Home / Pernikahan / Dianggap Pelacur Oleh Suamiku / Chapter 61 - Chapter 70

All Chapters of Dianggap Pelacur Oleh Suamiku: Chapter 61 - Chapter 70

122 Chapters

Bab. 61. Ini semua memang salahku

Reval menggelengkan kepalanya karena merasa tidak percaya sang istri ingin berpisah dengannya. "Kamu benar-benar sangat membenciku, aku tidak mau berpisah denganmu, Marsya Anastasya." Reval berbicara dalam hati masih berdiri di depan pintu dan kedua matanya sudah berkaca-kaca. Ketika Reval akan berangkat menemui sang istri, dia begitu antusias. Dia berpikir Marsya tidak akan marah kembali kepada dia. Dia tahu Marsya seperti apa, Marsya tidak akan pernah lama jika marah. Namun, kenyataannya apa yang dia dengar dari mulut Marsya membuat hatinya hancur berkeping-keping. "Tuan Reval, kenapa Anda berdiri di sini?" tanya suster secara tiba-tiba, suster tersebut memang akan masuk ke ruangan Marsya. "Suster!" kaget Reval, "Suster mau masuk?" tanya Reval lalu mengambil bunga krisan yang tadi jatuh."Iya, Tuan.""Kalau begitu titip ini untuk istriku. Kebetulan aku mendadak ada perlu." Reval menyerahkan bunga krisan kepada suster. Suste
Read more

Bab. 62. Hatiku tidak akan bisa kembali seperti semula

"Apa-apaan ini!" Reval menatap tajam wajah Pak Bowo. Farhan yang sedang berada di belakang Reval pun merasa kesal melihat tingkah Pak Bowo seperti itu. Pak Bowo terhentak kaget ketika mendengar suara Reval. Dia langsung menurunkan kakinya dan mempercepat mengunyah makanan yang ada di mulutnya. Pak Bowo langsung berdiri dan menundukkan kepalanya. "Tuan Reval. Maaf saya benar-benar tidak mendengar kedatangan, Tuan," ucap Pak Bowo. Reval menyunggingkan senyumnya setelah mendengar ucapan Pak Bowo. "Mana istriku?" Reval mengalihkan pandangannya ke arah Kasur. "Marsya sedang berada di taman bersama istri saya, Tuan," jawab Pak Bowo. Reval langsung meninggalkan Pak Bowo setelah mendengar jawaban dari Pak Bowo. Pak Bowo langsung mengerutkan keningnya sambil memperhatikan Reval berjalan ke arah luar dan berbicara dalam hati. "Kalau dia bukan orang berpengaruh sudah aku hajar dia. Gini-gini juga saya tuh, mertuamu. Tidak ad
Read more

Bab. 63. Kamu harus mengontrol emosi kamu

"Jangan pernah membangunkan macan yang sedang tidur. Anda tidak tahu Anda sedang berhadapan dengan siapa. Seorang Reval Adrian Altezza yang dalam sekejap bisa menghancurkan hidup Anda atau pun keluarga Anda!" Farhan menatap tajam wajah lelaki lalu bangun dari duduknya dan pergi begitu saja. Lelaki tersebut memperhatikan punggung Farhan yang sedang berjalan meninggalkannya. Dia merasa bingung sendiri harus jujur atau tidak. Akan tetapi, dia sudah berjanji pada Angel, dia tidak akan mengatakan hal apa pun mengenai Angel. Angel sudah banyak memberikan uang kepadanya dan memang harus tutup mulut. "Sial! Kenapa harus berakhir seperti ini," kesal lelaki tersebut, "aaahh ... wajahku." Lelaki tersebut meringis kesakitan.Sementara di ruangan berbeda Farhan sedang memberi perintah kepada para anak buahnya. "Ingat kalian! Jaga lelaki berengsek yang ada di dalam. Kalian jangan sampai lengah! Paksa dia juga untuk buka mulut. Tapi jangan sampai mati," perintah Farha
Read more

