Malik berbicara dengan nada yang terdengar seperti memohon, "Pak Yanto, Pak Yoga, mohon tunggu sebentar. Pak Yoga, aku benar-benar nggak menyangka kamu kenal dengan Pak Yanto. Maaf karena sudah menyinggungmu.""Menurutku, karena kita semua bertemu di sini, itu artinya kita berjodoh. Gimana kalau kita makan bersama di sini? Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku pasti akan melayani kalian dengan baik," ujar Malik.Namun, Yoga malah menyindir dengan nada dingin, "Pak Malik, jangan-jangan, kamu mau mentraktirku makanan penjara, ya?"Malik merasa sangat canggung dan ingin sekali bersembunyi. Segera setelah itu, dia berkata, "Pak Yoga, itu cuma lelucon, jangan dianggap serius. Nanti, aku akan minum beberapa gelas sebagai hukuman untuk menebus kesalahanku."Akan tetapi, Yoga malah berkata, "Sudahlah, hari ini aku yang akan mentraktir Pak Malik."Malik yang sangat terkejut berucap, "Hah? Mana boleh begitu?"Sayangnya, Yoga melanjutkan, "Maksudku makanan penjara."Mendengar ini, Malik agak kebingu
Yoga merasa muak mendengar ucapan Julia. Dia membalas, "Tadi kamu sendiri yang bilang kalau aku nggak pantas untukmu."Julia buru-buru berkata, "Aku yang nggak pantas untukmu. Yoga, aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya, aku masih mencintaimu ...."Hanya karena Yoga begitu akrab dengan Yanto, dia langsung mencampakkan Julia. Kini, Julia benar-benar tidak pantas untuk bersama Yoga.Yoga tertawa mencibir, lalu berkata, "Bu, Lili, ayo kita pergi.""Baik," sahut Ayu dan Lili.Yoga dan keluarganya dibawa ke rumah baru dengan mobil khusus yang diatur oleh Yanto. Mereka disambut dengan hangat.Begitu melihat Yoga, Lucy merasa sangat senang dan menjadi bersemangat. Perkataan dan perilakunya secara tidak langsung menunjukkan rasa sukanya kepada Yoga. Selesai makan, Yoga dan keluarganya pergi. Terlihat tatapan tidak rela di mata Lucy.Begitu tiba di rumah, Ayu langsung bertanya, "Yoga, ceritakan pada Ibu. Gimana kamu bisa kenal dengan keluarga Pak Yanto?"Yoga menjawab, "Aku pernah menyelamatka
Ayu dan Lili tidak beranjak. Jelas sekali, mereka merasa kasihan dengan Julia.Julia berusaha memohon lagi. Dia berucap, "Bibi, kamu sangat menyayangiku saat aku masih kecil. Kamu memperlakukanku seperti putri kandungmu. Aku juga sering menginap di rumahmu.""Lili, dulu kita sangat dekat dan sering mengobrol tentang apa pun. Kita sering makan bersama, nonton bioskop bersama, dan tidur bersama. Kamu ingat saat kamu mabuk? Aku yang menggendongmu ke rumah sakit sejauh 2,5 kilometer," ujar Julia kepada Lili."Yoga, kalau kamu bersedia, aku akan menjadi kekasihmu. Aku akan berubah. Tolong beri aku satu kesempatan. Ke depannya, aku nggak akan begitu lagi. Huu .... Kalau kalian nggak membantuku, aku benar-benar akan mati kelaparan di jalanan," tutur Julia memelas.Ayu yang tidak tega membujuk, "Yoga, kasihan Julia. Gimana kalau kita izinkan dia tinggal di tempat kita untuk sementara?"Lili juga menambahkan, "Kak, kebetulan aku kekurangan asisten. Julia juga sangat hebat dalam bisnis. Biarkan
