"Aku tahu. Sepertinya masih belum ada yang memberi tahu kalian." Tobi mengerutkan kening dan bersiap untuk menelepon ibunya.Jika Tobi pergi ke sana sendirian, dia pasti akan kembali dihina oleh sekelompok orang, bukankah itu akan menyebalkan sekali?Dia sudah pernah mengalami hal yang sama saat mengobati putrinya Damar dulu, jadi dia tidak ingin pengalaman buruk itu terulang lagi.Pak Egan baru saja hendak berbicara. Namun, ponselnya tiba-tiba berdering. Dia pun mengangkatnya. Setelah selesai mendengar penjelasan dari orang di seberang sana, dia segera menutup telepon dan berkata dengan antusias, "Jangan-jangan kamu Dokter Tobi?"Dia hanya pernah mendengar nama Dokter Tobi saat mengobrol dengan teman lamanya. Mereka semua membuat tentang keterampilan medis Dokter Tobi yang luar biasa.Jika dia tidak tahu temannya itu tidak suka menyombongkan diri dan selalu jujur, dia pasti tidak akan memercayainya sama sekali.Namun, dia masih ingat dengan nama Tobi.Barusan ada telepon dari bangsal.
Wajah Widia masih terlihat murung, tetapi dia tetap menjawab, "Baiklah, pergilah ke sana. Aku bisa selesaikan masalah ini sendirian." Dilihat dari wajahnya yang memucat, wanita itu jelas masih sangat sedih.Namun, Pak Egan masih sedikit bingung. Jika Tobi benar-benar dokter hebat, kenapa dia tidak menyelamatkan keluarganya sendiri?Selain itu, dilihat dari sorot mata Dokter Tobi, pria itu seharusnya sangat peduli dengan gadis itu. Apalagi, Dokter Felix juga mengatakan bahwa kondisi pasien ini tidak begitu parah dan sulit dibandingkan dengan Pak Rangga.Mengikuti langkah Pak Egan, tak lama kemudian, Tobi telah tiba di pintu bangsal.Ada banyak orang yang menunggu di sini. Hanya saja, karena sebagian besar Keluarga Wijaya berada di Jatra, jadi tidak banyak yang bisa datang ke rumah sakit.Yang berada di sana hanya putra keempat dari Tuan Besar Rangga, Haryo Wijaya, beserta istrinya, lalu putranya, Kavin Wijaya, dan putrinya, Moris Wijaya.Begitu sampai di depan pintu, Pak Egan langsung b
Ketika mendengar itu, Kavin langsung memuji pria itu dan berkata, "Sudah kuduga, dia pasti penipu. Ayah dan Paman Fauzan pasti sudah tertipu."Ternyata, mereka sudah tahu kalau Fauzan Wijaya, yang juga putra sulung Pak Rangga, yang mencari dokter hebat ini untuk datang mengobati ayahnya.Hanya saja, Paman Fauzan saat ini masih berada di Jatra dan belum sempat datang ke sini.Mendengar itu, Haryo langsung murka. "Nak, nyalimu besar juga. Beraninya kamu menipu kami di sini. Kamu cari mati!""Yang cari mati itu kalian! Sekumpulan orang bodoh!"Tobi tampak kesal dan mulai memarahi mereka. Jika bukan karena ibunya mengatakan bahwa berkat bantuan Pak Rangga, barulah mereka bisa melarikan diri dari Jatra dulu, dia pasti sudah pergi dari tadi."Kamu pikir kamu itu siapa? Beraninya kamu bicara seperti itu kepada kami? Aku harus memberimu pelajaran!" Kavin bersiap untuk menyerang Tobi."Minggir!"Tobi langsung menampar wajah Kavin.Kavin terjatuh dan langsung mengadu kesakitan. Wajahnya penuh em
