Marsya berteriak kepada sang suami. Secara refleks Marsya mengangkat kedua tangannya. Dia menutupi wajahnya agar jet ski tersebut tidak mengenai wajahnya.
Namun, secara bersamaan ketika sang suami mendengar teriakan sang istri. Dia menoleh ke arah Kanan dan membelalakkan kedua matanya. Reval secara refleks melajukan jet skinya dengan kencang. Niat hati agar sang istri tidak terkena jet yang akan menghantam Marsya."Aaaahhhh ...." Tubuh Marsya terserempet jet ski tersebut dan tubuhnya terjatuh ke laut.Sementara jet ski yang menyerempet tubuh Marsya pun terguling."Marsya!" jerit Reval lalu langsung meloncat ke air laut untuk menyelamatkan sang istri, "kenapa kamu melepaskan tanganmu?" Reval berenang ke arah Marsya sambil berbicara dalam hati.Orang-orang yang bermain jet ski langsung menolong. Speed boat langsung sigap menghampiri kejadian tersebut. Begitu pun yang sedang berada di daratan langsung sigap menghubungi ambulan.RReval merasa heran karena Galih ikut bersama Farhan. "Ngapain nih, orang ke sini?" Reval menatap tajam Galih sambil bicara dalam hati. Begitu pun dengan Marsya, dia merasa kaget karena ada Galih menjenguknya. "Galih!" "Tuan," ucap Farhan setelah berada di hadapan reval lalu memperhatikan Marsya, "Nona Marsya semoga, Nona lekas sembuh." Farhan menundukkan kepalanya kepada Marsya. "Iya, terima kasih, asisten Farhan."Galih yang sedari tadi diam saja merasa terkesima melihat ruangan VVIP dan juga Marsya. Seorang Marsya yang dia kenal bukan siapa-siapa. Kini sang teman sangat dihormati. "Ngapain kamu bengong?" tanya Reval kepada Galih. "Maaf, maaf, Tuan." Galih langsung menyimpan parsel di atas meja. "Marsya kamu baik-baik saja, 'kan?" Galih menghampiri Marsya. "Memangnya kamu tidak lihat keadaan istriku bagaimana? Masih nanya lagi!" kesal Reval. "Sayang, dia, 'kan menanyakan keadaanku," kata Marsya lalu meno
Reval menjadi kesal kepada sang istri. Bisa-bisanya Marsya selalu menjawab perkataan sang suami. "Kenapa tidak jujur saja kalau kamu cemburu. Kalau tidak cemburu kenapa harus ...." Marsya bicara sendiri tanpa melihat ke arah Reval, dia malah memperhatikan ke arah jendela mobil.Reval mendengar ocehan Marsya lalu menarik tubuh Marsya. "Iya, aku cemburu, aku tidak suka kamu dekat-dekat dengan pria mana pun. Sekarang Kamu mau apa kalau aku cemburu?" Tangan Reval memeluk Marsya sambil berbisik ke kuping sang istri. Marsya langsung memperhatikan wajah sang suami sambil senyum-senyum sendiri dan berbicara dalam hati. "Sudahlah terserah kamu, percuma juga debat sama kamu. Aku senang kamu cemburu, tapi cemburu kamu tidak pada tempatnya."***"Kamu sudah mengatur jadwal ulang pertemuanku dengan klien?" tanya Reval kepada Farhan lalu membuka berkas. "Sudah, Tuan," jawab Farhan, "Setengah jam lagi kita meeting, Tuan." Farhan melihat Jam
Ketika Angel melihat pria tersebut tiba-tiba membuka pintu. Dia langsung mendorong tubuh Marsya. Dia dan temannya keluar begitu saja meninggalkan Marsya. "Aaahhh ...." Marsya yang tidak siap karena dorongan Angel, dia pun terjatuh ke lantai dengan posisi duduk. "Sialan kamu Angel," kesal Marsya. "Kamu tidak apa-apa?" Pria tersebut membantu membangunkan Marsya."Saya tidak apa-apa." Marsya bangun dari lantai dibantu pria tersebut. "Terima kasih, Tuan sudah menolong saya." Marsya menundukkan kepalanya lalu membenarkan dressnya. "Iya, sama-sama. Tapi benaran kamu tidak apa-apa?" Tangan kiri pria tersebut memegang bahu Marsya dan tangan kanannya memegang wajah Marsya. Marsya menepis tangan pria tersebut dari wajahnya. "Iya, tenang saja saya tidak apa-apa. Maaf saya harus kembali ke depan." Marsya mulai ketakutan dengan pria tersebut."Ya, sudah." Pria tersebut melepaskan tangannya dari bahu Marsya. Marsya kemudian ke
Marsya dan Reval serempak membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan dari sang dokter. "Istriku hamil dokter?" Reval bertanya dengan wajah berseri-seri. "Iya, Tuan Reval, Nyonya Marsya sedang hamil dan usia kandungannya baru empat minggu.""Ya, ampun, Sayang kamu hamil." Reval menoleh kepada sang istri lalu merangkul bahu sang istri dan mencium pipi sang istri. "Iya, Sayang." Marysa menjawab dengan perasaan senang. ***"Kamu harus jaga kesehatan ya, Sayang. Pokoknya selama kamu hamil jangan makan yang aneh-aneh dan jangan terlalu capek." Tangan Reval mengusap-usap perut Marsya yang masih rata lalu mencium perut beberapa kali. Marysa tersenyum senang melihat sang suami memperlakukannya seperti itu. "Sayang perutku masih rata belum kelihatan.""Kenapa memangnya? Tetap saja di perutmu ini sudah ada hasil dariku." Reval memperhatikan perut rata sang istri. Marysa tertawa sambil menggelengkan kepala