"Kabarnya, kamu dekat dengan keluarganya Yoga?" tanya Gerry memastikan. Setelah itu, dia memberi tahu rencananya kepada Julia.Tanpa berpikir panjang, Julia langsung menyetujuinya. Jika mengorbankan keluarga Yoga bisa mengembalikan masa depannya, ini tentu saja kesepakatan yang bagus.Gerry tersenyum sembari berucap, "Kami tunggu kabar baik darimu."Hari ini, Yoga beraktivitas seperti biasanya. Akan tetapi, dia merasakan ada sesuatu yang tidak beres. Dia memandang ke arah Kompleks Hagisana. Geng Naga Hijau seharusnya sudah mulai berlatih. Akan tetapi, Kompleks Hagisana tampak sepi hari ini. Tidak terlihat satu orang pun.Pasti telah terjadi sesuatu. Yoga bergegas menuju Kompleks Hagisana untuk memeriksa situasinya. Begitu masuk ke gedung tempat tinggal, terlihat Hagi yang sedang memasak sup obat. Uap tebal memenuhi seisi gedung.Yoga buru-buru bertanya, "Pak Hagi, apa yang sedang kamu lakukan? Di mana Geng Naga Hijau? Kenapa mereka nggak berlatih bela diri hari ini?"Hagi menjawab, "Ge
Yoga mengernyit. Dia tahu bahwa Gerry yang membunuh seluruh keluarga Hagi. Sekarang, musuhnya datang sendiri? Bagus juga. Hari ini, dia akan membantu Hagi membalaskan dendamnya.Gerry mendengus dingin, lalu menyapa, "Pak Hagi, apa kabar? Nggak disangka kamu sudah setua ini, tapi masih belum pikun. Kamu bahkan langsung mengenaliku."Hagi berteriak marah, "Kalaupun kamu menjadi abu, aku juga bisa mengenalimu! Saat itu, kamu membunuh keluargaku. Hari ini, aku akan membalaskan dendam mereka!"Yoga belum pernah melihat Hagi semarah ini. Ini menunjukkan Hagi begitu membenci Gerry.Gerry berkata sambil mencibir, "Haha! Kamu mau membalas dendam? Saat itu, fondasi bela dirimu saja sudah dihancurkan Sekte Sembilan Aliran. Sekarang, kamu hanya orang yang nggak berguna. Mungkin kamu juga sudah nggak punya kekuatan tingkat grandmaster, sedangkan aku tinggal selangkah lagi untuk mencapai tingkat eminen master. Gimana kamu bisa melawanku?""Meskipun harus mempertaruhkan nyawaku, aku tetap akan membun
Yoga berujar dengan sinis, "Kalau aku nggak berbuat begitu, kalian mungkin nggak akan datang, 'kan? Kalau begitu, aku nggak akan punya kesempatan menghancurkan Sekte Sembilan Aliran. Omong-omong, gimana cara Sekte Sembilan Aliran menghukum keluarga pengkhianat? Eksekusi? Apa kalian sudah membunuh semua keluarga Tetua Indra?"Indra sontak menegang dan memandang Gerry dengan tatapan berapi-api. Gerry yang ditatap seperti itu langsung panik. Setelah mendapat informasi bahwa Indra berkhianat, mereka memang segera menghabisi orang-orang keluarga Indra.Namun, Gerry jelas tidak bisa berterus terang sekarang. Dia lantas mengalihkan pembicaraan dengan berkata, "Yoga, ini urusan Sekte Sembilan Aliran, kamu nggak perlu ikut campur."Indra tiba-tiba berkata, "Pak Gerry, jawab pertanyaan Yoga, apa kalian benar-benar sudah menyerang keluargaku ...."Gerry menarik napas dalam-dalam sebelum menjawab, "Tetua Indra, jangan terjebak dalam rencana busuk Yoga. Dia sengaja mengadu domba ...."Indra yang me
"Jangan terlalu percaya diri!" seru Hagi. Selanjutnya, dia menyerbu cepat ke arah Gerry dan melancarkan tinjunya dengan segenap kekuatan.Saat ini, Hagi telah membakar esensinya untuk meningkatkan daya tempur, tetapi kekuatannya tetap baru mencapai tingkat epik master."Sampah!" cibir Gerry sambil membalas tinju Hagi.Duak! Begitu tinju keduanya bertabrakan, lengan Hagi seketika hancur dan dia pun didesak mundur. Namun, sebelum itu tangannya yang lain menggunakan tali untuk mengikat dirinya sendiri pada Gerry. Hagi didesak mundur dua langkah, lalu segera bergegas maju lagi."Cari mati!" seru Gerry sambil kembali meninju.Lubang menganga yang menyemburkan darah langsung muncul di dada Hagi. Hati Yoga serasa diremas-remas. Dia ingin sekali maju untuk membantu Hagi.Namun, pada saat kritis ini, Hagi tiba-tiba mendekap tubuh Gerry erat-erat sambil berseru, "Mati kamu!"Detik berikutnya, petir meledak keluar dari tubuh Hagi. Kekuatan sambaran petir ini begitu dahsyat dan mengejutkan hingga
