Jafar segera berkata, "Aduh, Nadya, sebenarnya kakekmu datang untuk menceramahi kami. Setelah itu, kami baru menyadari kesalahan kami. Nadya, kami jamin nggak akan melakukan kesalahan yang sama lagi ke depannya."Kini, Nadya baru paham apa yang terjadi. Ternyata kakeknya yang turun tangan. Pantas saja orang tuanya bisa berubah pikiran. Setelah menutup telepon, Nadya pun meringkuk dalam pelukan Yoga sambil berkata, "Yoga, mari kita menikah."Apabila karyawan Nadya melihat adegan ini, mereka pasti akan terkejut. Presdir mereka yang anggun dan dingin ternyata memiliki sisi lembut seperti ini.Mendengar ini, mana mungkin Yoga akan mengecewakan Nadya? Dia pun menjawab sambil mengangguk, "Baiklah."Pada saat yang sama, Karina melewati pintu kamar pasien. Dia memegang laporan hasil pemeriksaan dalam keadaan linglung. Baru saja, dia didiagnosis menderita kanker paru-paru, bahkan sudah stadium akhir. Dia benar-benar tidak paham. Padahal, dirinya tidak pernah merokok dan tidak minum alkohol, lan
Gerry berkata, "Aku dengar bahwa Ketua Sekte Hagisana, Pak Hagi, masih hidup. Apa dia berniat untuk membangun kembali Sekte Hagisana? Bahkan, Tetua Indra juga berpihak padanya?"Bahri menjawab, "Itu benar."Gerry berucap dengan tak acuh, "Dulu, keluarga Pak Hagi tewas di tanganku. Tapi, dia sangat beruntung sehingga bisa lolos dari malapetaka itu. Kali ini, aku pasti akan membunuhnya agar dia bisa berkumpul kembali dengan keluarganya!"...."Kak, aku dan Ibu mengalami masalah. Apa kamu bisa datang?" tanya Lili kepada Yoga lewat telepon.Yoga sontak merasa cemas. Dia segera bertanya, "Lili, apa yang terjadi denganmu dan Ibu? Di mana kalian sekarang? Aku akan segera datang." Kedua wanita itu adalah satu-satunya keluarga Yoga di dunia ini. Mereka tidak boleh terlibat dalam sedikit pun bahaya.Lili menjawab, "Sekarang, kami berada di Perusahaan Farmasi Cemerlang."Yoga bertanya seraya mengernyit, "Kenapa kalian pergi ke sana?"Adiknya berucap, "Ceritanya panjang. Aku akan jelaskan setelah
Pasti satpam itu yang sengaja memasukkannya ketika menggeledah badan Ayu. Mereka pasti sengaja ingin memfitnahnya.Malik buru-buru berkata, "Bawa kemari USB itu."Satpam pun menyerahkan USB tersebut kepada Malik. Setelah itu, Malik mencoloknya di komputer dan mulai memeriksa.Setelah membaca sekilas, pria itu menepuk meja sambil berkata dengan emosi, "Hmph! USB ini memang berisi rahasia perusahaan kami. Beraninya kalian mencurinya?" Kemudian, dia bertanya dengan nada dingin, "Apa lagi yang bisa kalian katakan sekarang? Kalau nggak bisa memberi penjelasan, kami terpaksa melaporkan ini ke polisi. Kalian siap-siap saja dipenjara."Ayu berseru saking emosinya, "Dasar orang licik! Malik, kamu pasti sengaja menjebak kami, 'kan? Dasar nggak punya hati nurani!"Namun, Malik malah berkata, "Sialan, kamu bahkan berani memakiku? Dasar nggak tahu diri! Julia, cepat laporkan ke polisi dan tangkap mereka."Lili tiba-tiba berseru, "Cukup! Malik, katakanlah, apa yang sebenarnya ingin kalian lakukan?"