"Nggak apa-apa. Sebaiknya biarkan aku masuk lebih dulu agar bisa menyelamatkan orang. Kalau ditunda terlalu lama, aku khawatir akan berbahaya." Tobi tidak ingin membuang-buang waktu lagi. Itu sebabnya, dia langsung meminta Pak Egan untuk memimpin jalan.Tak disangka, Pak Egan malah tidak berguna sama sekali.Mendengar itu, Fauzan langsung berkata, "Ya. Kalau begitu, aku serahkan ayahku kepada Dokter Tobi. Tolong selamatkan dia.""Asalkan nyawa ayahku terselamatkan, apa pun permintaan Dokter Tobi, aku pasti akan berusaha mengabulkannya!""Kita bicarakan hal itu nanti saja."Setelah menutup telepon, Tobi menatap Haryo sambil bertanya dengan dingin, "Sekarang kamu sudah bisa minggir, 'kan?"Ekspresi Haryo terlihat muram. Dia terpaksa menyingkir ke samping dengan patuh. Dia tidak berani omong kosong lagi. Namun, dia diam-diam berpikir dalam hati, 'Nak, jangan bangga dulu. Kalau kamu nggak bisa menyembuhkan ayahku, aku pasti akan membuatmu mati mengenaskan.'Kavin tercengang dan kesal. Yang
Ini juga alasan Fauzan bisa berhubungan dengan Naura. Namun, hanya Fauzan dan Rangga yang mengetahui masalah Naura, sedangkan anggota Keluarga Wijaya lainnya sama sekali tidak tahu.Mereka juga khawatir jika masalah ini tersebar keluar, hanya akan merugikan Keluarga Wijaya saja."Namaku Tobi Yudistira.""Ternyata benar. Kamu cucunya atasan lamaku, Tobi Yudistira." Ekspresi Rangga makin bersemangat.Atasan lama?Saat mendengar kata 'cucu', Tobi menebak bahwa atasan lama yang disebut Rangga barusan adalah Tuan Besar Ezra. Tobi tidak mengangguk ataupun menyangkalnya. Meski dia tidak terlalu ingin mengakui kakeknya, dia juga tidak bisa menyangkal fakta ini."Tak disangka, kamulah yang akan menyelamatkanku. Hais, kasihan sekali ayahmu!" ucap Rangga dengan antusias. Dulu, dia sangat menyukai Revan dan menganggapnya sebagai putranya sendiri."Jangan ungkit masa lalu lagi. Pak Rangga, saya masih punya urusan. Jadi, saya pamit dulu.""Apa masalah penting?""Ya!" ucap Tobi sambil mengangguk."Ba
Haryo dan Kavin tampak tidak percaya. Mereka sekeluarga bergegas masuk ke dalam. Begitu masuk, mereka mendapati Moris sedang duduk di samping kakeknya sambil mengobrol.Rangga bahkan sudah bisa duduk di tempat tidur. Kondisinya secara keseluruhan masih belum bisa dipastikan, tetapi wajahnya tampak beberapa tahun lebih muda dari sebelumnya.Apalagi, berbagai infus yang dimasukkan ke dalam tubuh dan peralatan kesehatan lainnya juga telah dilepas semuanya.Untuk sesaat, semua orang tercengang dan tidak memercayai apa yang dilihat oleh mata mereka sendiri.Bukan hanya penyakitnya saja yang sembuh, tetapi kondisi tubuhnya juga jauh lebih baik.Begitu mendengar suara itu, Pak Egan juga masuk ke dalam dan melihat-lihat. Meski dia hanya berdiri di belakang, dia tetap bisa melihat. Dia telah berkali-kali memeriksa kondisi Rangga sebelumnya, jadi dia tentu mengetahui kesehatan lelaki tua itu.Namun, begitu melihat kondisi Rangga sekarang, Egan benar-benar terkejut.Dokter ajaib!Dia pasti dokter
Melihat Tobi begitu cepat kembali, Yesa langsung menggelengkan kepalanya. Sepertinya Tobi tidak berhasil juga. Kalau tidak, mana mungkin pria itu akan kembali secepat itu. Lagi pula, baru setengah jam berlalu.Widia juga berpikiran sama. Dia diam-diam menghela napas, tetapi masih tetap bertanya, "Bagaimana kondisi Pak Rangga?"Seakan bisa melihat ekspresi mereka, Tobi pun buru-buru menjawab, "Hais. Kondisinya lumayan serius juga."Hanya itu saja yang Tobi katakan. Dia tidak menjelaskan lebih lanjut lagi. Dia juga tidak mengatakan Pak Rangga telah berhasil diselamatkan.Mendengar itu, Yesa langsung menyimpulkan kalau Tobi tidak berhasil menyembuhkan Pak Rangga. Dia baru merasa lega dan buru-buru berkata, "Sebenarnya, kadang-kadang memang seperti itu. Semua sudah ditakdirkan."Kemudian, Yesa segera memanfaatkan kesempatan itu untuk minta maaf. "Tobi, Bibi sudah mengatakan hal yang salah tadi. Jangan salahkan aku lagi, ya."Sayang, Tobi sama sekali tidak menghiraukannya. Pria itu hanya da