Bab. 64. Istriku sudah berubah

"Ya, sudah kalau itu membuatmu senang. Aku hanya ingin tidur sambil memelukmu. Aku merindukamu, aku rindu tidur di pelukanmu." Reval melepaskan tangannya dari tangan Marsya sambil menghela napas panjang. Marsya tetap pada pendiriannya. Dia membuka pintu kamar lalu meninggalkan Reval begitu saja, tanpa sepatah kata pun keluar dari mulutnya. Reval keluar dari kamar lalu memperhatikan sang istri yang sedang berjalan ke kamar tamu. Dia terus menatap punggung sang istri, berharap sang istri berubah pikiran. Namun, tetap saja sang istri masuk ke kamar tamu. Reval menggelengkan kepalanya lalu masuk kembali ke kamar dan menutup pintu. Dia duduk di sofa lalu mengusap wajahnya secara kasar."Sayang aku akan menunggumu memaafkanku. Aku berharap di hati kecilmu masih ada aku. Aku tidak akan pernah melepaskanmu, sampai kapan pun kamu tetap istriku. Kamu wanita yang sangat aku cintai, beri aku kesempatan untuk memperbaiki hubungan kita." Reval bermonolog sen
Read more

Bab. 65. Dasar perempuan iblis!

"Bagaimana caranya agar aku bisa memperbaiki hubungan kita? Aku tidak tahan seperti ini. Aku tidak bisa seperti ini terus menerus. Apa yang harus aku lakukan ya, Tuhan?" Reval berucap masih sambil meneteskan air mata. Hatinya merasakan sakit ketika Marsya sudah tidak menganggapnya lagi. Pikirannya kembali ke memori ketika dia marah terhadap sang istri dan mengatakan sesuatu yang membuat Marsya bersedih. Dia pun mengabaikan sang istri, berbohong kepada sang istri dan lebih memilih tidur di apartemen. Reval menertawakan dirinya sendiri lalu menghapus air matanya. "Mungkin ini balasan buatku. Sesakit ini tidak dipedulikan oleh pasangan. Akhirnya aku merasakan apa yang kamu rasakan. Aku telah berbuat jahat sama kamu, aku yang terlebih dulu mengabaikanmu. Di saat kamu hamil, kamu harus menderita karena aku. Aku benar-benar bodoh. Dan ini balasanku atas kebodohanku sendiri." Reval bermonolog sendiri lalu mengembuskan napas berat. Tidak lama kemudian Reval
Read more

Bab. 66. Marsya yang dulu sudah mati!

"Apa mauku? Anda harus mengakuinya kepada tuan Reval kalau ini semua adalah perbuatan Anda!" Farhan mencondongkan badannya ke arah Angel sambil berucap dengan tegas. Angel menyunggingkan senyumnya. "Jangan ngaco kamu! Atas dasar apa aku harus mengakuinya?" sanggah Angel. "Oke, itu terserah Anda, aku tidak akan memaksa. Perbuatan Anda dan teman Anda, tuanku belum mengetahuinya. Aku tidak tahu bagaimana jadinya kalau tuan Reval mengetahui semua ini. Bukti yang ada di foto ini belum seberapa. Dalam waktu dua kali dua puluh empat Jam, tunggu bukti selanjutnya. Masalah Anda akan mengakui atau tidak kepada Tuan Reval, itu pun terserah Anda. Aku masih bernegoisasi selama tuan Reval belum mengetahuinya. Tapi jika tuan Reval sudah mengetahui semua ini, aku angkat tangan. Anda tahu bagaimana tuan Reval, 'kan?" berondong Farhan lalu menatap tajam wajah Angel. Angel yang mendengarkan ucapan Farhan sedikit menciut karena mendengar nama Reval. Jantungnya berdetak ti
Read more

Bab. 67. Menjadi dilema

Akhirnya, Farhan mau tidak mau menceritakan semuanya kepada Marsya. Dia pun menceritakan tentang lelaki tersebut. Farhan tidak ingin Marsya benar-benar membenci sang CEO. Yang dia inginkan sang teman sekaligus atasannya sendiri bisa kembali bersatu dengan sang istri. Marsya membelalakkan matanya ketika mendengar ucapan Farhan. "Asisten Farhan jangan sembarangan bicara. Non Angel tidak mungkin seperti itu. Aku tahu non Angel tidak suka sama aku tapi ...." Marsya menghela napas panjang lalu teringat kejadian sewaktu dia di dorong oleh Angel dan lelaki tersebut tiba-tiba masuk. "Jadi ... mereka bersekongkol?" kaget Marsya lalu menggelengkan kepalanya. "Betul, Nyonya dan ... Angel berhasil membuat tuan Reval membenci, Nyonya. Itu yang diharapkan Angel," urai Farhan. "Kenapa non Angel jahat sekali. Pantas saja mak lampir itu pura-pura baik. Ternyata ada yang mau dia rencanakan." Marsya berucap sambil menatap lurus ke depan. "Mak lampir?" tanya Farh
Read more