"Gawat!" gumam Gerry dengan putus asa.Yoga bergegas menyambut serangan ratusan murid elite Sekte Sembilan Aliran yang menyerbu ke arahnya. Kali ini, lagi-lagi dia menyerang dengan kekuatan penuh. Bak malaikat kematian, ke mana pun Yoga lewat, sekelompok orang langsung roboh dan mati. Di hadapan Yoga, orang-orang ini sama sekali tidak berdaya melawan.Dalam kurun waktu kurang dari satu menit, ratusan murid elite Sekte Sembilan Aliran berhasil dilumpuhkan. Kekuatan Yoga yang dahsyat mengguncang semua orang di sana. Kini, tidak ada lagi yang berani maju menyerangnya.Sementara itu, para anggota Geng Naga Hijau menyaksikan pertarungan ini dengan antusiasme penuh. Yoga benar-benar kuat! Mereka merasa sudah memilih pemimpin yang tepat.Yoga menghampiri Gerry dan berkata, "Ternyata kekuatan Sekte Sembilan Aliran hanya seperti ini."Gerry menarik napas dalam-dalam, lalu berujar dengan ekspresi berani, "Yoga, aku terima nasibku mati di tanganmu. Karena biarpun aku mati, aku tetap menang. Bagai
Yoga merasa sangat puas. Setelah itu, dia berbalik dan meninggalkan tempat tersebut. Tak lama kemudian, dia menemui Sutrisno dan memintanya untuk mengatur penjemputan Ayu serta yang lainnya.Sebagai salah satu dari empat keluarga besar, Keluarga Salim seharusnya tidak kesulitan untuk menjemput orang dari dunia bela diri kuno. Apalagi, para penjaga gerbang yang sebelumnya menghalangi jalan telah dibunuh oleh Yoga. Kini, tak ada lagi yang berani menghalangi jalannya.Yang lebih penting adalah pertempuran hari ini telah mengguncang seluruh dunia kultivator kuno. Nama Yoga langsung menyebar luas. Semua orang tak henti-hentinya membicarakan betapa kuatnya dia.Keluarga Husin dan Keluarga Kusuma benar-benar tercengang saat mendengar hasil pertempuran. Entah bagaimana memikirkannya, tidak ada yang menyangka bahwa Yoga mampu menekan empat kultivator raja sekaligus seorang diri.Dalam sekejap, banyak orang gelisah dan ketakutan. Mereka mulai berpikir, apakah mereka pernah menyinggung Yoga sebel
"Dia ... berhasil menahannya?" Leluhur dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin luar biasa terkejut. Jantung mereka berdebar kencang, bahkan sulit untuk menyembunyikan rasa gugup.Mereka sama-sama berada di tingkat kultivator raja, tetapi kenapa pemuda ini bisa sekuat itu? Ini sungguh di luar nalar"Barang bagus." Tepat pada saat itu, Yoga mengerahkan energi sejatinya dan menyelimuti dua harta pusaka yang sebelumnya digunakan lawan.Pada saat yang sama, petir dari langit tiba-tiba menyambar turun. Dalam sekejap, sambaran petir itu langsung memutuskan hubungan antara dua harta pusaka itu dengan pemiliknya."Pfft!" Dua kultivator raja itu muntah darah di tempat. Energi mereka terguncang hebat. Mereka bahkan nyaris kehilangan keseimbangan. Serangan balik dari harta pusaka itu menghantam mereka keras. Sungguh mengerikan."Mana mungkin begini? Bahkan, Jam Penciptaan pun nggak bisa menghadapinya? Dia ini ... sebenarnya berada di tingkat apa?""Seorang kultivator raja sekuat ini? Ini nggak mas