Di sisi lain, Candra juga telah menerima kabar kematian kakeknya. Dia sangat sedih. Walau kakeknya sering memukul dan memarahinya, tetapi jauh dalam lubuk hatinya, dia sangat menyayangi kakeknya.Kepergian Kakek Muhar membawa dampak besar bagi Widia. Dia tidak lagi bersemangat untuk menangani masalah perusahaan. Tobi terpaksa turun tangan membantunya sembari menemani Widia mengurus proses pemakaman kakeknya.Meski Tobi telah bercerai dengan Widia, jauh di lubuk hatinya, dia tetap menganggap dirinya sebagai menantu Keluarga Lianto.Menurut adat Keluarga Lianto, mereka harus memilih hari baik lebih dulu, kemudian melakukan upacara perkabungan di rumah selama beberapa hari. Setelah itu, barulah diadakan acara pemakaman.Saat ini, Tuan Besar Ezra datang ke kediaman Lianto lagi. Melihat kedatangan Tuan Besar Ezra, Yesa terkejut bukan main. Wajahnya langsung memucat.Dia terlihat gugup sekali.Untung saja, Widia bereaksi dengan cepat. Menyadari Tuan Besar Ezra mungkin adalah kakek kandungnya
Saat ini, semuanya juga seharusnya sudah berakhir.Setelah semua orang bubar, Vamil maju ke depan sambil tertawa, "Tobi, kamu benar-benar memberiku kejutan besar kali ini.""Awalnya, aku kira kamu setidaknya membutuhkan lima tahun untuk menandingi kekuatan mereka. Aku nggak menyangka kekuatannya akan meningkat secepat itu. Benar-benar di luar dugaanku.""Bolehkah kamu beri tahu aku sudah sampai mana kekuatanmu saat ini?"Vamil sangat penasaran.Tobi mengangkat bahu tak berdaya dan berkata, "Nggak ada lawan, jadi aku juga nggak begitu jelas.""Aku hanya tahu, kalau aku menyerang dengan seluruh kekuatanku, aku bisa menghancurkan kota dengan mudah.""...."Semua orang benar-benar tercengang, lalu berkata tak berdaya, "Luar biasa!"Vamil terdiam, lalu menggelengkan kepalanya. "Nak, kamu benar-benar mengejutkanku. Oh ya, kapan kalian akan menikah? Jangan terlalu lama. Aku nggak punya banyak waktu lagi."Jelas, dia sangat puas dengan Tobi dan berharap bisa menghadiri pernikahan mereka.Mende
Kata-kata dominan Tobi barusan membuat orang-orang Harlanda makin antusias. Saking bersemangatnya, mereka yang menonton siaran langsung dari rumah pun bersorak kegirangan.Mereka sangat gembira. Jadi, perlu mengekspresikan kegembiraan yang mereka rasakan.Hanya saja kalimat 'siapkan misil' yang diucapkan Tobi membingungkan mereka.Apa yang terjadi? Siapkan misil? Apa maksudnya? Tiba-tiba tanda tanya muncul memenuhi seluruh layar.Semua orang benar-benar tercengang mendengar kata-kata itu.Banyak orang mengungkapkan pertanyaan mereka.Di saat bersamaan, para petugas di pangkalan rudal itu juga tampak berkeringat dingin. Biasanya, dalam situasi apa pun, dia pasti akan melaksanakan perintah dengan tegas. Namun, dia jelas-jelas gugup saat ini dan kembali mengkonfirmasi.Radiya mengangguk. Untuk memastikan tidak terjadi kesalahan, dia bahkan turun tangan memperhatikan masalah ini.Jika bukan karena menyaksikan kekuatan Tobi yang melampaui orang biasa dengan matanya sendiri, dia benar-benar
