Home / Pernikahan / Dianggap Pelacur Oleh Suamiku / Chapter 41 - Chapter 50

All Chapters of Dianggap Pelacur Oleh Suamiku: Chapter 41 - Chapter 50

122 Chapters

Bab. 41. Lihat mereka para wanita menginginkanku

Marsya tercengang mendengar ucapan sang suami. Dia malah memperhatikan Wajah Reval dari pinggir. Sementara sang suami sedang menatap lurus ke depan sambil tangannya merangkul pundak sang istri. "Sudah tidak usah melihatku seperti itu. Kamu masih belum percaya kalau aku yang punya hotel in? Asal kamu tahu, kalau bisa aku beli pulau ini." Reval berbicara sambil menatap lautan lalu mencium pipi sang istri. "Iya, deh yang punya duit banyak. Tapi kamu jangan sombong mentang-mentang duitnya banyak." Marsya geleng-geleng kepala lalu tersenyum. "Aku sudah sombong dari dulu, Sayang. Kamu ingat kekayaanku tidak akan habis tujuh turunan." Reval berkata dengan angkuh. "Ayo, Sayang kita mandi. Sepertinya aku pengen mandi, kita mandi bareng." Reval tiba-tiba mengangkat tubuh sang istri dan membawanya ke kamar mandi."Aahh, Sayang kamu apaan, sih?" Marsya berada di pangkuan sang suami. Reval menatap wajah sang istri sambil tersenyum mesum. "Ingat ki
Read more

Bab. 42. Sudah tampan punya segalanya

Reval tiba-tiba muncul di balik pintu karena mendengar Marsya sedang berbicara. Dia mendengar obrolan sang istri dengan Galih."Maaf, saya cuma ...." Galih tertawa dipaksakan. "Tapi Anda sudah tidak pernah marah-marah lagi, 'kan sama teman saya? Ingat jangan buat istri Anda sedih lagi. Sampai harus ke curug sendirian." Galih berucap sambil sedikit meledek. Marsya tersenyum ke arah Galih. "Suamiku sudah tidak begitu. Iya, 'kan, Sayang?" Marsya merangkul pinggang Reval."Dengarkan baik-baik omongan istriku. Jangan sembarangan kamu berbicara. Kamu mau aku ....""Sayang aku sudah lapar." Marsya memotong ucapan Reval lalu mengambil satu piring beef lasagna."Tidak usah diambil biarkan dia membawanya ke dalam. Suruh simpan di atas meja." Tangan Reval memegang tangan Marsya. "Iya, Iya," jawab Marsya. Galih tersenyum lalu masuk ke ruangan. Dia kemudian menyimpan satu piring beef lasagna dan dua cangkir kopi ke atas meja. Gali
Read more

Bab. 43. Sayang please buka matamu!

Marsya berteriak kepada sang suami. Secara refleks Marsya mengangkat kedua tangannya. Dia menutupi wajahnya agar jet ski tersebut tidak mengenai wajahnya. Namun, secara bersamaan ketika sang suami mendengar teriakan sang istri. Dia menoleh ke arah Kanan dan membelalakkan kedua matanya. Reval secara refleks melajukan jet skinya dengan kencang. Niat hati agar sang istri tidak terkena jet yang akan menghantam Marsya."Aaaahhhh ...." Tubuh Marsya terserempet jet ski tersebut dan tubuhnya terjatuh ke laut.Sementara jet ski yang menyerempet tubuh Marsya pun terguling. "Marsya!" jerit Reval lalu langsung meloncat ke air laut untuk menyelamatkan sang istri, "kenapa kamu melepaskan tanganmu?" Reval berenang ke arah Marsya sambil berbicara dalam hati. Orang-orang yang bermain jet ski langsung menolong. Speed boat langsung sigap menghampiri kejadian tersebut. Begitu pun yang sedang berada di daratan langsung sigap menghubungi ambulan.R
Read more

