Share

Bab 210

Author: Vodka
Malik berbicara dengan nada yang terdengar seperti memohon, "Pak Yanto, Pak Yoga, mohon tunggu sebentar. Pak Yoga, aku benar-benar nggak menyangka kamu kenal dengan Pak Yanto. Maaf karena sudah menyinggungmu."

"Menurutku, karena kita semua bertemu di sini, itu artinya kita berjodoh. Gimana kalau kita makan bersama di sini? Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku pasti akan melayani kalian dengan baik," ujar Malik.

Namun, Yoga malah menyindir dengan nada dingin, "Pak Malik, jangan-jangan, kamu mau mentraktirku makanan penjara, ya?"

Malik merasa sangat canggung dan ingin sekali bersembunyi. Segera setelah itu, dia berkata, "Pak Yoga, itu cuma lelucon, jangan dianggap serius. Nanti, aku akan minum beberapa gelas sebagai hukuman untuk menebus kesalahanku."

Akan tetapi, Yoga malah berkata, "Sudahlah, hari ini aku yang akan mentraktir Pak Malik."

Malik yang sangat terkejut berucap, "Hah? Mana boleh begitu?"

Sayangnya, Yoga melanjutkan, "Maksudku makanan penjara."

Mendengar ini, Malik agak kebingu
Locked Chapter
Patuloy ang Pagbabasa sa GoodNovel
I-scan ang code upang i-download ang App

Kaugnay na kabanata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 211

    Yoga merasa muak mendengar ucapan Julia. Dia membalas, "Tadi kamu sendiri yang bilang kalau aku nggak pantas untukmu."Julia buru-buru berkata, "Aku yang nggak pantas untukmu. Yoga, aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya, aku masih mencintaimu ...."Hanya karena Yoga begitu akrab dengan Yanto, dia langsung mencampakkan Julia. Kini, Julia benar-benar tidak pantas untuk bersama Yoga.Yoga tertawa mencibir, lalu berkata, "Bu, Lili, ayo kita pergi.""Baik," sahut Ayu dan Lili.Yoga dan keluarganya dibawa ke rumah baru dengan mobil khusus yang diatur oleh Yanto. Mereka disambut dengan hangat.Begitu melihat Yoga, Lucy merasa sangat senang dan menjadi bersemangat. Perkataan dan perilakunya secara tidak langsung menunjukkan rasa sukanya kepada Yoga. Selesai makan, Yoga dan keluarganya pergi. Terlihat tatapan tidak rela di mata Lucy.Begitu tiba di rumah, Ayu langsung bertanya, "Yoga, ceritakan pada Ibu. Gimana kamu bisa kenal dengan keluarga Pak Yanto?"Yoga menjawab, "Aku pernah menyelamatka

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 212

    Ayu dan Lili tidak beranjak. Jelas sekali, mereka merasa kasihan dengan Julia.Julia berusaha memohon lagi. Dia berucap, "Bibi, kamu sangat menyayangiku saat aku masih kecil. Kamu memperlakukanku seperti putri kandungmu. Aku juga sering menginap di rumahmu.""Lili, dulu kita sangat dekat dan sering mengobrol tentang apa pun. Kita sering makan bersama, nonton bioskop bersama, dan tidur bersama. Kamu ingat saat kamu mabuk? Aku yang menggendongmu ke rumah sakit sejauh 2,5 kilometer," ujar Julia kepada Lili."Yoga, kalau kamu bersedia, aku akan menjadi kekasihmu. Aku akan berubah. Tolong beri aku satu kesempatan. Ke depannya, aku nggak akan begitu lagi. Huu .... Kalau kalian nggak membantuku, aku benar-benar akan mati kelaparan di jalanan," tutur Julia memelas.Ayu yang tidak tega membujuk, "Yoga, kasihan Julia. Gimana kalau kita izinkan dia tinggal di tempat kita untuk sementara?"Lili juga menambahkan, "Kak, kebetulan aku kekurangan asisten. Julia juga sangat hebat dalam bisnis. Biarkan

