Home / Pernikahan / Dianggap Pelacur Oleh Suamiku / Chapter 51 - Chapter 60

All Chapters of Dianggap Pelacur Oleh Suamiku: Chapter 51 - Chapter 60

122 Chapters

Bab. 51. Jangan-jangan kalian bercinta di toilet

Reval kemudian memperhatikan foto-foto tersebut lalu kedua matanya membulat. "Berengsek! Apa maksudnya ini?" Reval melihat satu persatu foto tersebut. Dadanya kembang kempis sambil menahan amarah. Kedua matanya memancarkan kemarahan dan juga memerah. Hati Reval pun merasakan sakit yang sangat teramat perih dan juga merasakan sesak di dadanya. Bagaimana tidak, Reval sedang melihat foto sang istri sedang bersama dengan lelaki lain. Di foto tersebut seperti terlihat Marsya sedang bermesraan dengan seorang lelaki. Namun, sayangnya wajah foto lelaki tersebut di blur. "Jadi kamu ingin nonton hanya alasan saja! Ternyata kamu ingin bertemu dengan pria ini. Berengsek kamu Marsya! Dan foto ini, ini sebelum kamu hamil. Ternyata kalian sudah lama berhubungan. Pura-pura juga ingin ke toilet. Jangan sampai anak yang ada di kandunganmu ... berengsek! Awas kamu Marsya. Kamu diam-diam bermain di belakangku dengan lelaki lain." Reval melempar foto ke atas meja secara k
Read more

Bab. 52. Apakah anak itu adalah anakku?

Reval tertawa mencibir mendengar ucapan Farhan. Dia lalu menatap wajah sang asisten. "Kamu tahu kenapa aku seperti ini? Ternyata istriku mengkhianatiku, diam-diam dia selingkuh di belakangku.""Apa?!" Farhan terhentak kaget mendengar ucapan Reval, dia lalu menggelengkan kepalanya. "Reval, tidak mungkin istrimu seperti itu. Aku tidak percaya."Reval menyunggingkan senyumnya sambil menggoyang-goyangkan gelas berisi minuman keras. "Ya, awalnya aku tidak percaya, tapi bukti yang membuat aku percaya. Seorang Marsya yang sangat aku cintai, ternyata dia bermain api di belakangku. Kurang ajar! Sialan! Wanita tidak tahu diuntung!" Reval mengumpat sambil dadanya kembang kempis. Farhan mencerna ucapan Reval sambil mengerutkan keningnya. "Bukti? Bukti seperti apa?"Reval merogoh satu lembar foto yang sudah kusut di saku celananya. "Ini lihat, gimana aku tidak murka dengan istriku." Reval memberikan satu lembar foto kepada Farhan. Farhan kemudian me
Read more

Bab. 53. Kamu benar-benar mengabaikanku

Tidak usah pegang-pegang tanganku!" Reval mengempaskan tangan sang istri. "Aku tidak sudi dipegang oleh tanganmu yang kotor itu!" ketus Reval lalu pergi berjalan meninggalkan Marsya. Sontak saja tubuh Marsya langsung terdiam mematung ketika mendengar ucapan sang suami. Dia menatap punggung sang suami yang berjalan meninggalkannya. Tidak terasa air matanya kembali mengalir di atas pipinya sambil satu tangan mengusap perut.Hatinya kembali hancur berkeping-keping. Dadanya seakan tidak bisa bernapas karena sang suami benar-benar membencinya. "Sayang, apa yang harus aku lakukan agar kamu bisa percaya denganku? Aku berpikir kamu tidak akan marah lagi denganku setelah kamu pulang. Tapi ternyata kamu masih marah sama aku. Ya, Tuhan kenapa aku harus diberi cobaan seperti ini di saat aku sedang hamil?" Marsya mengusap air matanya yang tumpah ruah dan sesaat dia terdiam. "Aku harus mencari lelaki itu, tapi bagaimana mencarinya." Marsya menatap lurus ke depan lalu
Read more