Angel semakin membenci Marsya. Apalagi saat ini Marsya telah mengandung anak dari lelaki yang sangat dia cintai. "Aku ingin hidupmu menderita Marsya. Aku hanya ingin bermain-main dulu denganmu. Setelah itu baru aku akan menghancurkanmu!" Angel menatap dirinya sendiri di cermin. ***"Mudah-mudahan Bapak tidak akan tahu kalau Ibu akan ke rumah Marsya." Bu Tasya turun dari mobil online lalu berjalan ke rumah Marsya. "Ibu!" Marsya bangun dari duduknya setelah melihat sang bunda sedang menghampirinya. "Marsya, kenapa kamu duduk di luar?" tanya Bu Tasya. "Tidak apa-apa, Bu. Ya, sudah, Bu ayo, masuk." Marsya memegang tangan Bu Tasya dan mengajak Bu Tasya masuk ke dalam rumahnya. "Perutmu sudah mulai membesar, Sayang." Bu Tasya mengusap perut Marsya setelah duduk di sofa. "Iya, Bu. Oh, iya, Bapak bagaimana, Bu mendengar Marsya hamil?""Bapakmu sangat senang mendengarnya," kelit Bu Tasya lalu tersenyum di
Marsya menoleh ke arah Reval yang sedang berdiri sambil tersenyum memegag keresek. "Aku sudah tidak mau, nanti saja makannya."Reval menghela napas panjang penuh kecewa, padahal dia begitu semangat menghampiri sang istri. "Sayang, kamu yakin? Kamu tidak mau makan satu biji saja buahnya." Reval menghampiri Marsya yang sedang duduk di sofa."Aku, 'kan maunya tadi sore, Sayang, bukan sekarang. Besok saja aku makannya. Tapi ditemanin sama kamu makannya. Besok, 'kan kamu libur. Oke, Sayang." Marsya mendekati Reval lalu mengambil keresek berisi buah mangga. "Ya, sudah." Reval menjawab dengan lesu. ***"Sayang kamu tahu tidak?" Reval menatap wajah sang istri sambil tidur miring menghadap Marsya dan tangan kanannya mengusap-usap perut sang istri. "Apa?" Marsya memperhatikan wajah tampan Reval. "Aku beli buah mangga yang kamu mau penuh perjuangan, Sayang. Seumur-umur belum pernah aku kaya begitu. Aku tinggal menyuruh orang u
Angel tersenyum kepada Marsya sambil berbicara dalam hati. "Aku berharap kamu keguguran, aku tidak sudi melihat bayi itu. Lihat saja Marsya aku akan membuat Reval membencimu dan juga anak yang ada di kandunganmu mati.""Aku heran sama kamu tiba-tiba berubah seperti ini. Terakhir kita ketemu kamu menyerangku di kamar mandi, tapi kamu pura-pura baik sama aku setelah berada di hadapan Reval," ungkap Marsya. "Sudahlah, Marysa itu, 'kan kejadian sudah Lama. Kenapa kamu membahasnya? Ternyata kamu orangnya pendendam, ya. Masih mengingat kejadian yang aku sudah lupa." Marsya tersenyum dipaksakan. "Aku bukannya pendendam, cuma aku heran saja seorang Angel tiba-tiba seperti ini. Aku berharap sikapmu dan perkataanmu sama seperti isi hatimu." Angel tersenyum sambil memperhatikan Marsya.***"Sore, Tuan." Mbok Lasmi menyapa Reval yang baru pulang dari perusahaan sambil menundukkan kepalanya. Reval tersenyum sambil mengangguk. "I
Reval kemudian memperhatikan foto-foto tersebut lalu kedua matanya membulat. "Berengsek! Apa maksudnya ini?" Reval melihat satu persatu foto tersebut. Dadanya kembang kempis sambil menahan amarah. Kedua matanya memancarkan kemarahan dan juga memerah. Hati Reval pun merasakan sakit yang sangat teramat perih dan juga merasakan sesak di dadanya. Bagaimana tidak, Reval sedang melihat foto sang istri sedang bersama dengan lelaki lain. Di foto tersebut seperti terlihat Marsya sedang bermesraan dengan seorang lelaki. Namun, sayangnya wajah foto lelaki tersebut di blur. "Jadi kamu ingin nonton hanya alasan saja! Ternyata kamu ingin bertemu dengan pria ini. Berengsek kamu Marsya! Dan foto ini, ini sebelum kamu hamil. Ternyata kalian sudah lama berhubungan. Pura-pura juga ingin ke toilet. Jangan sampai anak yang ada di kandunganmu ... berengsek! Awas kamu Marsya. Kamu diam-diam bermain di belakangku dengan lelaki lain." Reval melempar foto ke atas meja secara k