Home / Urban / Pembalasan sang Menantu Tertindas / Chapter 201 - Chapter 210

All Chapters of Pembalasan sang Menantu Tertindas: Chapter 201 - Chapter 210

1271 Chapters

Bab 201

"Gi ... gimana mungkin!"Orang-orang Keluarga Wibowo tidak bisa memercayai fakta mengerikan ini. Mereka bergegas mendekat dan menggali Dewa Perang Rinadi keluar dari timbunan batu.Saat ini, sekujur tubuh Dewa Perang Rinadi telah berlumuran darah. Tidak ada satu pun area tubuhnya yang tidak terluka. Seakan-akan kulitnya telah dikupas tanpa belas kasihan. Napasnya juga sangat lemah. Jika Yoga mengerahkan kekuatan yang lebih besar barusan, Dewa Perang Rinadi pasti sudah mati."Ayah nggak apa-apa, 'kan?" tanya Rudy dengan nada tercekat.Dewa Perang Rinadi menatap Yoga dengan ngeri. Dengan tubuh dan jantung bergetar hebat, dia mulai meracau, "Gimana bisa jadi begini? Nggak, ini mustahil! Kamu berada di tingkat eminen master? Tapi, kamu masih sangat muda! Kamu cuma putra buangan, orang yang seharusnya sudah lama mati. Gimana kamu bisa jadi sekuat ini! Nggak, ini nggak mungkin!"Sambil berkata begitu, Dewa Perang Rinadi terbatuk dan memuntahkan darah. Kondisinya sekarang begitu mengerikan! J
Read more

Bab 202

Melihat orang-orang Keluarga Wibowo yang tetap bergeming, Dewa Perang Rinadi kembali membentak, "Kenapa diam saja? Cepat telepon Ayah!"Jimmy menyahut, "Begini, setelah Ayah pensiun, kami sama sekali nggak bisa menghubunginya. Dia juga nggak pernah menghubungi kami. Dia berulang kali memperingatkan kami untuk nggak mencarinya. Dia menyuruh kami menjauh darinya dan menganggapnya nggak ada.""Kenapa?" tanya Dewa Perang Rinadi dengan heran.Jimmy menjawab, "Ayah bilang, dia mendapat banyak musuh kuat setelah melayani Raja Agoy yang Perkasa bertahun-tahun. Musuh-musuh kuat itu bisa membunuh kita semua dengan mudah. Kalau mereka mengetahui hubungan Ayah dengan kita, ada kemungkinan mereka akan menggunakan kita untuk mengancam Ayah.""Nggak usah pedulikan itu dulu. Kalau kali ini Ayah nggak turun tangan, seluruh Keluarga Wibowo akan mati!" ujar Dewa Perang Rinadi."Masalahnya, kami nggak punya nomor kontak Ayah," balas Jimmy.Jafar buru-buru menyela, "Aku teringat sesuatu. Setahuku, Ayah mas
Read more

Bab 203

Orang-orang Keluarga Wibowo memasang ekspresi puas. Mereka mengira Dipa hendak memberi pelajaran pada Yoga.Tak disangka, sesampainya di depan Yoga, Dipa justru berlutut sambil berkata, "Maafkan keterlambatan saya, Tuan."Bak baru disambar petir, ekspresi orang-orang Keluarga Wibowo langsung membeku. Mata mereka menyiratkan perasaan terkejut, tidak percaya, takut, dan panik. Dipa, kepala pelayan Raja Agoy yang Perkasa, berlutut di depan Yoga dan memanggilnya "Tuan" dengan penuh hormat! Artinya, Yoga adalah Raja Agoy yang Perkasa!Tidak, ini mustahil! Yoga adalah putra tidak berbakti yang ditelantarkan. Setelah dilahirkan, dia sudah ditakdirkan untuk mati muda. Bahkan jika nyawanya berhasil diselamatkan, seharusnya dia hidup di bawah tekanan sebagai budak. Mengapa tahu-tahu dia malah menjadi Raja Agoy yang Perkasa? Ini halusinasi, ini pasti ilusi!Yoga berkata pada Dipa, "Bangunlah. Tubuhmu sudah nggak kuat, nggak perlu berlutut."Dinilai dari reaksi orang-orang Keluarga Wibowo barusan,
Read more