"Matilah!" Empat kultivator raja mengerahkan senjata ajaib mereka dan langsung melancarkan serangan.Dalam sekejap, langit seakan-akan runtuh. Bumi bergetar dan suasana menjadi mengerikan. Udara di sekitar dipenuhi dengan tekanan yang menyesakkan.Meskipun orang-orang di sekitar berdiri cukup jauh, mereka tetap bisa merasakan perubahan ini dengan jelas. Tatapan mereka penuh keterkejutan. Mereka hanya bisa terpaku menyaksikan pertempuran yang belum pernah mereka lihat seumur hidup."Meskipun Yoga berbakat luar biasa, dia pasti nggak punya harapan untuk bertahan hidup kali ini!" Begitulah yang ada di benak semua orang. Mereka hanya bisa menghela napas dalam hati.Hanya saja pada saat ini, terdengar suara keras. Tiba-tiba, kilatan petir muncul dan menyelimuti tubuh Yoga. Cahaya petir itu berkilauan luar biasa dan terlihat seperti zirah yang menyala dengan sinar terang."Ini ... apa sebenarnya yang terjadi?""Petir bisa digunakan seperti ini? Mustahil!""Apa yang dia latih? Kenapa kekuatan
"Ternyata kamu seorang kultivator raja juga?" tanya keempat kultivator raja itu dengan ekspresi yang berubah dan tatapan yang aneh. Dengan kekuatan yang begitu luar biasa, Yoga sudah bisa berjalan dengan bebas di dunia kultivator kuno. Apalagi orang ini memiliki hubungan darah dengan mereka, ini adalah sebuah kesempatan yang langka bagi keluarga mereka."Bukankah kalian ingin membunuhku? Ayo maju," teriak Yoga dengan petir yang menyambar-nyambar dan aura yang kuat memenuhi ruangan itu."Yoga, kamu adalah keturunan dai Keluarga Kusuma. Kalau sekarang kamu berlutut untuk minta maaf dan menyerah, aku akan menerimamu kembali ke Keluarga Kusuma," kata salah satu kultivator raja Keluarga Kusuma dengan dingin."Ibumu adalah anggota Keluarga Husin. Asalkan kamu bersedia mengabdi pada Keluarga Husin, aku akan menerimamu dan ibumu kembali ke Keluarga Husin," teriak salah satu kultivator raja Keluarga Husin dengan lantang.Saat ini, kedua keluarga itu sudah bisa melihat kekuatan Yoga, mereka tent
Yoga memegang kepala Samsul dan Timothy dengan kedua tangannya, lalu menghantamkannya ke lantai dengan keras.Bang!Samsul dan Timothy tergeletak di lantai dengan tubuh yang berlumuran darah dan tulang patah. Mereka memang masih hidup, tetapi hanya bisa bernapas saja. Mereka menatap Yoga dengan tatapan yang terkejut dan tidak percaya karena mereka benar-benar tidak menyangka Yoga akan begitu kuat. Hanya dalam beberapa saat saja, Yoga sudah berhasil mengalahkan mereka."Kalian masih belum cukup layak melawanku," kata Yoga dengan nada dan tatapan yang dingin. Dia menarik napas dalam-dalam, lalu perlahan-lahan berbalik dan pergi.Saat sudah berada di luar pintu, Yoga melihat ke sekeliling yang sudah dipenuhi dengan orang-orang. Sebagian orang itu berasal dari Keluarga Kusuma dan Keluarga Husin, sedangkan sisanya adalah orang yang datang ke sana untuk menyaksikan pertempuran itu."Karena kalian sudah datang, keluarlah," teriak Yoga dengan lantang.Kerumunan orang itu langsung tertegun seje
"Omong kosong. Sejak kapan kami bersekongkol dengan manusia hantu? Selain itu, kamu bilang dia ini Yoga?" tanya Samsul dengan ekspresi terkejut dan menatap Yoga dengan bengong.Suasana hati orang-orang dari Keluarga Kusuma menjadi rumit dan tatapan mereka menjadi makin tajam. Bagaimanapun juga, Yoga adalah sosok yang sudah membuat Keluarga Kusuma di dunia bela diri kuno rugi besar. Namun, sekarang orang ini ternyata berdiri di depan mereka dalam keadaan hidup."Huh! Nggak perlu banyak omong kosong. Serahkan Yoga atau kalian akan menjadi musuh Keluarga Husin," teriak Timothy dengan dingin."Kamu berani mengancamku? Keluarga Husin ternyata makin berani," kata Samsul dengan ekspresi dingin dan menggertakkan giginya. Sebagai sesama salah satu dari empat keluarga besar, dia tidak menerima Keluarga Husin berani mengancam Keluarga Kusuma.Saat ini, ekspresi semua orang yang berada di sana terlihat tegang dan suasana itu terasa makin panas.Tepat pada saat itu, Yoga kembali berulah dan berkata