Bab. 54. Harusnya aku yang pergi

[ Aku sedang sibuk, aku tidak bisa mengantarmu. Minta antar saja sama pria yang ada di foto itu. ]Lagi-lagi Marsya hanya bisa menghela napas setelah membaca pesan dari Reval. "Padahal kamu selalu antusias jika sudah ada jadwal aku ke dokter kandungan. Tapi sekarang kamu seperti itu." Marsya bermonolog pada dirinya sendiri lalu berusaha untuk menahan air matanya yang sebentar lagi akan keluar. ***"Oh, iya, Tuan. Sore ini jadwal nyonya Marsya ke dokter kandungan." Farhan melirik Reval di kaca spion lalu kembali fokus menyetir. "Hhhmm." Reval hanya berdehem. "Antar aku apartemenku! Aku tidak akan pulang ke rumah," perintah Reval. "Tapi, Tuan, 'kan ....""Aku tidak akan mengantarnya! Biarkan saja dia pergi sendiri," marah Reval. Farhan menghela napas pelan. Dia tidak mungkin memaksa Reval. Perkataan sang CEO tidak akan bisa diubah dan tetap akan pada pendiriannya. Beberapa menit kemudian Farhan sudah sampai d
Read more

Bab. 55. Kamu bukan istriku lagi!

Kamu tahu, justru aku menyesal pulang ke rumah ini. Aku pikir aku tidak akan mengingat foto-foto itu. Tapi setelah aku melihat wajahmu, pikiranku kembali kepada foto kamu dan pria berengsek itu! Aku benar-benar muak melihat wajahmu!" Reval menatap tajam wajah sang istri. Lagi-lagi perkataan Reval membuat Marsya sakit hati. Bulir air mata kembali menetes di atas pipinya. Dadanya kembali merasakan sesak yang luar biasa. "Sayang please kamu jangan begini terus sama aku! Aku tidak mungkin melakukan hal itu. Aku Sayang kamu, tidak mungkin aku melakukan hal yang tidak sepantasnya." Marsya memegang tangan Reval. Reval menyunggingkan senyumnya sambil menatap tajam wajah sang istri. "Yakin kamu?" "Iya, aku yakin. Aku akan membuktikan ...." Marsya menghentikan perkataannya karena ponselnya berdering. Namun, Marsya diam saja, dia seakan malas mengambil benda pipih yang tergeletak di nakas. "Kenapa diam saja? Kamu tidak mau mengangkatnya?" Reva
Read more

Bab. 56. Kamu pasti sedang bersama pria itu

"Nyonya tidak pernah berbuat salah sama Mbok. Mbok mohon jangan pergi dari rumah ini. Bagaimana nanti kalau tuan Reval menanyakan tentang, Nyonya? Mbok mau jawab apa? Yang ada nanti tuan Reval marah sama Mbok karena, Nyonya pergi dari rumah ini." Marsya melepaskan pelukan mbok Lasmi. "Suamiku tidak akan marah, Mbok. Marsya yakin.""Tapi kalau nanti tuan Reval bertanya soal, Nyonya bagaimana? Tuan Reval pasti nanti tanya sama Mbok. Mbok harus jawab apa, Nyonya?" "Mbok bilang saja tidak tahu. Lagian Marsya juga belum tahu mau ke mana," jawab Marsya lalu tersenyum. "Ya, ampun. Nyonya benar-benar belum punya tujuan! Mbok mohon jangan pergi. Nyonya mau tinggal di mana? Mbok sayang sama, Nyonya, Mbok tidak mau, Nyonya pergi dari sini. Mbok mohon, Nyonya." Mbok Lasmi berucap sambil menangis dan memegang kedua tangan Marsya. "Sudahlah, Mbok. Lagian suamiku juga sudah tidak menginginkan Marsya lagi. Sudah ya, Mbok, Marsya pamit," kata Marsya
Read more

Bab. 57. Pemandangan tubuhmu merusak mataku

"Maafkan aku, Tuan jika perkataanku lancang." Farhan menundukkan kepalanya. "Aku tahu, Tuan sakit hati dengan nyonya Marsya. Tapi sebaiknya, Tuan berpikir jernih. Aku yakin ini semuanya hanya jebakan."Reval yang sedang berdiri langsung menatap tajam ke arah Farhan. "Tahu dari mana kalau ini hanya jebakan? Sudah jelas-jelas di foto tersebut Marsya bermesraan dan juga pria berengsek itu menghubungi Marsya! Kalau memang itu jebakan, tidak mungkin pria itu tahu nomor Marsya dan juga menghubungi istriku" desis Reval lalu menyungginngkan senyumnya. "Tuan Reval lihat saja kebenaran akan terungkap." Farhan berucap penuh percaya diri.Reval menyunggingkan senyumnya lalu berjalan ke arah meja kerja. Dia kemudian duduk di kursi lalu meghela napas. Tidak bisa dipungkiri di hati kecilnya dia merindukan sosok yang selama ini selalu menemani Reval. Sosok yang membuat Reval bisa tersenyum, tertawa, dan juga merubahnya. ***Waktu menunjukkan pukul 19.
Read more

Bab. 58. Kamu baik-baik saja, 'kan?