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 213

    "Kabarnya, kamu dekat dengan keluarganya Yoga?" tanya Gerry memastikan. Setelah itu, dia memberi tahu rencananya kepada Julia.Tanpa berpikir panjang, Julia langsung menyetujuinya. Jika mengorbankan keluarga Yoga bisa mengembalikan masa depannya, ini tentu saja kesepakatan yang bagus.Gerry tersenyum sembari berucap, "Kami tunggu kabar baik darimu."Hari ini, Yoga beraktivitas seperti biasanya. Akan tetapi, dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia memandang ke arah Kompleks Hagisana. Geng Naga Hijau seharusnya sudah mulai berlatih. Akan tetapi, Kompleks Hagisana tampak sepi hari ini. Tidak terlihat satu orang pun.Pasti telah terjadi sesuatu. Yoga bergegas menuju Kompleks Hagisana untuk memeriksa situasinya. Begitu masuk ke gedung tempat tinggal, terlihat Hagi yang sedang memasak sup obat. Uap tebal memenuhi seisi gedung.Yoga buru-buru bertanya, "Pak Hagi, apa yang sedang kamu lakukan? Di mana Geng Naga Hijau? Kenapa mereka nggak berlatih bela diri hari ini?"Hagi menjawab, "Ge

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 214

    Yoga mengernyit. Dia tahu bahwa Gerry yang membunuh seluruh keluarga Hagi. Sekarang, musuhnya datang sendiri? Bagus juga. Hari ini, dia akan membantu Hagi membalaskan dendamnya.Gerry mendengus dingin, lalu menyapa, "Pak Hagi, apa kabar? Nggak disangka kamu sudah setua ini, tapi masih belum pikun. Kamu bahkan langsung mengenaliku."Hagi berteriak marah, "Kalaupun kamu menjadi abu, aku juga bisa mengenalimu! Saat itu, kamu membunuh keluargaku. Hari ini, aku akan membalaskan dendam mereka!"Yoga belum pernah melihat Hagi semarah ini. Ini menunjukkan Hagi begitu membenci Gerry.Gerry berkata sambil mencibir, "Haha! Kamu mau membalas dendam? Saat itu, fondasi bela dirimu saja sudah dihancurkan Sekte Sembilan Aliran. Sekarang, kamu hanya orang yang nggak berguna. Mungkin kamu juga sudah nggak punya kekuatan tingkat grandmaster, sedangkan aku tinggal selangkah lagi untuk mencapai tingkat eminen master. Gimana kamu bisa melawanku?""Meskipun harus mempertaruhkan nyawaku, aku tetap akan membun

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 215

    Yoga berujar dengan sinis, "Kalau aku nggak berbuat begitu, kalian mungkin nggak akan datang, 'kan? Kalau begitu, aku nggak akan punya kesempatan menghancurkan Sekte Sembilan Aliran. Omong-omong, gimana cara Sekte Sembilan Aliran menghukum keluarga pengkhianat? Eksekusi? Apa kalian sudah membunuh semua keluarga Tetua Indra?"Indra sontak menegang dan memandang Gerry dengan tatapan berapi-api. Gerry yang ditatap seperti itu langsung panik. Setelah mendapat informasi bahwa Indra berkhianat, mereka memang segera menghabisi orang-orang keluarga Indra.Namun, Gerry jelas tidak bisa berterus terang sekarang. Dia lantas mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Yoga, ini urusan Sekte Sembilan Aliran, kamu nggak perlu ikut campur."Indra tiba-tiba berkata, "Pak Gerry, jawab pertanyaan Yoga, apa kalian benar-benar sudah menyerang keluargaku ...."Gerry menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Tetua Indra, jangan terjebak dalam rencana busuk Yoga. Dia sengaja mengadu domba ...."Indra yang me

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 216

    "Jangan terlalu percaya diri!" seru Hagi. Selanjutnya, dia menyerbu cepat ke arah Gerry dan melancarkan tinjunya dengan segenap kekuatan.Saat ini, Hagi telah membakar esensinya untuk meningkatkan daya tempur, tetapi kekuatannya tetap baru mencapai tingkat epik master."Sampah!" cibir Gerry sambil membalas tinju Hagi.Duak! Begitu tinju keduanya bertabrakan, lengan Hagi seketika hancur dan dia pun didesak mundur. Namun, sebelum itu tangannya yang lain menggunakan tali untuk mengikat dirinya sendiri pada Gerry. Hagi didesak mundur dua langkah, lalu segera bergegas maju lagi."Cari mati!" seru Gerry sambil kembali meninju.Lubang menganga yang menyemburkan darah langsung muncul di dada Hagi. Hati Yoga serasa diremas-remas. Dia ingin sekali maju untuk membantu Hagi.Namun, pada saat kritis ini, Hagi tiba-tiba mendekap tubuh Gerry erat-erat sambil berseru, "Mati kamu!"Detik berikutnya, petir meledak keluar dari tubuh Hagi. Kekuatan sambaran petir ini begitu dahsyat dan mengejutkan hingga

