Semua Bab Raja Naga Meninggalkan Gunung: Bab 1041 - Bab 1050

1180 Bab

Bab 1041

Tepat di saat itu, Widia tiba-tiba meneleponnya dan berkata dengan panik, "Tobi, Kakek mendadak mengalami pendarahan otak. Pendarahannya cukup parah dan serius. Kakek harus segera dioperasi. Kalau nggak, Kakek akan mati.""Tapi dokter bilang operasinya berisiko tinggi. Kalau nggak berhasil, kemungkinan besar Kakek akan koma dan lumpuh."Tobi tertegun sejenak. Dia tidak menyangka Kakek Muhar akan mendadak mengalami pendarahan otak, apalagi kondisinya begitu serius.Widia lanjut bertanya dengan panik, "Apa kamu kenalan dokter? Apa mereka punya cara untuk menyelamatkan Kakek?"Walau akhir-akhir ini, kakeknya telah membuat banyak masalah untuk Widia, tapi sejak kecil, kakeknya selalu menyayanginya.Tobi awalnya mengira Widia ingin dirinya turun tangan sendiri, tetapi ternyata bukan seperti itu. Dia segera berkata, "Tentu saja. Aku bisa menyembuhkannya. Biarlah mereka menstabilkan kondisi kakekmu dulu. Asalkan Kakek masih bernapas, aku pasti punya cara untuk mengobatinya.""Tunggulah. Aku a
Baca selengkapnya

Bab 1042

"Kenapa kami nggak berpikir seperti itu? Karena kakekmu, Tobi dan kamu telah menderita selama ini. Saat ini, dia mungkin berharap kakekmu segera mati, agar tidak mengganggu hubungan kalian lagi ke depannya.""Omong kosong. Kalian sekarang sudah tahu kemampuan Tobi, mana mungkin dia akan merusak segalanya? Mengapa dia harus mencelakai Kakek?""Belum tentu. Orang mungkin akan berubah. Sebagai contohnya kami sendiri saja. Kami mendukung kamu dan Tobi bersama sebelumnya, tapi bukankah kami juga memikirkan cara untuk merusak hubungan kalian beberapa hari yang lalu?""Ternyata kalian tahu juga apa yang telah kalian lakukan selama ini," kata Widia dengan marah."Ini bukan waktu yang tepat untuk membicarakan hal itu. Yang paling penting sekarang adalah nyawa kakekmu."Yesa segera mengganti topik pembicaraan dan menambahkan, "Kalau dilihat dari kejadian sebelumnya, menurut kalian, apa Tobi mungkin akan mencelakai Ayah?""Ini ... aku rasa mungkin sekali.""Kalian! Padahal Tobi selama ini telah m
Baca selengkapnya

Bab 1043

Saat Widia tersadar kembali, semuanya sudah terjadi. Dia tidak punya cara untuk menghentikan orang tuanya, jadi dia hanya bisa berjongkok pasrah dan menunggu hasil operasi keluar.Waktu berlalu dengan cepat. Setengah jam telah berlalu. Yesa memandang ke luar, tetapi dia masih tidak menemukan sosok Tobi di sana.Teringat dirinya tidak boleh bertengkar dengan Widia, karena Yesa masih harus bergantung pada putrinya agar bisa menikmati kejayaan, dia pun melangkah ke depan dan berkata, "Kamu lihat sendiri. Sudah lewat berapa lama, tapi Tobi masih belum muncul? Kalau kita nggak mendengar kata dokter, kakekmu mungkin sudah meninggal.""Dokter bilang, kalau nggak dioperasi, setidaknya Kakek masih bisa hidup selama dua jam," kata Widia dengan dingin. Dia berharap kakeknya baik-baik saja. Kalau tidak, dia pasti tidak akan memaafkan orang tuanya."Apa kamu begitu yakin dengan apa yang dikatakan dokter? Siapa tahu diagnosisnya salah?" balas Yesa dengan tidak senang."Benarkah? Kalau kamu nggak per
Baca selengkapnya

