Beranda / Pernikahan / Dianggap Pelacur Oleh Suamiku / Bab. 29. Dasar anak tak tahu diri

Share

Bab. 29. Dasar anak tak tahu diri

Penulis: My_ndrati
last update Terakhir Diperbarui: 2024-10-29 19:42:56

Marsya dan Bu Tasya tidak berpikir akan ada Pak Bowo di dalam rumah. Mereka dengan santainya berjalan sambil bercanda. Namun, betapa kagetnya mereka ternyata Pak Bowo sedang duduk di sofa sambil menyilangkan kakinya.

Marsya dan Bu Tasya langsung diam mematung sambil menatap ke arah Pak Bowo. Masih tidak percaya kalau sang suami ada di rumah. Mengatakan akan pergi dua hari, tetapi kenapa belum satu hari sudah pulang kembali.

"Enak ya, kalian bisa jalan-jalan. Kamu sekarang sudah berani berbohong sama aku, Tasya! Dan kamu Marsya, kamu anak yang tidak tahu diri! Harus berapa kali Bapak tegaskan, kamu bisa menjadi orang kaya karena Bapak! Tapi kamu lupa sama Bapak, kamu lebih memilih Ibumu untuk diajak jalan-jalan, padahal Ibumu tidak ikut andil sedikit pun." Pak Bowo bangun dari duduknya lalu menatap tajam wajah Bu Tasya dan Marsya secara bergantian.

"Pak bukan begitu, tadinya Marysa mau ngajak Bapak jalan-jalan, cuma, 'kan, Bapak lagi ada perlu. Jadi Mars
Bab Terkunci
Membaca bab selanjutnya di APP

Bab terkait

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 30. Aku selalu emosi

    Reval memang sedang menunggu Marsya. DIa khawatir kepada sang istri. Reval takut kalau Pak Bowo mengganggu Marsya. Reval pun melihat perubahan wajah Marsya. Dia merasakan kalau sang istri sedang memikirkan sesuatu. Reval tidak ingin sang istri kenapa-kenapa atau pun menyembunyikan sesuatu dari dirinya. "Tidak, aku tidak apa-apa." Marsya buang muka lalu melepas pelukan sang suami."Jangan bohong kamu!" Reval menarik Marsya kembali lalu melingkarkan kedua tangan di pinggang Marsya.Wajah Marsya diperhatikan oleh sang suami. Marsya malah tengok kanan kiri, dia paling tidak mau dilihat seperti itu oleh Reval. Tatapan sang suami seakan bertanya dan ingin mengetahui keadaan sang istri yang sebenarnya. "Kamu bertemu Bapakmu?" Reval menatap tajam wajah sang istri. "Tidak." Marsya menoleh ke sebelah kiri. "Jangan bohong kamu! Aku tidak bisa dibohongi, Marsya. Wajah kamu tuh, kelihatan kalau kamu sedang memikirkan sesuatu." R

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 31. Aku tidak mau mendengar ocehanmu

    Ketika Reval akan melancarkan aksinya. Sang istri malah menolaknya. Hanya karena alasan capek saja. "Tidak ada alasan lain selain capek? Jadi kamu tidak mau bercinta denganku?" Reval menatap tajam wajah sang istri. Marsya diam saja sambil menatap wajah sang suami yang sedang menatapnya tajam. Sepertinya Marysa salah berbicara. Bisa-bisanya dia menolak keinginan Reval untuk bercinta dengannya."Kamu marah karena aku tidak mau?" Marysa bertanya dengan suara memelas. "kalau aku marah apa kamu mau melakukannya?" tanya Reval. "Emm, ...." Marsya bingung harus menjawab apa."Reval menunggu jawaban Marsya. Untuk beberapa detik Marsya hanya terdiam. Reval kemudian menyunggingkan senyumnya sambil menatap tajam wajah sang istri."Kamu tidak ada jawabannya. Berarti aku harus bercinta denganmu. Kamu jangan menolak. Tenang saja, Sayang. Aku akan membuatmu keenakan dan kamu tidak akan capek lagi kalau kamu sudah kusentuh sampai tit