Bab. 44. Suami kamu memang pencemburu

Reval merasa heran karena Galih ikut bersama Farhan. "Ngapain nih, orang ke sini?" Reval menatap tajam Galih sambil bicara dalam hati. Begitu pun dengan Marsya, dia merasa kaget karena ada Galih menjenguknya. "Galih!" "Tuan," ucap Farhan setelah berada di hadapan reval lalu memperhatikan Marsya, "Nona Marsya semoga, Nona lekas sembuh." Farhan menundukkan kepalanya kepada Marsya. "Iya, terima kasih, asisten Farhan."Galih yang sedari tadi diam saja merasa terkesima melihat ruangan VVIP dan juga Marsya. Seorang Marsya yang dia kenal bukan siapa-siapa. Kini sang teman sangat dihormati. "Ngapain kamu bengong?" tanya Reval kepada Galih. "Maaf, maaf, Tuan." Galih langsung menyimpan parsel di atas meja. "Marsya kamu baik-baik saja, 'kan?" Galih menghampiri Marsya. "Memangnya kamu tidak lihat keadaan istriku bagaimana? Masih nanya lagi!" kesal Reval. "Sayang, dia, 'kan menanyakan keadaanku," kata Marsya lalu meno
Read more

Bab. 45. Akhirnya, setelah sekian bulan aku tunggu

Reval menjadi kesal kepada sang istri. Bisa-bisanya Marsya selalu menjawab perkataan sang suami. "Kenapa tidak jujur saja kalau kamu cemburu. Kalau tidak cemburu kenapa harus ...." Marsya bicara sendiri tanpa melihat ke arah Reval, dia malah memperhatikan ke arah jendela mobil.Reval mendengar ocehan Marsya lalu menarik tubuh Marsya. "Iya, aku cemburu, aku tidak suka kamu dekat-dekat dengan pria mana pun. Sekarang Kamu mau apa kalau aku cemburu?" Tangan Reval memeluk Marsya sambil berbisik ke kuping sang istri. Marsya langsung memperhatikan wajah sang suami sambil senyum-senyum sendiri dan berbicara dalam hati. "Sudahlah terserah kamu, percuma juga debat sama kamu. Aku senang kamu cemburu, tapi cemburu kamu tidak pada tempatnya."***"Kamu sudah mengatur jadwal ulang pertemuanku dengan klien?" tanya Reval kepada Farhan lalu membuka berkas. "Sudah, Tuan," jawab Farhan, "Setengah jam lagi kita meeting, Tuan." Farhan melihat Jam
Read more

Bab. 46. Dasar wanita berbisa!

Ketika Angel melihat pria tersebut tiba-tiba membuka pintu. Dia langsung mendorong tubuh Marsya. Dia dan temannya keluar begitu saja meninggalkan Marsya. "Aaahhh ...." Marsya yang tidak siap karena dorongan Angel, dia pun terjatuh ke lantai dengan posisi duduk. "Sialan kamu Angel," kesal Marsya. "Kamu tidak apa-apa?" Pria tersebut membantu membangunkan Marsya."Saya tidak apa-apa." Marsya bangun dari lantai dibantu pria tersebut. "Terima kasih, Tuan sudah menolong saya." Marsya menundukkan kepalanya lalu membenarkan dressnya. "Iya, sama-sama. Tapi benaran kamu tidak apa-apa?" Tangan kiri pria tersebut memegang bahu Marsya dan tangan kanannya memegang wajah Marsya. Marsya menepis tangan pria tersebut dari wajahnya. "Iya, tenang saja saya tidak apa-apa. Maaf saya harus kembali ke depan." Marsya mulai ketakutan dengan pria tersebut."Ya, sudah." Pria tersebut melepaskan tangannya dari bahu Marsya. Marsya kemudian ke
Read more

Bab. 47. Istriku ngidamnya aneh

Marsya dan Reval serempak membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan dari sang dokter. "Istriku hamil dokter?" Reval bertanya dengan wajah berseri-seri. "Iya, Tuan Reval, Nyonya Marsya sedang hamil dan usia kandungannya baru empat minggu.""Ya, ampun, Sayang kamu hamil." Reval menoleh kepada sang istri lalu merangkul bahu sang istri dan mencium pipi sang istri. "Iya, Sayang." Marysa menjawab dengan perasaan senang. ***"Kamu harus jaga kesehatan ya, Sayang. Pokoknya selama kamu hamil jangan makan yang aneh-aneh dan jangan terlalu capek." Tangan Reval mengusap-usap perut Marsya yang masih rata lalu mencium perut beberapa kali. Marysa tersenyum senang melihat sang suami memperlakukannya seperti itu. "Sayang perutku masih rata belum kelihatan.""Kenapa memangnya? Tetap saja di perutmu ini sudah ada hasil dariku." Reval memperhatikan perut rata sang istri. Marysa tertawa sambil menggelengkan kepala
Read more

Bab. 48. Pokoknya cari sampai ketemu!