Bab 204

Serum, antibodi? Apa maksudnya? Yoga tidak mengerti. Namun, dia tidak ingin memikirkan hal ini sekarang. Dia lanjut bertanya, "Apa Panglima Bahri bersekongkol dengan musuh Daruna?"Wenny, cucu perempuan Dirga, adalah anggota Organisasi Naga. Baru-baru ini, dia sedang menyelidiki dugaan pengkhianatan Panglima Bahri.Yoga ingin mendapatkan bukti kejahatan Panglima Bahri dan menghancurkan reputasinya. Dia sudah sadar sekarang, langsung membunuh Panglima Bahri tidak akan membuatnya puas. Selain itu, Yoga juga ingin memenuhi harapan ibunya agar Panglima Bahri berlutut dan memohon ibunya kembali ke Keluarga Lokita. Dia ingin mengembalikan nama baik ibunya!Dewa Perang Rinadi menjawab sambil menggeleng, "Aku nggak tahu tentang itu, tapi setahuku Panglima Bahri memiliki dua identitas. Dia menggunakan identitasnya yang lain untuk mendirikan sebuah perusahaan biokimia. Perusahaan ini didirikan dengan dana orang Negara Jepana."Orang Negara Jepana memberikan Panglima Bahri uang untuk mendirikan p
Read more

Bab 205

Jafar segera berkata, "Aduh, Nadya, sebenarnya kakekmu datang untuk menceramahi kami. Setelah itu, kami baru menyadari kesalahan kami. Nadya, kami jamin nggak akan melakukan kesalahan yang sama lagi ke depannya."Kini, Nadya baru paham apa yang terjadi. Ternyata kakeknya yang turun tangan. Pantas saja orang tuanya bisa berubah pikiran. Setelah menutup telepon, Nadya pun meringkuk dalam pelukan Yoga sambil berkata, "Yoga, mari kita menikah."Apabila karyawan Nadya melihat adegan ini, mereka pasti akan terkejut. Presdir mereka yang anggun dan dingin ternyata memiliki sisi lembut seperti ini.Mendengar ini, mana mungkin Yoga akan mengecewakan Nadya? Dia pun menjawab sambil mengangguk, "Baiklah."Pada saat yang sama, Karina melewati pintu kamar pasien. Dia memegang laporan hasil pemeriksaan dalam keadaan linglung. Baru saja, dia didiagnosis menderita kanker paru-paru, bahkan sudah stadium akhir. Dia benar-benar tidak paham. Padahal, dirinya tidak pernah merokok dan tidak minum alkohol, lan
Read more

Bab 206

Gerry berkata, "Aku dengar bahwa Ketua Sekte Hagisana, Pak Hagi, masih hidup. Apa dia berniat untuk membangun kembali Sekte Hagisana? Bahkan, Tetua Indra juga berpihak padanya?"Bahri menjawab, "Itu benar."Gerry berucap dengan tak acuh, "Dulu, keluarga Pak Hagi tewas di tanganku. Tapi, dia sangat beruntung sehingga bisa lolos dari malapetaka itu. Kali ini, aku pasti akan membunuhnya agar dia bisa berkumpul kembali dengan keluarganya!"...."Kak, aku dan Ibu mengalami masalah. Apa kamu bisa datang?" tanya Lili kepada Yoga lewat telepon.Yoga sontak merasa cemas. Dia segera bertanya, "Lili, apa yang terjadi denganmu dan Ibu? Di mana kalian sekarang? Aku akan segera datang." Kedua wanita itu adalah satu-satunya keluarga Yoga di dunia ini. Mereka tidak boleh terlibat dalam sedikit pun bahaya.Lili menjawab, "Sekarang, kami berada di Perusahaan Farmasi Cemerlang."Yoga bertanya seraya mengernyit, "Kenapa kalian pergi ke sana?"Adiknya berucap, "Ceritanya panjang. Aku akan jelaskan setelah
Read more

Bab 207

Pasti satpam itu yang sengaja memasukkannya ketika menggeledah badan Ayu. Mereka pasti sengaja ingin memfitnahnya.Malik buru-buru berkata, "Bawa kemari USB itu."Satpam pun menyerahkan USB tersebut kepada Malik. Setelah itu, Malik mencoloknya di komputer dan mulai memeriksa.Setelah membaca sekilas, pria itu menepuk meja sambil berkata dengan emosi, "Hmph! USB ini memang berisi rahasia perusahaan kami. Beraninya kalian mencurinya?" Kemudian, dia bertanya dengan nada dingin, "Apa lagi yang bisa kalian katakan sekarang? Kalau nggak bisa memberi penjelasan, kami terpaksa melaporkan ini ke polisi. Kalian siap-siap saja dipenjara."Ayu berseru saking emosinya, "Dasar orang licik! Malik, kamu pasti sengaja menjebak kami, 'kan? Dasar nggak punya hati nurani!"Namun, Malik malah berkata, "Sialan, kamu bahkan berani memakiku? Dasar nggak tahu diri! Julia, cepat laporkan ke polisi dan tangkap mereka."Lili tiba-tiba berseru, "Cukup! Malik, katakanlah, apa yang sebenarnya ingin kalian lakukan?"
Read more