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 32. Di luar ekspektasi

    Farhan tersenyum senang karena Reval bisa mengambil keputusan. Sang asisten pun merasa lega, kini seorang Reval bisa mendapatkan wanita yang tulus mencintainya. Bukan hanya karena harta semata. ***"Malam, Sayang." Reval mencium kening sang istri. "Malam juga, Sayang. Kamu mau langsung mandi?" Marsya memegang dasi Reval sambil menatap wajah Reval. "Iya, aku langsung mandi." Reval langsung merangkul Marsya lalu berjalan menuju kamar. ***Marsya dan Reval sudah berbaring di atas kasur. Setiap tidur sang suami selalu ingin memeluk sang istri. Tak henti-hentinya sang suami mencium pucuk kepala Marsya. "Sayang, nanti kamu ikut ke acara konferensi pers, ya," pinta Reval. "Apa konferensi pers? Buat apa aku ikut?" Marsya bingung karena Reval malah mengajaknya. "pokoknya kamu harus ikut! Farhan sedang mengatur jadwalnya.""Iya, tapi untuk apa aku ikut? Masa konferensi pers perusahaan kamu, aku ha

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 33. Langsung trending topik

    "Masih belum puas mengatai istriku! Walaupun tidak ada yang tahu dia istriku yang terpenting ada lelaki yang tulus mencintainya dan lelaki itu adalah aku. Lihat saja tanggal mainnya aku akan mengumumkan pada seluruh dunia kalau Marsya adalah istriku." Reval menatap tajam wajah Angel lalu merangkul pundak Marsya. Angel tertawa sinis. "Oh, ya. Yakin? Seorang pembantu tetaplah pembantu. Mata kamu lagi buta. Aku yakin di balik wajah polosnya, dia sedang mengincar hartamu!" "Bukannya kamu yang mengincar hartaku? Biasanya orang yang mengatakan hal itu, justru dia sendiri yang seperti itu. Sudah sana pulang tidak capek-capeknya mendatangi rumahku terus," usir Reval, "ayo, Sayang kita masuk kamu abaikan omongan dia tadi. Anggap saja angin lalu." Reval meninggalkan Angel begitu saja sambil menggenggam tangan sang istri.Angel tidak mengejarnya dia hanya tertawa sinis. ***Acara konferensi pers dimulai. Acara diadakan di hotel X. Semua wart

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 34. Upik abu bercita-cita ingin menjadi cinderella

    Marsya membelalakkan matanya ketika membaca dm tersebut. Dia langsung melihat profil. Namun, yang mengirim pesan tidak memasang foto profil. Pertemanan pun belum ada dan benar-benar pegguna baru. "Siapa orang ini? Sampai sengaja buat akun baru. Benar-benar pengaruh banget suamiku." Marsya menghela napas. "Sudahlah diamkan saja yang terpenting Reval benar-benar mencintaiku." Marsya bermonolog sendiri.***"Aku berangkat ya, Sayang." Reval mencium kening Marsya. "Iya, Sayang. Hati-hati, ya. Nanti agak siang aku jadi ya, pergi sama temanku." Marsya berjalan di samping Reval. "Iya, Sayang. Ya, sudah aku berangkat," ucap Reval lalu bergegas menuju kendaraannya. ***Marsya dan Cindy sudah bertemu. Mereka sudah berada di gedung bioskop. Cindy mengajak Marsya ingin menonton bioskop saja. Waktu untuk menonton tinggal sepuluh menit lagi. "Aku mendingan nonton sama kamu. Nonton sama suami sama saja kaya nonton di rumah. Masa dia sewa satu studio.""Hah, masa sih, Sya? Gila kalau sultan beda,

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 35. Kira-kira istriku suka bunga apa, ya?

    Sudah habis kesabaran Marsya. Dirinya terus menerus dihina oleh Angel. Dia merasa puas karena sudah menyiramkan air minum ke wajah Angel. "Kamu! Berengsek! Dasar pembantu sialan! Tidak tahu diri!" Angel menjambak rambut Marsya. "Aaahhh ...." Marsya menahan tangan Angel yang sedang menjambak rambutnya. "Dasar model sialan! Lepaskan tanganmu dari rambut temanku." Tangan Cindy menjambak rambut Angel. "Aaahhh ... berengsek kalian." Angel melepaskan tangannya dari rambut Marsya. Security pun datang bersama manajer restoran. "Non sudah, Non hentikan." Security memisahkan mereka."Maaf untuk kalian sebaiknya jangan membuat keributan di restoran ini," ucap manajer restoran."Kamu tidak tahu siapa aku, hah?" marah Angel kepada manajer. "Saya tahu, Non. Tapi saya mohon pengertiannya jangan ribut di sini.""Salahkan dia, dia yang mulai duluan! Lihat aku basah gara-gara dia." Angel menunjuk wajah Marsya. "Dasar pembantu Kampungan!" desis Angel lalu berjalan meninggalkan restoran. Marsya men

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 36. Kenapa kamu belum hamil, Sayang?