"Tuan Reval menyuruh saya untuk mencari, Nyonya," ucap Farhan. Marsya membelalakkan matanya sambil menatap wajah Farhan lalu tersenyum mencibir. "Untuk apa dia mencariku? Bukankah dia sudah mengusirku," ketus Marsya. "Sepertinya tuan Reval sangat rindu dengan, Nyonya dan ... tuan Reval sudah menyadari kalau itu hanya jebakan," jelas Farhan. Marsya tertawa mencibir. "Aku tidak mau! Aku mohon, asisten Farhan jangan beri tahu Reval kalau aku ada di sini. Aku sangat membenci Reval. Sama sekali dia tidak peduli sama aku. Aku pergi pun dia tidak peduli. Aku sengaja menunggu telepon dari dia untuk beberapa hari, tapi sama sekali dia tidak mencariku atau meneleponku. Akhirnya aku blokir nomornya," urai Marsya dan kedua matanya berkaca-kaca. "Mungkin tuan Reval lagi emosi makanya seperti itu," ujar Farhan. "Pokoknya aku tidak mau ketemu dia. Maaf, asisten Farhan untuk saat ini aku benar-benar tidak mau bertemu Reval. Sekali lagi aku mohon."
Read more

Bab. 59. Ya Tuhan tolong selamatkan istriku dan anakku

"Reval!" Marsya begitu kaget karena tiba-tiba di hadapannya melihat Reval sedang menatapnya tajam. Sementara Reval sedang merasakan cemburu yang luar biasa. Bagaimana tidak, dia melihat sang istri berjalan berdampingan sambil tertawa bersama. Hatinya kembali sakit di saat mendapati sang istri sedang berjalan dengan lelaki lain.Reval menggelengkan kepalanya kemudian menyunggingkan senyum. Kedua mata memerah, rahangnya mengeras melihat sang istri jalan berdampingan. Reval kemudian bangun dari duduknya lalu berjalan dan menatap tajam lelaki yang berada di samping Marsya. "Jadi ini lelaki selingkuhan kamu ...." Reval menarik kerah baju lelaki tersebut. "Reval kamu apa-apaan, sih! Kamu jangan membuat malu." Marsya menarik tubuh Reval. Lelaki yang tiba-tiba ditarik oleh Reval pun merasa kaget dan bingung karena tiba-tiba ditarik oleh Reval.Reval menoleh ke arah Marsya. "Kamu membela dia!" Reval menatap tajam Marsya dan tangannya
Read more

Bab. 60. Dasar pembunuh!

"Anak kita sudah ada di surga, Sayang." Reval berkata dengan kedua mata berkaca-kaca. "Apa?" Marsya menatap tajam wajah sang suami. "Tidak ini tidak mungkin! Anakku masih hidup! Kamu jangan berkata sembarangan. Mana anakku? Aku ingin bertemu anakku!" jerit Marsya lalu mengibaskan tangan Reval dan butiran air mata meleleh begitu saja di pelupuk matanya. "Sayang, anak kita sudah tenang di sana. Kamu harus menerimanya ya, Sayang." Reval berkata dengan suara bergetar, lelehan air mata pun keluar dari pelupuk mata Reval. Marsya menggelengkan kepalanya beberapa kali. "Anakku masih hidup!" Marsya menjerit dengan perasaan hatinya yang tidak karuan, dadanya seketika sesak mendengar ucapan sang suami. Marsya kembali menangis tersedu-sedu. Dia menggerak-gerakkan badannya sambil berteriak. Merasa tidak percaya apa yang telah didengar dari mulut sang suami. "Mana anakku! Aku ingin bertemu dengan anakku!" Marsya menangis sambil berteriak dan ingi
Read more
PREV
1
...
45678
...
13
DMCA.com Protection Status