Negara Harlanda seketika dibanjiri berbagai kata-kata pujian, sorak-sorai, dan kekaguman.Di mata mereka, Tobi sudah termasuk dewa pelindung Harlanda.Sebaliknya di mata dunia luar, mereka mulai takjub terhadap kekuatan Negara Harlanda. Bahkan, juga ada rasa takut.Tobi tidak peduli dengan masalah ini. Dia teringat bahwa selama periode ini, ada banyak orang yang membuat onar. Jadi, dia pun berkata, "Sejauh yang aku tahu, akhir-akhir ini, banyak wilayah yang meremehkan seni bela diri Negara Harlanda kita. Bisa-bisanya mereka memandang rendah seni bela diri kita.""Kalau begitu, aku akan perlihatkan pada mereka akan betapa hebatnya seni bela diri Negara Harlanda. Master-master hebat lainnya yang jarang menampakkan diri nggak perlu mengambil tindakan, cukup mereka yang ada di sini yang melakukannya saja.""Pandu, keluarlah!"Tobi tiba-tiba menyebut nama Pandu.Awalnya, Pandu sempat terkejut. Namun, reaksinya cukup cepat. Begitu menerima perintah Tobi, dia segera melompat keluar dan berkat
Tobi perlahan melambaikan tangan kanannya. Tubuh Hirawan seketika terhempas keluar dari lapangan dan mendarat tepat di samping orang-orang Melandia yang tengah membawa rekan mereka yang tak sadarkan diri tadi.Membiarkan mereka membawa Hirawan pergi.Selanjutnya, giliran Luniver.Semua orang yang hadir di sana kini memandang Tobi dengan tatapan penuh kekaguman dan keterkejutan.Vamil dan lainnya yang mendukung Tobi semuanya tampak antusias. Awalnya, mereka mengira krisis besar yang dihadapi kali ini akan mendatangkan ancaman bagi seni bela diri Harlanda. Siapa sangka, hal ini bisa dengan mudah diselesaikan oleh Tobi.Meski Luniver masih belum bertindak, berdasarkan kekuatan yang dimilikinya, sudah pasti tidak akan semudah mengendalikan Hirawan lagi."Luniver, giliranmu sekarang!" seru Tobi dengan nada datar.Begitu Tobi selesai berbicara, semua orang terkejut.Mereka sangat familier dengan kekuatan Luniver. Apalagi, setelah pertarungan kemarin, namanya kini sangatlah populer.Jelas sek
Wajah Hirawan berubah kusut. Hanya saja, lantaran sudah mengambil langkah pertama, bukankah pengorbanannya akan sia-sia jika dia menyerah sekarang?Jadi dia bangkit, lalu berlutut di depan Tobi lagi sambil berkata dengan suara keras, "Maaf, aku mengakui kesalahanku!"Plak, plak!Tamparan keras lainnya datang.Hirawan benar-benar terpana. Dia tampak kaget sekaligus marah."Suaramu terlalu keras. Aku nggak suka!" kata Tobi dengan nada datar.Semua orang tahu bahwa Tobi sengaja melakukan semua itu. Dia memang ingin mempermainkan Hirawan di hadapan semua orang.Hal ini membuat orang Melandia makin malu.Salah satu orang Melandia yang menyaksikan adegan itu langsung melompat dan berseru, "Hentikan, hentikan! Kamu sedang ....""Enyahlah!"Tobi mendengus dingin, lalu melambaikan tangan kanannya.Meski berada ratusan meter jauhnya, orang itu langsung merasakan sakit luar biasa di bagian dadanya. Tubuhnya terpental mundur puluhan meter dan langsung tak sadarkan diri.Kemudian, dia diseret pergi
Kata-kata yang diucapkan Tobi barusan penuh dengan kekuatan spiritual yang kuat. Namun, dia mengendalikannya dengan sangat baik dan hanya menargetkan Hirawan seorang."Nggak!"Hirawan menggertakkan gigi dan meraung. Kekuatan di sekitarnya berkumpul secara gila-gilaan, membentuk energi yang besar dan menakutkan. Dia jelas ingin melawan.Melihat adegan ini, semua orang langsung terkejut.Terutama, tornado besar terbentuk di atas kepala Hirawan. Kekuatan dahsyat itu meledak dan sekali lagi memperlihatkan energinya yang menakjubkan dan menakutkan.Semua orang dikejutkan oleh momentum yang luar biasa itu.Orang-orang Melandia sangat gembira saat melihat adegan itu. Mereka berkata dengan penuh semangat, "Sudah kuduga, Hirawan barusan sengaja mempermainkan mereka. Sekarang dia baru menunjukkan kekuatannya yang sesungguhnya.""Benar, sekarang akhirnya dia melawan. Pokoknya, harus beri pelajaran pada bocah itu.""...."Satu per satu dari mereka sangat bersemangat pada awalnya, tetapi setelah be