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 217

    "Gawat!" gumam Gerry dengan putus asa.Yoga bergegas menyambut serangan ratusan murid elite Sekte Sembilan Aliran yang menyerbu ke arahnya. Kali ini, lagi-lagi dia menyerang dengan kekuatan penuh. Bak malaikat kematian, ke mana pun Yoga lewat, sekelompok orang langsung roboh dan mati. Di hadapan Yoga, orang-orang ini sama sekali tidak berdaya melawan.Dalam kurun waktu kurang dari satu menit, ratusan murid elite Sekte Sembilan Aliran berhasil dilumpuhkan. Kekuatan Yoga yang dahsyat mengguncang semua orang di sana. Kini, tidak ada lagi yang berani maju menyerangnya.Sementara itu, para anggota Geng Naga Hijau menyaksikan pertarungan ini dengan antusiasme penuh. Yoga benar-benar kuat! Mereka merasa sudah memilih pemimpin yang tepat.Yoga menghampiri Gerry dan berkata, "Ternyata kekuatan Sekte Sembilan Aliran hanya seperti ini."Gerry menarik napas dalam-dalam, lalu berujar dengan ekspresi berani, "Yoga, aku terima nasibku mati di tanganmu. Karena biarpun aku mati, aku tetap menang. Bagai

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 218

    Gerry seketika menyadari sesuatu. Dia berteriak, "Tetua Indra, kalau kamu berani macam-macam, aku nggak akan memaafkanmu."Yoga berkata kepada Indra, "Baik. Kalau kamu berhasil, aku akan mengampuni nyawamu."Indra membalas, "Gerry punya anak haram. Cuma aku yang tahu hal ini. Semua orang Sekte Sembilan Aliran nggak ada yang tahu. Kalau dia nggak memberi tahu keberadaan ibumu, kamu bisa membunuh anak itu.""Sialan! Diam!" umpat Gerry yang menggila."Bagus sekali. Kalau kamu beri tahu di mana ibuku, aku bisa mengampuni nyawa anakmu," tawar Yoga."Aku ...." Gerry hendak menangis. Sekarang, dia sudah tidak punya pilihan lain. Alhasil, dia sepakat dengan penawaran Yoga dan menyahut, "Baik. Aku akan beri tahu. Ibumu ditahan di Sekte Sembilan Aliran. Cuma Pak Rian yang tahu lokasi spesifiknya. Setiap bulan, Pak Rian akan ambil esensi darah ibumu untuk dia gunakan saat berlatih.""Dari informasi yang aku dapat, ibumu nggak akan dibutuhkan lagi begitu kekuatan Pak Rian meningkat. Kemungkinan be

Pinakabagong kabanata

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1247

    Prajna mengusulkan, "Bos, kamu bisa bicara dengan Keluarga Bramasta untuk mencari jalan masuk. Dengan begitu, nggak akan ada masalah. Kalau kamu masuk secara diam-diam, cepat atau lambat akan ketahuan."Prajna menambahkan, "Saat itu, statusmu akan dianggap ilegal dan nggak akan diterima di dunia kultivator kuno. Pada akhirnya, nasibmu sama seperti kami yaitu diasingkan ke sekitar area terlarang, lalu menjadi orang seperti kami ...."Semua manusia hantu menunduk. Ekspresi mereka menunjukkan kesedihan yang mendalam, seolah-olah mengingat kembali pengalaman pahit yang pernah mereka alami hingga menjadi seperti sekarang."Aku akan mempertimbangkannya. Sekarang, kalian kembalilah!" ucap Yoga sambil melambaikan tangan. Sikapnya menandakan bahwa pembicaraan telah selesai, lalu dia pun meninggalkan semua manusia hantu.Tak lama kemudian, Yoga kembali ke vila. Dia menceritakan rencananya untuk pergi ke dunia kultivator kuno kepada Karina dan Nadya. Karina bertanya dengan terkejut, "Apa? Kamu m

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1246

    "Ini ... Pil Pelindung Hati? Ini Pil Penyatu Jiwa Pikiran?""Astaga! Bukannya ini Pil Kekuatan Emas? Ini Pil Pengumpul Jiwa!""Yang ini Pil Pemecah Halangan dan ini Salep Emas Ungu! Kenapa ada begitu banyak barang bagus di sini?"Dalam sekejap, semua manusia hantu membelalakkan mata dengan penuh keterkejutan, seolah-olah ada seseorang yang memukul mereka dengan keras.Bagi mereka, pil-pil ini adalah barang yang sangat berharga. Bukan hanya bisa meningkatkan kemampuan kultivasi, tetapi beberapa di antaranya juga bisa menyelamatkan nyawa di saat-saat genting. Siapa pun yang bisa mendapatkan pil-pil ini akan memiliki masa depan yang cerah.Semua manusia hantu menatap Yoga dengan mata berbinar serta penuh rasa syukur. Tatapan mereka seperti sedang melihat seorang penyelamat. Setiap orang dari mereka berlinang air mata dan merasa luar biasa bahagia."Bos, ini benar-benar untuk kami?" tanya Prajna dengan gugup."Ya. Kalian sudah bekerja untukku, jadi mana mungkin aku akan membiarkan kalian r

