Ayu dan Lili tidak beranjak. Jelas sekali, mereka merasa kasihan dengan Julia.Julia berusaha memohon lagi. Dia berucap, "Bibi, kamu sangat menyayangiku saat aku masih kecil. Kamu memperlakukanku seperti putri kandungmu. Aku juga sering menginap di rumahmu.""Lili, dulu kita sangat dekat dan sering mengobrol tentang apa pun. Kita sering makan bersama, nonton bioskop bersama, dan tidur bersama. Kamu ingat saat kamu mabuk? Aku yang menggendongmu ke rumah sakit sejauh 2,5 kilometer," ujar Julia kepada Lili."Yoga, kalau kamu bersedia, aku akan menjadi kekasihmu. Aku akan berubah. Tolong beri aku satu kesempatan. Ke depannya, aku nggak akan begitu lagi. Huu .... Kalau kalian nggak membantuku, aku benar-benar akan mati kelaparan di jalanan," tutur Julia memelas.Ayu yang tidak tega membujuk, "Yoga, kasihan Julia. Gimana kalau kita izinkan dia tinggal di tempat kita untuk sementara?"Lili juga menambahkan, "Kak, kebetulan aku kekurangan asisten. Julia juga sangat hebat dalam bisnis. Biarkan
"Kabarnya, kamu dekat dengan keluarganya Yoga?" tanya Gerry memastikan. Setelah itu, dia memberi tahu rencananya kepada Julia.Tanpa berpikir panjang, Julia langsung menyetujuinya. Jika mengorbankan keluarga Yoga bisa mengembalikan masa depannya, ini tentu saja kesepakatan yang bagus.Gerry tersenyum sembari berucap, "Kami tunggu kabar baik darimu."Hari ini, Yoga beraktivitas seperti biasanya. Akan tetapi, dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia memandang ke arah Kompleks Hagisana. Geng Naga Hijau seharusnya sudah mulai berlatih. Akan tetapi, Kompleks Hagisana tampak sepi hari ini. Tidak terlihat satu orang pun.Pasti telah terjadi sesuatu. Yoga bergegas menuju Kompleks Hagisana untuk memeriksa situasinya. Begitu masuk ke gedung tempat tinggal, terlihat Hagi yang sedang memasak sup obat. Uap tebal memenuhi seisi gedung.Yoga buru-buru bertanya, "Pak Hagi, apa yang sedang kamu lakukan? Di mana Geng Naga Hijau? Kenapa mereka nggak berlatih bela diri hari ini?"Hagi menjawab, "Ge
Yoga mengernyit. Dia tahu bahwa Gerry yang membunuh seluruh keluarga Hagi. Sekarang, musuhnya datang sendiri? Bagus juga. Hari ini, dia akan membantu Hagi membalaskan dendamnya.Gerry mendengus dingin, lalu menyapa, "Pak Hagi, apa kabar? Nggak disangka kamu sudah setua ini, tapi masih belum pikun. Kamu bahkan langsung mengenaliku."Hagi berteriak marah, "Kalaupun kamu menjadi abu, aku juga bisa mengenalimu! Saat itu, kamu membunuh keluargaku. Hari ini, aku akan membalaskan dendam mereka!"Yoga belum pernah melihat Hagi semarah ini. Ini menunjukkan Hagi begitu membenci Gerry.Gerry berkata sambil mencibir, "Haha! Kamu mau membalas dendam? Saat itu, fondasi bela dirimu saja sudah dihancurkan Sekte Sembilan Aliran. Sekarang, kamu hanya orang yang nggak berguna. Mungkin kamu juga sudah nggak punya kekuatan tingkat grandmaster, sedangkan aku tinggal selangkah lagi untuk mencapai tingkat eminen master. Gimana kamu bisa melawanku?""Meskipun harus mempertaruhkan nyawaku, aku tetap akan membun
Yoga berujar dengan sinis, "Kalau aku nggak berbuat begitu, kalian mungkin nggak akan datang, 'kan? Kalau begitu, aku nggak akan punya kesempatan menghancurkan Sekte Sembilan Aliran. Omong-omong, gimana cara Sekte Sembilan Aliran menghukum keluarga pengkhianat? Eksekusi? Apa kalian sudah membunuh semua keluarga Tetua Indra?"Indra sontak menegang dan memandang Gerry dengan tatapan berapi-api. Gerry yang ditatap seperti itu langsung panik. Setelah mendapat informasi bahwa Indra berkhianat, mereka memang segera menghabisi orang-orang keluarga Indra.Namun, Gerry jelas tidak bisa berterus terang sekarang. Dia lantas mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Yoga, ini urusan Sekte Sembilan Aliran, kamu nggak perlu ikut campur."Indra tiba-tiba berkata, "Pak Gerry, jawab pertanyaan Yoga, apa kalian benar-benar sudah menyerang keluargaku ...."Gerry menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Tetua Indra, jangan terjebak dalam rencana busuk Yoga. Dia sengaja mengadu domba ...."Indra yang me