"Apa?" Semua orang yang berada di tempat itu terkejut dan ekspresi mereka terlihat sangat muram."Siapa mereka?" tanya Samsul dengan nada dingin."Mereka ... adalah orang-orang dari Keluarga Husin," jawab bawahan itu.Dalam sekejap, ekspresi semua orang menjadi muram. Mereka saling memandang dengan mengernyitkan alis karena merasa gelisah."Ini .... Kamu orang dari Keluarga Husin ya?" tanya Samsul yang tiba-tiba menoleh dan menatap Yoga dengan mata yang bersinar.Pada saat itu, Yoga baru perlahan-lahan berdiri dengan ekspresi bangga, lalu tersenyum dingin dan berkata dengan tenang, "Aku rasa aku nggak perlu menyembunyikan identitasku lagi, aku adalah Olga Husin.""Dasar bajingan! Jadi kamu ini orang dari Keluarga Husin, ternyata semua ini adalah konspirasi dari Keluarga Husin," teriak Samsul dengan marah."Benar. Sekarang kalian sudah tahu pun nggak ada gunanya lagi, nggak ada yang bisa menyelamatkan kalian. Bersiaplah untuk mati," teriak Yoga dengan lantang dan aura yang menekan.Kata
Di bawah arahan pemimpin pengawal itu, Yoga dibawa ke sebuah tempat yang terbuka. Sudah ada tiga puluhan ahli yang berdiri tegak di sana dan menatap Yoga dengan ekspresi serius. Sementara itu, seorang paruh baya sedang duduk di kursi dan menunggu dengan tenang."Aku Samsul dari Keluarga Kusuma. Kamu orang dari Rumah Lelang Diseto yang menjual besi hitam?" tanya Samsul sambil mengamati Yoga dari atas ke bawah dengan tatapan yang tajam karena dia merasa ada yang tidak beres dengan pria yang seluruh tubuhnya tertutup ini. Aura di tubuh pria ini tidak terasa seperti orang tua, melainkan seorang pemuda.Sementara itu, tatapan Samsul yang tajam membuat Yoga merasa tidak nyaman.Yoga menjawab, "Benar, aku orangnya."Samsul berkata, "Barang yang kamu inginkan sudah siap. Kalau sudah setuju, kita bisa mulai bertransaksi sekarang."Yoga berkata, "Baiklah, tapi aku harus memeriksa barangnya dulu."Samsul pun menganggukkan kepala sebagai isyarat pada bawahannya.Tak lama kemudian, anggota Keluarga
Yoga berdiri tegak dengan aura penuh wibawa. Ekspresinya serius saat berbicara demikian. Kata-katanya langsung membuat Sutrisno tertegun.Ini ... ini pasti hanya bercanda, 'kan? Sutrisno bahkan merasa seperti sedang berkhayal. Seandainya orang lain yang mengatakan hal itu, dia pasti sudah marah. Namun sayangnya, orang yang mengatakannya adalah Yoga.Dalam suasana tegang ini, sebuah suara jernih tiba-tiba terdengar. "Kalau begitu, aku besok bisa melakukan apa?" Suara itu berasal dari seorang wanita yang melangkah masuk dari pintu. Sosoknya anggun dan menawan. Itu adalah Winola.Sutrisno langsung tersentak. Matanya membelalak tak percaya ketika bertanya, "Kamu ... sudah dengar semuanya?""Ya." Winola tidak berniat menyangkalnya. Dia pun mengangguk ringan. Dia telah mendengar cukup banyak, bahkan bisa menebak bahwa Yoga pasti sedang merencanakan sesuatu untuk besok.Terutama saat mendengar rencana Yoga untuk mengguncang dunia kultivator kuno. Di dalam hatinya, semangatnya menggebu-gebu. D