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1245

    Yoga memaksakan senyuman canggungnya dan terlihat sangat putus asa."Mengikuti saja? Maksudmu, aku yang memaksamu?" tanya Winola yang napasnya menjadi terengah-engah dan mengepalkan tinjunya dengan erat. Sementara itu, tangannya yang satunya lagi diam-diam menggenggam pedang panjang di pinggangnya.Melihat gerak-gerik itu, Yoga langsung merasakan aura membunuh. Dia segera menggelengkan kepala dan hanya bisa menyetujuinya. "Nggak, aku akan pergi ke rumah Keluarga Bramasta untuk membahas tentang pertunangan. Tenang saja.""Baiklah," jawab Winola sambil menganggukkan kepala, lalu berbalik dan pergi.Setelah itu, Yoga baru menghela napas lega dan ekspresinya terlihat tidak berdaya. Sekarang, masalahnya bertambah satu lagi.Pada saat itu, tiba-tiba terdengar suara Bimo."Huh. Utang asmaramu ini benar-benar banyak," sindir Bimo.Yoga berkata dengan marah, "Nggak ada hubungannya denganmu. Kamu ini bujangan tua, mana mungkin mengerti perasaanku."Bimo berkata dengan kesal, "Omong kosong. Saat

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1244

    "Apa yang terjadi?" tanya Yoga yang tertegun sejenak dan menatap keduanya dengan bingung.Namun, Sutrisno dan Winola hanya menatap Yoga dengan tatapan yang aneh."Kenapa melihatku seperti ini? Katakan saja," desak Yoga dengan ekspresi bingung. Setelah menerima telepon itu, keduanya menjadi seperti ini."Aku baru saja menerima kabarnya, kerusuhan di area terlarang sudah berhenti. Sekarang dunia kultivator kuno dan dunia bela diri kuno sudah saling terhubung.""Benar-benar aneh. Kerusuhan di area terlarang selesai begitu cepat, rasanya nggak masuk akal."Keduanya perlahan-lahan berbicara dengan ekspresi serius karena merasa berita ini memang agak mendadak.Namun, Yoga malah tersenyum dan berkata dengan puas, "Ini kabar baik.""Eh?"Winola dan Sutrisno menatap Yoga dengan ekspresi aneh.Yoga melanjutkan, "Karena sekarang kita bisa masuk ke dunia kultivator kuno. Ini kesempatan bagus untuk aku pergi ke sana."Winola bertanya. "Kamu mau pergi?"Sutrisno segera berkata, "Ini bukan hal kecil.

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1243

    Yogi berbicara sambil menghela napas dengan tak berdaya, sepertinya teringat dengan semua hal yang penuh dengan air mata kesedihan yang pernah terjadi. Itu adalah masa lalu yang tidak ingin diingatnya lagi."Bagus sekali, tapi aku nggak akan membiarkanmu hidup dengan tenang," kata Jordi yang tiba-tiba merobek pakaiannya, lalu memukul dadanya dengan keras.Boom!Darah menyembur dan terlihat banyak serangga hitam kecil yang keluar dari tubuhnya. Seperti kawanan nyamuk, serangga itu terbang naik turun dan bergerak menuju satu arah."Gawat!" teriak Yogi yang tiba-tiba terkejut, lalu segera maju dan terus menyerang satu per satu serangga itu sampai jatuh ke lantai.Agnes dan Markus juga berlarik keluar dan membunuh serangga-serangga hitam itu secara bersamaan.Namun, mereka tetap tidak bisa menangani semuanya dan beberapa serangga hitam itu berhasil lolos. Ukuran serangga itu sangat kecil, bahkan sulit untuk terlihat mata."Aduh!" kata Yogi sambil menghela napas dan menatap ke kejauhan. Pad