"Jangan terlalu percaya diri!" seru Hagi. Selanjutnya, dia menyerbu cepat ke arah Gerry dan melancarkan tinjunya dengan segenap kekuatan.Saat ini, Hagi telah membakar esensinya untuk meningkatkan daya tempur, tetapi kekuatannya tetap baru mencapai tingkat epik master."Sampah!" cibir Gerry sambil membalas tinju Hagi.Duak! Begitu tinju keduanya bertabrakan, lengan Hagi seketika hancur dan dia pun didesak mundur. Namun, sebelum itu tangannya yang lain menggunakan tali untuk mengikat dirinya sendiri pada Gerry. Hagi didesak mundur dua langkah, lalu segera bergegas maju lagi."Cari mati!" seru Gerry sambil kembali meninju.Lubang menganga yang menyemburkan darah langsung muncul di dada Hagi. Hati Yoga serasa diremas-remas. Dia ingin sekali maju untuk membantu Hagi.Namun, pada saat kritis ini, Hagi tiba-tiba mendekap tubuh Gerry erat-erat sambil berseru, "Mati kamu!"Detik berikutnya, petir meledak keluar dari tubuh Hagi. Kekuatan sambaran petir ini begitu dahsyat dan mengejutkan hingga
"Gawat!" gumam Gerry dengan putus asa.Yoga bergegas menyambut serangan ratusan murid elite Sekte Sembilan Aliran yang menyerbu ke arahnya. Kali ini, lagi-lagi dia menyerang dengan kekuatan penuh. Bak malaikat kematian, ke mana pun Yoga lewat, sekelompok orang langsung roboh dan mati. Di hadapan Yoga, orang-orang ini sama sekali tidak berdaya melawan.Dalam kurun waktu kurang dari satu menit, ratusan murid elite Sekte Sembilan Aliran berhasil dilumpuhkan. Kekuatan Yoga yang dahsyat mengguncang semua orang di sana. Kini, tidak ada lagi yang berani maju menyerangnya.Sementara itu, para anggota Geng Naga Hijau menyaksikan pertarungan ini dengan antusiasme penuh. Yoga benar-benar kuat! Mereka merasa sudah memilih pemimpin yang tepat.Yoga menghampiri Gerry dan berkata, "Ternyata kekuatan Sekte Sembilan Aliran hanya seperti ini."Gerry menarik napas dalam-dalam, lalu berujar dengan ekspresi berani, "Yoga, aku terima nasibku mati di tanganmu. Karena biarpun aku mati, aku tetap menang. Bagai
Gerry seketika menyadari sesuatu. Dia berteriak, "Tetua Indra, kalau kamu berani macam-macam, aku nggak akan memaafkanmu."Yoga berkata kepada Indra, "Baik. Kalau kamu berhasil, aku akan mengampuni nyawamu."Indra membalas, "Gerry punya anak haram. Cuma aku yang tahu hal ini. Semua orang Sekte Sembilan Aliran nggak ada yang tahu. Kalau dia nggak memberi tahu keberadaan ibumu, kamu bisa membunuh anak itu.""Sialan! Diam!" umpat Gerry yang menggila."Bagus sekali. Kalau kamu beri tahu di mana ibuku, aku bisa mengampuni nyawa anakmu," tawar Yoga."Aku ...." Gerry hendak menangis. Sekarang, dia sudah tidak punya pilihan lain. Alhasil, dia sepakat dengan penawaran Yoga dan menyahut, "Baik. Aku akan beri tahu. Ibumu ditahan di Sekte Sembilan Aliran. Cuma Pak Rian yang tahu lokasi spesifiknya. Setiap bulan, Pak Rian akan ambil esensi darah ibumu untuk dia gunakan saat berlatih.""Dari informasi yang aku dapat, ibumu nggak akan dibutuhkan lagi begitu kekuatan Pak Rian meningkat. Kemungkinan be
Yoga menggeleng.Melihat ini, Hagi sontak terkejut dan bertanya lagi, "Kamu nggak mungkin sudah mencapai tingkat agung master, 'kan?"Tingkat grandmaster, tingkat epik master, tingkat elite master, tingkat eminen master, dan yang paling tinggi adalah tingkat agung master. Jika tingkatannya makin tinggi, kekuatannya juga makin dahsyat.Yoga sengaja membuat Hagi penasaran dengan menimpali, "Mau tahu? Aku akan beri tahu kalau kamu tetap hidup."Hagi tersenyum getir sambil berkata, "Aku bahkan sudah nggak punya fondasi. Gimana aku bisa tetap hidup? Sudahlah. Aku juga sudah tua. Terserah kamu saja."Sementara itu, di Perusahaan Lokita Samudra."Ayah, bunuh aku saja. Aku mohon beri aku kebebasan. Aku sangat kesakitan dan nggak bisa menahannya lagi. Ah!" teriak Andreas yang baru sadar dengan histeris. Saat ini, dia kesakitan dari ujung kepala sampai ujung kaki. Ini sudah melebihi rasa sakit yang bisa ditahan manusia. Dia merasa sangat sengsara setiap kali sadar.Bahri segera menenangkan, "And