"Dia juga idolaku!""Aku juga!""Haha. Masih berpura-pura. Bukankah kalian sangat sombong dan bangga barusan? Ayo lanjutkan lagi.""...."Dalam sekejap, semua orang Harlanda bersorak kegirangan. Baik mereka yang menonton dari internet maupun mereka yang menyaksikan secara langsung. Terutama mereka yang mengenali Tobi dan hubungannya dekat dengannya. Semuanya sangat bersemangat.Sebaliknya, satu per satu dari wajah orang Melandia berubah muram. Mereka sepenuhnya tidak percaya dengan adegan yang terjadi di depan mereka.Di mata mereka, sosok Hirawan sangatlah kuat bagaikan dewa. Jadi, bagaimana Hirawan bisa ditaklukkan secara tiba-tiba. Bahkan, wajahnya bisa ditampar di depan umum?Apalagi, ini juga merupakan tamparan di wajah mereka. Tentu saja mereka sangat marah."Curang! Mereka pasti curang!""Manipulasi. Mereka pasti menggunakan manipulasi!""Hirawan, katakan sejujurnya, apakah kamu sengaja mengalah pada mereka? Kamu ingin mereka senang dulu, kemudian membuat mereka terpuruk nantiny
Melihat Tobi berjalan mendekatinya, Hirawan tampak mengerutkan keningnya. Karena dia menyadari bahwa dirinya tidak bisa merasakan kekuatan apa pun dari tubuh Tobi.Hanya ada dua kemungkinan untuk situasi seperti ini. Pertama, lawan jauh lebih kuat dari dirinya. Jadi, dia tidak bisa merasakan kekuatannya. Namun, Hirawan bahkan masih bisa merasakan kekuatan Vamil dan Luniver.Apa pun alasannya, mustahil kekuatan Tobi akan lebih tinggi dibandingkan mereka berdua, 'kan?Yang kedua, mungkin Tobi telah mempelajari teknik untuk menyembunyikan kekuatan.Jika penilaiannya tidak salah, pasti Tobi telah menyembunyikan kekuatannya.Berpura-pura terlibat hebat. Apa Tobi mengira bisa menakuti dirinya?Bibir Hirawan melengkung. Kemudian, dia berkata dengan nada menghina, "Tobi si pengecut, akhirnya kamu berani menampakkan dirimu? Kupikir kamu akan terus bersembunyi sampai akhir."Tobi tersenyum, tetapi senyumannya tampak sinis, lalu berkata dengan nada datar, "Bersembunyi? Mana mungkin aku bersembuny
"Tapi aku harap kalian bisa lebih kuat hari ini. Setidaknya, biarkan aku melakukan sedikit pemanasan.""Kalau nggak, bukankah akan sangat membosankan?""Selain itu, aku juga nggak akan bermurah hati lagi hari ini. Begitu naik ke atas, hanya ada dua pilihan di depan kalian. Kalau nggak hidup ya mati. Coba aku lihat apa masih ada orang Harlanda yang nggak takut mati?"Begitu kata-kata ini dilontarkan, sekali lagi kolom komentar dibanjiri banyak orang. Apalagi, banyak orang yang teringat dengan Tobi, yang disebut Hirawan sebelumnya itu, masih belum muncul juga.Perkataan Hirawan tentunya mengundang emosi banyak master Harlanda. Semuanya terlihat marah dan bersiap untuk naik ke atas panggung.Efendi juga mengambil langkah ke depan dan hendak naik ke atas panggung.Namun, di saat bersamaan, Tobi lebih dulu memimpin dan berjalan langsung ke atas panggung.Indira yang berada di sebelahnya tertegun sejenak. Bagaimanapun, dia juga termasuk master paling kuat di antara para Pelindung Harlanda. K