Bab 1044

Berbicara tentang ini, Widia merasa bersalah dan berkata dengan sedih, "Ya, Kakek sedang menjalani operasi!"Mendengar itu, Tobi mengerutkan kening dan berkata, "Bukankah aku memintamu untuk menungguku? Apa nggak bisa menunggu setengah jam saja?""Aku ...."Widia membuka mulutnya. Teringat dengan apa yang baru saja dikatakan ibunya, yang mencurigai dirinya ingin mencelakai kakeknya, dia tak kuasa menahan tangisnya.Melihat pemandangan itu, Yesa langsung marah.'Gadis ini! Di saat seperti ini, dia malah berpura-pura terlihat menyedihkan? Apa dia sedang menambah minyak ke dalam api? Apa dia benar-benar ingin aku mati?'Sorot mata Tobi berubah lembut. Dia buru-buru bertanya dengan khawatir, "Kenapa? Apa pihak rumah sakit yang menyuruh kalian?""Bukan!"Widia menggelengkan kepalanya."Jadi, apa yang terjadi?" tanya Tobi lagi. Mungkinkah Widia tidak percaya dengan dirinya? Bahkan, setelah mengalami begitu banyak kejadian, Widia masih tidak percaya dengan kata-katanya?Yesa buru-buru menjawa
Baca selengkapnya

Bab 1045

Melihat Widia tidak mengatakan apa pun, Yesa diam-diam menghela napas lega.Yesa tidak percaya sedikit pun terhadap kata-kata Tobi barusan. Latar belakang Tobi memang luar biasa, tetapi Yesa merasa dirinya tidak salah saat menyebutnya sebagai pembohong.Bisa-bisanya Tobi mengatakan hal tidak masuk akal seperti ini. Mungkin yang percaya hanya putrinya saja.Tobi pasti mengira, asalkan operasinya berhasil, dia juga tidak perlu melakukan apa-apa lagi. Sebaliknya, jika gagal, dia juga tidak akan berpengaruh.Tidak dimungkiri, Tobi ini benar-benar licik.Namun, itu semua sudah tidak penting lagi. Dia hanya peduli dengan latar belakang dan status keluarga Tobi. Yesa hanya ingin menjadi nyonya konglomerat.Sebenarnya, Tobi juga tidak sepenuhnya tidak menyadari hal itu. Saat melihat tingkah Widia yang tidak seperti biasanya, dia sempat menoleh untuk melihat Yesa.Di saat itu, Yesa hanya mengangguk dengan canggung.Tobi merasa mungkin orang tuanya Widia yang menyarankan agar Kakek Muhar diopera
Baca selengkapnya

Bab 1046

Entah kenapa, Tobi mendadak teringat dengan Tuan Besar Ezra, yang juga kakek kandungnya sendiri. Saat Tobi masih kecil, dia juga sangat menyayangi dirinya dan akan menghabiskan waktu bersamanya setiap hari, sekalipun beliau sibuk.Apalagi, kakeknya masih belum pensiun saat itu dan memiliki banyak urusan yang perlu ditanganinya.Setelah beberapa saat, Tobi baru kembali tersadar. Melihat Widia yang tampak sedih, dia juga ikut merasa sedih, tetapi dia juga tidak bisa berbuat apa-apa lagi.Yesa tampak kesal. Dia langsung meraih tangan Dokter Felix dan mulai menyalahkannya. "Bagaimana ini bisa terjadi? Bukankah kamu bilang, asalkan dioperasi, ayah mertuaku bisa sembuh? Setidaknya, nyawanya akan tertolong, 'kan?"Dokter Felix mengerutkan kening. Dia menggelengkan kepalanya dan berkata, "Nyonya Yesa, tolong lepaskan tanganmu. Selalu ada risiko dalam operasi. Belum lagi, tingkat keberhasilan operasi ini juga nggak tinggi.""Kalau tingkat keberhasilan operasinya nggak tinggi, kenapa kamu terus
Baca selengkapnya

Bab 1047

Tobi tertegun sejenak. Dia memandang sekilas Kakek Muhar yang telah tidak bernyawa itu. Kemudian menjawab, "Baiklah. Dia berada di rumah sakit mana sekarang? Terus, berapa lama dia bisa bertahan?""Dokter bilang, dia masih bisa bertahan selama beberapa jam. Saat ini, dia tengah dirawat di Rumah Sakit Pendidikan Tawuna!" jawab Naura dengan cepat.Mendengar itu, Tobi buru-buru berkata, "Kebetulan aku juga lagi di rumah sakit ini. Dia berada di bangsal mana dan nomor berapa?"Naura pun segera memberi tahu putranya.Melihat Tobi tengah menelepon, Yesa tidak berani mengucapkan sepatah kata pun.Tamparan ini telah membuat Yesa sadar. Tobi yang sekarang ini bukan lagi pria tidak berguna seperti dulu. Jika Tobi benar-benar emosi, Yesa pasti akan mati mengenaskan.Apalagi, melihat ekspresi putrinya yang kini tidak peduli dengannya lagi.Herman juga sangat gugup. Dia takut membuat marah Tobi.Widia masih tenggelam dalam kesedihan. Apalagi, ditambah dengan kata-kata kasar ibunya barusan. Dia bahk
Baca selengkapnya