Bab 208

Yoga memelototi Julia sambil bertanya, "Apa kamu tahu apa keputusan terbaik yang pernah kubuat dalam hidupku? Itu adalah menolak cintamu dulu.""Diam!" seru Julia. Peristiwa ini selalu dianggap olehnya sebagai aib. Ketika Yoga menyebutkannya di depan umum, dia merasa sangat malu dan kesal. Kemudian, Julia berucap, "Dulu, aku memang diremehkan olehmu. Sekarang, kamu bahkan nggak punya hak untuk menjilati kakiku. Kamu pasti sangat menyesal, 'kan?"Namun, Yoga malah berkata, "Menyesal? Hehe, orang yang seharusnya menyesal adalah kamu. Aku umumkan, Perusahaan Farmasi Cemerlang dihukum mati dan akan menghilang dari dunia mulai hari ini.""Haha!" Mendengar ini, Malik dan putrinya tertawa terbahak-bahak bersama.Setelah itu, Julia mencemooh, "Kamu kira kamu siapa? Berani sekali bicara begitu. Selain gubernur, nggak ada seorang pun di sini yang punya kekuatan tersebut. Dasar tukang cari sensasi! Untungnya aku nggak jadi nikah denganmu saat itu."Yoga mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Raja
Read more

Bab 209

Siska langsung bersemangat. Dia menarik-narik lengan baju suaminya sambil berkata, "Yanto, cepat lihat siapa itu. Aku nggak salah orang, 'kan?"Setelah diingatkan oleh istrinya, Yanto juga menyadari keberadaan Yoga. Ekspresinya juga menjadi bersemangat. Dia segera berkata, "Nggak salah, itu memang dia."Terakhir kali, ketika Yoga memeriksa putri mereka, Lucy, pemuda itu sudah melihat seluruh tubuhnya. Yanto dan Siska pun berpikir untuk menjodohkan putri mereka dengan Yoga Kini, mereka tentu saja merasa senang karena bertemu dengan Yoga di sini.Melihat bahwa perhatian Yanto tertuju kepada Yoga, Malik segera menjelaskan, "Pak Yanto, nggak usah pedulikan mereka. Orang-orang itu datang ke sini untuk bikin masalah."Yanto kebingungan. Dia bertanya sambil mengernyit, "Apa yang terjadi?"Malik segera menjawab, "Mereka mencuri rahasia perusahaanku. Ada bukti dan saksinya, tapi mereka tetap mengelak."Benarkah? Yanto dan istrinya tentu tidak akan percaya. Meskipun jarang berhubungan dengan Yo
Read more

Bab 210

Malik berbicara dengan nada yang terdengar seperti memohon, "Pak Yanto, Pak Yoga, mohon tunggu sebentar. Pak Yoga, aku benar-benar nggak menyangka kamu kenal dengan Pak Yanto. Maaf karena sudah menyinggungmu.""Menurutku, karena kita semua bertemu di sini, itu artinya kita berjodoh. Gimana kalau kita makan bersama di sini? Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku pasti akan melayani kalian dengan baik," ujar Malik.Namun, Yoga malah menyindir dengan nada dingin, "Pak Malik, jangan-jangan, kamu mau mentraktirku makanan penjara, ya?"Malik merasa sangat canggung dan ingin sekali bersembunyi. Segera setelah itu, dia berkata, "Pak Yoga, itu cuma lelucon, jangan dianggap serius. Nanti, aku akan minum beberapa gelas sebagai hukuman untuk menebus kesalahanku."Akan tetapi, Yoga malah berkata, "Sudahlah, hari ini aku yang akan mentraktir Pak Malik."Malik yang sangat terkejut berucap, "Hah? Mana boleh begitu?"Sayangnya, Yoga melanjutkan, "Maksudku makanan penjara."Mendengar ini, Malik agak kebingu
Read more
PREV
1
...
1920212223
...
128
Scan code to read on App
DMCA.com Protection Status