    "Apa! Bunga krisan? Bunga apaan itu? Kenapa selera kamu berbeda dengan wanita lain? Semua wanita sukanya sama bunga mawar, kenapa kamu malah suka sama bunga krisan?" Reval geleng-geleng kepala lalu duduk di samping Marsya. "Ya, sudah kalau kamu tidak suka buang saja bunganya. Kenapa penjual bunga itu berbohong?""Apaan sih, Sayang. Jangan dibuang ini bagus, kok. Terus kenapa kamu mau memarahi penjual bunga? Aneh kamu ini." Marsya mencium bunga mawar tersebut."Kata kamu tidak suka sama bunga mawar. Kenapa tidak dibuang saja? Terus Kata penjual bunga kebanyakan wanita suka sama bunga mawar." Reval cemberut sambil memperhatikan sang istri. "Iya, tapi bukan berarti harus dibuang bunganya. Kamu ini, ya."Reval lalu tersenyum. "Oh, iya, ini aku bawa sesuatu lagi buat kamu. Jangan bilang kamu tidak suka lagi." Reval merogoh kotak berbentuk hati di dalam papper bag. "Ini buat kamu." Reval menyerahkan kotak tersebut kepada Marsya. Marsya meny

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 37. Kamu benar menyimpannya dengan aman?

    Reval mengumpat dalam hati bisa-bisanya Farhan memberikan klarifikasi tentang dia. "Pantas saja kamu tidak melapor tentang gosip ini. Dasar kamu Farhan." Reval kembali mengumpat dalam hati sambil menatap layar ponsel. "Sayang kamu kenapa? Kok, malah diam begitu?" Marsya mengambil ponsel dari tangan Reval. "Kamu tidak senang membaca gosip tentang kita?""Kenapa aku tidak senang? Aku senang, Sayang. Akhirnya, mereka tahu kebenarannya." Reval tersenyum kepada Marsya. "Tapi kenapa kamu diam begitu? Seperti ada yang mengganjal di hatimu?""Sudah itu perasaanmu saja." Reval mencium pipi Marsya. "Ya, sudah aku mau mandi. Sayang sudah lama kamu tidak memandikanku. Ayo, bantu aku mandi." Reval menarik tangan Marsya sambil menatap mesum. "Kamu tuh, ya." Marsya bangun dari duduknya.Reval kemudian tersenyum lalu merangkul Marsya sambil berjalan. ***"Sialan! Padahal aku sudah senang dengan gosip ini. Kenapa malah jadi begini?" Angel melempar ponselnya. "Kamu beruntung sekali Marsya. Reval ora

Bab terbaru

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 122. Jangan melakukan perlawanan!

    "Saya mohon maafkan saya. Jangan masukkan saya ke penjara. Saya mohon Tuan. Saya mengakui saya telah bersalah kepada Marsya. Saya ... Saya benar-benar minta maaf." Pak Bowo mengangkat kedua tangannya memohon sambil menundukkan kepalanya. Reval menyunggingkan senyumnya sambil memperhatikan Pak Bowo. "Minta maaf? Aku tidak salah dengar! Anda jangan minta maaf kepadaku, tetapi kepada Marsya anakmu!" jerit Reval, "Sekarang Anda minta maaf setelah semuanya sudah terbongkar. Ke mana saja Anda selama ini? Bahkan Anda masih memanfaatkan Marysa dan akan menjadikan mantan istriku sebagai wanita malam. Dan sekarang Anda berkata menyesal. Dasar manusia tidak tahu diri. Jika Marsya tidak mengenal teman Anda, Anda tidak mungkin melakukan hal ini. Oke, tunggu saja. Dalam waktu satu kali dua puluh empat jam Anda dan teman Anda akan masuk ke penjara!" desis Reval.Pak Bowo bangun dari duduknya lalu menghampiri Reval. "Tuan saya mohon jangan penjarakan saya. Saya mohon, Tuan!" Pak

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 121. Anda jangan coba-coba kabur!