Bab 1048

"Aku tahu. Sepertinya masih belum ada yang memberi tahu kalian." Tobi mengerutkan kening dan bersiap untuk menelepon ibunya.Jika Tobi pergi ke sana sendirian, dia pasti akan kembali dihina oleh sekelompok orang, bukankah itu akan menyebalkan sekali?Dia sudah pernah mengalami hal yang sama saat mengobati putrinya Damar dulu, jadi dia tidak ingin pengalaman buruk itu terulang lagi.Pak Egan baru saja hendak berbicara. Namun, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkatnya. Setelah selesai mendengar penjelasan dari orang di seberang sana, dia segera menutup telepon dan berkata dengan antusias, "Jangan-jangan kamu Dokter Tobi?"Dia hanya pernah mendengar nama Dokter Tobi saat mengobrol dengan teman lamanya. Mereka semua membuat tentang keterampilan medis Dokter Tobi yang luar biasa.Jika dia tidak tahu temannya itu tidak suka menyombongkan diri dan selalu jujur, dia pasti tidak akan memercayainya sama sekali.Namun, dia masih ingat dengan nama Tobi.Barusan ada telepon dari bangsal.
Baca selengkapnya

Bab 1049

Wajah Widia masih terlihat murung, tetapi dia tetap menjawab, "Baiklah, pergilah ke sana. Aku bisa selesaikan masalah ini sendirian." Dilihat dari wajahnya yang memucat, wanita itu jelas masih sangat sedih.Namun, Pak Egan masih sedikit bingung. Jika Tobi benar-benar dokter hebat, kenapa dia tidak menyelamatkan keluarganya sendiri?Selain itu, dilihat dari sorot mata Dokter Tobi, pria itu seharusnya sangat peduli dengan gadis itu. Apalagi, Dokter Felix juga mengatakan bahwa kondisi pasien ini tidak begitu parah dan sulit dibandingkan dengan Pak Rangga.Mengikuti langkah Pak Egan, tak lama kemudian, Tobi telah tiba di pintu bangsal.Ada banyak orang yang menunggu di sini. Hanya saja, karena sebagian besar Keluarga Wijaya berada di Jatra, jadi tidak banyak yang bisa datang ke rumah sakit.Yang berada di sana hanya putra keempat dari Tuan Besar Rangga, Haryo Wijaya, beserta istrinya, lalu putranya, Kavin Wijaya, dan putrinya, Moris Wijaya.Begitu sampai di depan pintu, Pak Egan langsung b
Baca selengkapnya

Bab 1050

Ketika mendengar itu, Kavin langsung memuji pria itu dan berkata, "Sudah kuduga, dia pasti penipu. Ayah dan Paman Fauzan pasti sudah tertipu."Ternyata, mereka sudah tahu kalau Fauzan Wijaya, yang juga putra sulung Pak Rangga, yang mencari dokter hebat ini untuk datang mengobati ayahnya.Hanya saja, Paman Fauzan saat ini masih berada di Jatra dan belum sempat datang ke sini.Mendengar itu, Haryo langsung murka. "Nak, nyalimu besar juga. Beraninya kamu menipu kami di sini. Kamu cari mati!""Yang cari mati itu kalian! Sekumpulan orang bodoh!"Tobi tampak kesal dan mulai memarahi mereka. Jika bukan karena ibunya mengatakan bahwa berkat bantuan Pak Rangga, barulah mereka bisa melarikan diri dari Jatra dulu, dia pasti sudah pergi dari tadi."Kamu pikir kamu itu siapa? Beraninya kamu bicara seperti itu kepada kami? Aku harus memberimu pelajaran!" Kavin bersiap untuk menyerang Tobi."Minggir!"Tobi langsung menampar wajah Kavin.Kavin terjatuh dan langsung mengadu kesakitan. Wajahnya penuh em
Baca selengkapnya
Sebelumnya
1
...
103104105106107
...
118
DMCA.com Protection Status