Angel semakin membenci Marsya. Apalagi saat ini Marsya telah mengandung anak dari lelaki yang sangat dia cintai. "Aku ingin hidupmu menderita Marsya. Aku hanya ingin bermain-main dulu denganmu. Setelah itu baru aku akan menghancurkanmu!" Angel menatap dirinya sendiri di cermin. ***"Mudah-mudahan Bapak tidak akan tahu kalau Ibu akan ke rumah Marsya." Bu Tasya turun dari mobil online lalu berjalan ke rumah Marsya. "Ibu!" Marsya bangun dari duduknya setelah melihat sang bunda sedang menghampirinya. "Marsya, kenapa kamu duduk di luar?" tanya Bu Tasya. "Tidak apa-apa, Bu. Ya, sudah, Bu ayo, masuk." Marsya memegang tangan Bu Tasya dan mengajak Bu Tasya masuk ke dalam rumahnya. "Perutmu sudah mulai membesar, Sayang." Bu Tasya mengusap perut Marsya setelah duduk di sofa. "Iya, Bu. Oh, iya, Bapak bagaimana, Bu mendengar Marsya hamil?""Bapakmu sangat senang mendengarnya," kelit Bu Tasya lalu tersenyum di
Read more

Bab. 49. Sayang, aku benar-benar tidak sanggup

Marsya menoleh ke arah Reval yang sedang berdiri sambil tersenyum memegag keresek. "Aku sudah tidak mau, nanti saja makannya."Reval menghela napas panjang penuh kecewa, padahal dia begitu semangat menghampiri sang istri. "Sayang, kamu yakin? Kamu tidak mau makan satu biji saja buahnya." Reval menghampiri Marsya yang sedang duduk di sofa."Aku, 'kan maunya tadi sore, Sayang, bukan sekarang. Besok saja aku makannya. Tapi ditemanin sama kamu makannya. Besok, 'kan kamu libur. Oke, Sayang." Marsya mendekati Reval lalu mengambil keresek berisi buah mangga. "Ya, sudah." Reval menjawab dengan lesu. ***"Sayang kamu tahu tidak?" Reval menatap wajah sang istri sambil tidur miring menghadap Marsya dan tangan kanannya mengusap-usap perut sang istri. "Apa?" Marsya memperhatikan wajah tampan Reval. "Aku beli buah mangga yang kamu mau penuh perjuangan, Sayang. Seumur-umur belum pernah aku kaya begitu. Aku tinggal menyuruh orang u
Read more

Bab. 50. Kamu sudah lupa siapa aku?

Angel tersenyum kepada Marsya sambil berbicara dalam hati. "Aku berharap kamu keguguran, aku tidak sudi melihat bayi itu. Lihat saja Marsya aku akan membuat Reval membencimu dan juga anak yang ada di kandunganmu mati.""Aku heran sama kamu tiba-tiba berubah seperti ini. Terakhir kita ketemu kamu menyerangku di kamar mandi, tapi kamu pura-pura baik sama aku setelah berada di hadapan Reval," ungkap Marsya. "Sudahlah, Marysa itu, 'kan kejadian sudah Lama. Kenapa kamu membahasnya? Ternyata kamu orangnya pendendam, ya. Masih mengingat kejadian yang aku sudah lupa." Marsya tersenyum dipaksakan. "Aku bukannya pendendam, cuma aku heran saja seorang Angel tiba-tiba seperti ini. Aku berharap sikapmu dan perkataanmu sama seperti isi hatimu." Angel tersenyum sambil memperhatikan Marsya.***"Sore, Tuan." Mbok Lasmi menyapa Reval yang baru pulang dari perusahaan sambil menundukkan kepalanya. Reval tersenyum sambil mengangguk. "I
Read more
PREV
1
...
34567
...
13
DMCA.com Protection Status