    Marsya tiba-tiba berteriak dan menangis histeris. Jantungnya berdetak tidak karuan dan tubuhnya bergetar hebat. Reval merasa bingung melihat Marsya. "Sayang kamu kenapa?" Reval memegangi tubuh Marsya sambil memperhatikan wajah sang mantan istri dengan penuh khawatir. "Orang itu ... orang itu ada lagi." Marsya berucap dengan terbata dan menangis lalu menyembunyikan wajahnya di dada Reval. Reval mengerutkan keninnya sambil berpikir lalu memperhatikan Pak Bowo dan teman pemilik rumah bordil yang sedang berjalan. "Tuan Reval." Pak Bowo menundukkan kepalanya setelah berada di depan Reval. Namun, dia merasa bingung melihat Marsya sedang menangis. "Ada ... ada apa dengan anak saya?" tanya Pak Bowo lalu menoleh kepada pemilik rumah bordil. Sang pemilik rumah bordil pun merasa bingung sambil mengerutkan keningnya.

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 120. Will you marry me?

    "Sudah tahu Marsya masih mencintaiku. Kenapa kamu memaksanya?" kesal Reval, "asal kamu tahu, Garvin. Sebenarnya aku malas menemuimu, tetapi demi mengembalikan cincin ini aku terpaksa menemuimu. Aku tidak mau kamu berpikiran kalau Marsya masih menyimpan cincin pemberianmu. Hanya cincin pemberian dariku yang akan melingkar di jari manisnya." Reval mencondongkan badannya ke arah Garvin. Garvin menyunggingkan senyumnya. "Oke, sekali lagi aku mengaku kalah. Harusnya kamu berterima kasih kepadaku. Kalau malam itu bukan aku yang menemui Marsya. Marsya tidak akan selamat. Dia mungkin sudah dijamah dan ditiduri oleh pria hidung belang. Apa lagi penampilan Marsya saat itu sangat cantik dan seksi. Siapa yang tidak akan tergoda melihat ...." Garvin malah membayangkan penampilan Marsya lalu menggelengkan kepalanya dan tersenyum. "Sialan! Kamu sedang membayangkan apa, hah?" Reval bangun dari duduknya. "Tuan Reval. Su

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 119. Aku terpaksa memakainya

    Marsya dan Reval sedang dalam perjalanan pulang ke rumah Marsya. Mereka duduk berpelukan dan saling tersenyum. Reval tidak henti-hentinya menciumi kening sang mantan istri. "Senang sekali melihat mereka bahagia. Aku harap kalian berdua tidak akan terpisahkan." Farhan sekilas menoleh ke kaca spion sambil berbicara dalam hati. "Kamu kalau ada apa-apa cerita sama aku, ya. Kalau ada orang yang menekanmu jangan diam saja." Reval memeluk Marsya sambil tangan kanannya mengelus rambut Marsya. "Iya, Reval. Sekali lagi terima kasih, ya. Kamu sudah menolongku," ucap Marsya, "emm, tapi ...." Marsya tidak melanjutkan kata-katanya. "Kenapa?" tanya Reval khawatir. "Aku takut pulang, Reval. Bapak mau ...." "Sudah kamu pulang saja, tidak apa-apa kamu aman," ucap Reval lalu mencium kening Marsya. "Aman?" tanya Marsy

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 118. Mati saja kamu

    "Kita tunggu di sini saja. Aku ingin menunggu Marsya." Reval duduk di kursi. "Baik, Tuan." Farhan ikut duduk di samping Reval. Beberapa menit kemudian Garvin berjalan sambil menarik tangan Marsya. Dia melewati Reval dan Farhan yang sedang duduk dan sama sekali dia tidak menyadari adanya mereka. "Marsya!" Reval bangun dari duduknya. "Kenapa dia membawa Marsya seperti itu?" kesal Reval, "Kita ikuti dia! Awas saja kalau dia macam-macam!" Reval berjalan mengikuti Garvin secara pelan agar Garvin tidak mengetahuinya. "Hati-hati Tuan jangan sampai Mr. Garvin tahu kita mengikutinya." "Hhhmmm." Reval berjalan sambil memicingkan matanya. Reval kemudian berhenti dan memperhatikan Garvin yang sudah berada di depan mobil. "Berengsek! Kasar sekali dia!" Reval mengepalkan tangannya lalu melangkah. "Tuan ... jangan gegabah. Kita lihat saja dulu. Kita

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 117. Kenapa kamu menggigit bibirku?