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1242

    "Kenapa kamu lagi? Kenapa kamu bisa berada di sini?" tanya Jordi dengan ekspresi terkejut dan menatap orang di depannya dengan ketakutan.Jordi berpikir jelas-jelas Yoga masih berada di dalam formasi, tidak mungkin bisa muncul di sana dengan begitu cepat. Meskipun formasinya hancur, Yoga juga membutuhkan waktu untuk tiba di sana. Namun, orang di depannya ini sepertinya sudah menunggunya cukup lama. Ini benar-benar hal yang mustahil."Sepertinya sudah berlalu cukup lama, jadi kamu sudah melupakan siapa aku," kata Yogi sambil tersenyum dan memancarkan hawa dingin. Tatapannya itu penuh dengan niat membunuh."Kamu? Bukankah kamu ini Yoga?" tanya Jordi dengan tercengang dan merasa aneh. Saat ini, dia benar-benar merasa bingung.Yogi berkata, "Saat itu kamu yang membocorkan keberadaanku dan istriku, jadi istriku dikurung selama bertahun-tahun. Sekarang kamu sudah tahu siapa aku sebenarnya, 'kan?"Jordi bertanya sambil mengernyitkan alisnya, "Istrimu? Dikurung?"Setelah mengingat kembali deng

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1241

    Awalnya, Jordi mengira formasi ini pasti bisa membunuh Bimo, tetapi tetap tidak ada kemajuan sedikit pun. Bimo ini masih tetap sulit untuk dibunuh, bahkan hampir berhasil menghancurkan formasinya. Jika formasi ini gagal, apa lagi yang bisa digunakannya untuk melawan Bimo?Dalam sekejap, Jordi berdiri diam di tempat dan tidak bergerak sedikit pun. Dia benar-benar sangat ketakutan dan merasa putus asa.Yoga tetap melawan boneka-boneka mayat itu sampai tidak bisa bergerak lagi dan tubuh mereka berserakan ke mana-mana."Kamu sudah siap untuk mati?" tanya Yoga sambil tersenyum sinis dan menatap Jordi dengan dingin."Kamu ...," teriak Jordi yang benar-benar kehilangan semangat bertarungnya, lalu mengendalikan semua benang merah dan menyuntikkannya ke dalam tubuh 15 boneka mayat itu. Boneka-boneka mayat yang langsung terlilit benang merah itu pun terlihat seperti mumi. Setelah itu, dia langsung berbalik dan melarikan diri.Yoga berniat untuk mengejar Jordi, tetapi dia langsung dihentikan oleh

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1240

    "Apa ... yang telah kamu lakukan?" tanya Jordi yang tercengang saat melihat fenomena aneh di langit. Dia sama sekali tidak menyangka akan melihat pemandangan yang begitu mengerikan. Formasinya ini sepertinya benar-benar sudah tidak akan bertahan lagi."Aku sudah bilang formasimu ini nggak akan bisa melindungimu lagi," kata Yoga dengan dingin."Nggak, ini nggak mungkin," kata Jordi sambil menatap langit dengan bengong. Melihat satu per satu celah yang muncul di langit, hatinya merasa gelisah.Krak!Pada saat itu, muncul satu celah lagi dan seluruh formasinya pun mulai berguncang sampai ruangan di sekitar bergetar hebat.Jordi seolah-olah mulai menyadari kemampuan Bimo benar-benar luar biasa."Bagaimana kamu bisa melakukan ini?" tanya Jordi."Kamu pernah melihat kekuatan sebenarnya dari seorang kultivator raja?" kata Yoga dengan ambigu."Apa? Kultivator raja?" seru Jordi yang merasa terkejut serta panik dan ekspresinya juga makin muram.Kultivator raja adalah sosok yang sangat kuat, sehi

  • Pembalasan sang Menantu Tertindas   Bab 1239

    Setelah itu, mata semua orang membelalak dan tiba-tiba hidup kembali. Saat ini, mereka semua sudah menjadi boneka mayat. Jordi pun tertawa terbahak-bahak karena merasa sangat puas saat melihat hasil karyanya ini."Mana mungkin orang-orang yang pengecut ini pantas untuk mengikutiku. Kalau nggak ingin mati, aku sendiri yang akan membunuh kalian dan akhirnya kalian menjadi boneka mayatku. Mulai sekarang, tugas kalian adalah membunuh Bimo," kata Jordi sambil tertawa terbahak-bahak dan menunjuk ke arah Yoga.Dalam sekejap, 15 orang itu langsung berbaris dengan rapi. Mata mereka yang merah terlihat kosong dan menatap tajam ke arah Yoga. Satu per satu dari mereka penuh dengan aura membunuh dan siap untuk menghabisi target mereka di depan."Benar-benar ... sangat kejam," kata Yoga sambil menghela napas. Dia mengira mereka akan bersatu dan menyerangnya bersama-sama. Pada akhirnya, mereka memang bersatu, tetapi karena mereka semua dibunuh oleh Jordi."Serang!" perintah Jordi.Setelah itu, 15 bon

I-scan ang code para mabasa sa App
DMCA.com Protection Status