Bab. 68. Aku tulus melakukannya

Marsya merasakan perlakuan sang suami dan berbicara dalam hati. "Ya, Tuhan beri aku kekuatan. Aku berusaha untuk melupakan suamiku." Marsya kembali menangis tersedu-sedu saat sang suami memperlakukannya seperti itu. Reval masih memeluk sang istri, dia benar-benar tidak mau melepaskan pelukannya. Kerinduan yang teramat sangat kepada sang istri membuatnya hanyut. Apa lagi hujan lebat dan petir masih saja bertahan di luar sana. Marsya pun seakan hanyut dalam pelukan sang suami. Perasaan benci seakan hilang dari hatinya. Tidak bisa dipungkiri dia pun merindukan pelukan ini. Pelukan yang selalu nyaman dan hangat, pelukan yang selalu membuat dia tertidur lelap. Mereka saling terdiam, membiarkan semua mengalir begitu saja. Seakan keduanya memang merindukan semua ini. Tanpa terasa sepasang suami istri saling memeluk begitu lama.Suara hujan dan petir seakan mendukung mereka untuk lebih lama berpelukan. Semakin lama semakin hanyut dalam dekapan. Tidak t
Read more

Bab. 69. Apa yang Anda lakukan sangat Fatal

"Tapi pilihannya tidak ada yang menguntungkan buatku!" kesal Angel, "Aku yang bilang langsung sama Reval atau pun kamu yang bilang sama Reval. Itu sama saja! Tetap saja Reval tahu dan aku yakin dalam sekejap karirku akan hancur!" lanjut Angel lalu menghela napas panjang. "Kamu baru menyadarinya?" Farhan tertawa mencibir. "Kamu mempermainkanku?" Angel menatap tajam wajah Farhan. "Mempermainkan? Apa Anda merasa dipermainkan olehku?" timpal Farhan, "justru Anda yang telah mempermainkan tuan Reval dan Nyonya Marsya. Sekarang Anda tanggung sendiri akibatnya. Semua perbuatan selalu ada resikonya. Apa lagi perbuatan Anda telah merusak rumah tangga orang lain. Dengan seenak jidat Anda, Anda membuat tuan Reval membenci Nyonya Marsya dan menyebabkan semuanya seperti sekarang. Tapi asal Anda tahu kebohongan tetap saja terungkap dan hati tuan Reval tetap kepada Nyonya Marsya. Karena Anda tidak tepat waktu, aku yang akan mengatakannya. Orang suruhan Anda akan mat
Read more

Bab. 70. Pikiranku dirasuki kebencian

Mau tidak mau Reval mengatakan sesuatu yang tidak ingin dia katakan. Ada ketakutan ketika dia mengatakan hal tersebut. Dia takut sang istri mengatakan sesuatu yang membuatnya hancur. Namun, dia tidak ingin berlarut-larut menghadapi masalah ini. Istri yang sangat dia cintai selalu menghindar jika didekati. Tidak pernah berbicara dan hanya diam. Hanya untuk mengambilkan makan pun Marsya sudah tidak pernah. Apa lagi menemani sang suami tidur. "Maafkan aku, Reval. Aku ...," ucap Marsya lalu terdiam. Reval kemudian melepaskan pelukannya. Dia kemudian menatap wajah sang istri sambil tersenyum dan membenarkan rambut sang istri. Tidak bisa dipungkiri hatinya berkecamuk hebat."Kamu ... kamu masih mencintaiku, 'kan, Sayang?" Reval megusap-usap pipi Marsya.Sementara Marsya yang ditanya seperti itu malah terdiam sambil menatap wajah tampan sang suami. Hati Marsya masih menyisakan sakit untuk Reval. Entah sampai kapan rasa sakit itu hilang.
Read more
PREV
1
...
56789
...
13
DMCA.com Protection Status