    "Honey, sepertinya mantan suamimu sedang cemburu." Garvin menatap tajam Reval sambil berbisik kepada Marsya. "Reval?" kaget Marsya lalu matanya mencari keberadaan sang mantan suami. "Kita temui dia." Garvin meraih tangan Marsya lalu menggenggam jari jemari Marsya. "Buat apa?" Marsya menahan langkahnya dan berusaha melepaskan tangannya dari Garvin. "Sudah kita temui dia!" Garvin tetap berjalan membawa Marsya. Marsya ingin sekali menolak. Dia tidak ingin membuat sang mantan suami sakit hati melihat dirinya bersama Garvin. "Reval maafkan aku, aku tidak mau seperti ini." Marsya berbicara dalam hati sambil mengikuti Garvin. "Hai, Reval," sapa Garvin setelah berada di hadapan Reval. Reval menundukkan kepalanya lalu menatap Marsya. "Tahan, Reval jangan memperlihatkan kemarahan dan kecemburuan di mata bule berengsek ini!" batin Reval. "Asisten Farhan," sapa Garvin. Mr. Garvin." Farhan menundu

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 116. Aku harus bisa menikmati tubuhmu

    "Ibu sebenarnya sudah menyadarinya. Cuma Ibu ingin kamu yang bercerita sama Ibu. Kalau Ibu yang bertanya duluan kamu tidak akan mungkin menjawab jujur," kata Bu Tasya "Iya, Bu. Marsya belum siap bercerita sama Ibu. Cuma Marysa juga tidak mungkin pendam sendiri. Apa lagi bapak sudah ikut campur dan malah memaksa Marsya untuk merayu Mr. Garvin. Marsya tidak mau, Bu. Merayu salah tidak merayu pun salah," ucap Marsya lalu menghela napas pelan."Kamu minta tolong sama tuan Reval. Kamu putuskan hubunganmu dengan Mr. Garvin. Kamu, 'kan tidak mencintai Mr. Garvin. Kamu tuh cintanya sama tuan Reval. Iya, 'kan?" Marysa mengangguk lalu tersenyum. "tapi Marsya bingung, Bu. Marysa tidak mungkin memutuskan hubungan Marsya dengan Mr. Garvin. Ini sudah pilihan Marsya. Mr. Garvin memberikan pilihan yang aneh sama seperti Bapak," kesal Marsya. "Aneh bagaimana maksudnya?" tanya Bu Tasya. Marsya kemudian menceritakan awal mula dia harus menjadi pacar M

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 115. Kuras harta dia!

    Reval sudah berada di ruangan rapat. Kedua matanya langsung menatap tajam ke arah Garvin yang sedang duduk di meja sebelah kiri. Tatapannya bagaikan elang yang akan memangsa buruannya. "Kamu tidak akan lama bersama Marsya. Lihat saja Garvin. Kamu boleh sombong di hadapanku untuk saat ini dan kesombonganmu tidak akan lama." Reval berbicara dalam hati sambil mengepalkan kedua tangannya. "Tuan Reval! Silakan dimulai," bisik Karin. "Hhhmm." Reval hanya berdeham dan tatapannya masih kepada Garvin. Garvin pun malah membalasnya menatap Reval sambil tersenyum. "Ada yang sedang terbakar cemburu sepertinya," batin Garvin. Sementara Farhan hanya bisa menghela napas pelan. Dia kemudian memperhatikan Reval dan menggelengkan kepalanya kepada sang CEO. Reval pun mengerti melihat Farhan seperti itu. Dia kemudian menarik napas dalam-dalam lalu mengembuskannya. Keadaannya sudah bisa terkontrol dan Reval memulai rapatnya. ***

  • Dianggap Pelacur Oleh Suamiku   Bab. 114. Bullshit dengan omonganmu!

    Marsya membelalakkan matanya ketika secara tiba-tiba Reval langsung bertanya ke inti permasalahan. Dia meremas-remas tangannya sendiri. Tenggorokannya seakan tercekat dan dia tidak berani menatap Reval. "Kenapa diam saja? Ayo, jawab, Marsya!" Reval menatap tajam wajah Marsya yang sedang menunduk.Dada Reval kembang kempis dan dirinya benar-benar emosi. Namun, sebisa mungkin dia menahan emosinya di hadapan Marsya. Sementara Farhan memperhatikan Marsya secara seksama. Dia pun ingin bertanya, tetapi dia tidak ingin ikut campur. "Marsya!" panggil Reval lalu menggelengkan kepalanya, "Aku yakin ada sesuatu yang tidak beres. Makanya kamu seperti ini, ada yang mengancammu, 'kan?" tanya Reval mengintimidasi. Marsya langsung mengangkat kepalanya mendengar pertanyaan sang mantan suami. "Tidak ada. Siapa yang mengancamku? Itu memang keinginanku. Waktu kamu pergi, di situ aku berpikir. Sepertinya aku salah jika harus dekat kembali denganmu. Aku t

DMCA.com Protection Status