganggu Marsya. Reval pun melihat perubahan wajah Marsya. Dia merasakan kalau sang istri sedang memikirkan sesuatu. Reval tidak ingin sang istri kenapa-kenapa atau pun menyembunyikan sesuatu dari dirinya. "Tidak, aku tidak apa-apa." Marsya buang muka lalu melepas pelukan sang suami."Jangan bohong kamu!" Reval menarik Marsya kembali lalu melingkarkan kedua tangan di pinggang Marsya.Wajah Marsya diperhatikan oleh sang suami. Marsya malah tengok kanan kiri, dia paling tidak mau dilihat seperti itu oleh Reval. Tatapan sang suami seakan bertanya dan ingin mengetahui keadaan sang istri yang sebenarnya. "Kamu bertemu Bapakmu?" Reval menatap tajam wajah sang istri. "Tidak." Marsya menoleh ke sebelah kiri. "Jangan bohong kamu! Aku tidak bisa dibohongi, Marsya. Wajah kamu tuh, kelihatan kalau kamu sedang memikirkan sesuatu." R
Read more
PREV
123456
...
13
DMCA.com Protection Status