Yoga memelototi Julia sambil bertanya, "Apa kamu tahu apa keputusan terbaik yang pernah kubuat dalam hidupku? Itu adalah menolak cintamu dulu.""Diam!" seru Julia. Peristiwa ini selalu dianggap olehnya sebagai aib. Ketika Yoga menyebutkannya di depan umum, dia merasa sangat malu dan kesal. Kemudian, Julia berucap, "Dulu, aku memang diremehkan olehmu. Sekarang, kamu bahkan nggak punya hak untuk menjilati kakiku. Kamu pasti sangat menyesal, 'kan?"Namun, Yoga malah berkata, "Menyesal? Hehe, orang yang seharusnya menyesal adalah kamu. Aku umumkan, Perusahaan Farmasi Cemerlang dihukum mati dan akan menghilang dari dunia mulai hari ini.""Haha!" Mendengar ini, Malik dan putrinya tertawa terbahak-bahak bersama.Setelah itu, Julia mencemooh, "Kamu kira kamu siapa? Berani sekali bicara begitu. Selain gubernur, nggak ada seorang pun di sini yang punya kekuatan tersebut. Dasar tukang cari sensasi! Untungnya aku nggak jadi nikah denganmu saat itu."Yoga mengeluarkan ponselnya, lalu menelepon Raja
Siska langsung bersemangat. Dia menarik-narik lengan baju suaminya sambil berkata, "Yanto, cepat lihat siapa itu. Aku nggak salah orang, 'kan?"Setelah diingatkan oleh istrinya, Yanto juga menyadari keberadaan Yoga. Ekspresinya juga menjadi bersemangat. Dia segera berkata, "Nggak salah, itu memang dia."Terakhir kali, ketika Yoga memeriksa putri mereka, Lucy, pemuda itu sudah melihat seluruh tubuhnya. Yanto dan Siska pun berpikir untuk menjodohkan putri mereka dengan Yoga Kini, mereka tentu saja merasa senang karena bertemu dengan Yoga di sini.Melihat bahwa perhatian Yanto tertuju kepada Yoga, Malik segera menjelaskan, "Pak Yanto, nggak usah pedulikan mereka. Orang-orang itu datang ke sini untuk bikin masalah."Yanto kebingungan. Dia bertanya sambil mengernyit, "Apa yang terjadi?"Malik segera menjawab, "Mereka mencuri rahasia perusahaanku. Ada bukti dan saksinya, tapi mereka tetap mengelak."Benarkah? Yanto dan istrinya tentu tidak akan percaya. Meskipun jarang berhubungan dengan Yo
Malik berbicara dengan nada yang terdengar seperti memohon, "Pak Yanto, Pak Yoga, mohon tunggu sebentar. Pak Yoga, aku benar-benar nggak menyangka kamu kenal dengan Pak Yanto. Maaf karena sudah menyinggungmu.""Menurutku, karena kita semua bertemu di sini, itu artinya kita berjodoh. Gimana kalau kita makan bersama di sini? Aku sudah menyiapkan semuanya. Aku pasti akan melayani kalian dengan baik," ujar Malik.Namun, Yoga malah menyindir dengan nada dingin, "Pak Malik, jangan-jangan, kamu mau mentraktirku makanan penjara, ya?"Malik merasa sangat canggung dan ingin sekali bersembunyi. Segera setelah itu, dia berkata, "Pak Yoga, itu cuma lelucon, jangan dianggap serius. Nanti, aku akan minum beberapa gelas sebagai hukuman untuk menebus kesalahanku."Akan tetapi, Yoga malah berkata, "Sudahlah, hari ini aku yang akan mentraktir Pak Malik."Malik yang sangat terkejut berucap, "Hah? Mana boleh begitu?"Sayangnya, Yoga melanjutkan, "Maksudku makanan penjara."Mendengar ini, Malik agak kebingu
Yoga merasa muak mendengar ucapan Julia. Dia membalas, "Tadi kamu sendiri yang bilang kalau aku nggak pantas untukmu."Julia buru-buru berkata, "Aku yang nggak pantas untukmu. Yoga, aku benar-benar minta maaf. Sebenarnya, aku masih mencintaimu ...."Hanya karena Yoga begitu akrab dengan Yanto, dia langsung mencampakkan Julia. Kini, Julia benar-benar tidak pantas untuk bersama Yoga.Yoga tertawa mencibir, lalu berkata, "Bu, Lili, ayo kita pergi.""Baik," sahut Ayu dan Lili.Yoga dan keluarganya dibawa ke rumah baru dengan mobil khusus yang diatur oleh Yanto. Mereka disambut dengan hangat.Begitu melihat Yoga, Lucy merasa sangat senang dan menjadi bersemangat. Perkataan dan perilakunya secara tidak langsung menunjukkan rasa sukanya kepada Yoga. Selesai makan, Yoga dan keluarganya pergi. Terlihat tatapan tidak rela di mata Lucy.Begitu tiba di rumah, Ayu langsung bertanya, "Yoga, ceritakan pada Ibu. Gimana kamu bisa kenal dengan keluarga Pak Yanto?"Yoga menjawab, "Aku pernah menyelamatka
Ayu dan Lili tidak beranjak. Jelas sekali, mereka merasa kasihan dengan Julia.Julia berusaha memohon lagi. Dia berucap, "Bibi, kamu sangat menyayangiku saat aku masih kecil. Kamu memperlakukanku seperti putri kandungmu. Aku juga sering menginap di rumahmu.""Lili, dulu kita sangat dekat dan sering mengobrol tentang apa pun. Kita sering makan bersama, nonton bioskop bersama, dan tidur bersama. Kamu ingat saat kamu mabuk? Aku yang menggendongmu ke rumah sakit sejauh 2,5 kilometer," ujar Julia kepada Lili."Yoga, kalau kamu bersedia, aku akan menjadi kekasihmu. Aku akan berubah. Tolong beri aku satu kesempatan. Ke depannya, aku nggak akan begitu lagi. Huu .... Kalau kalian nggak membantuku, aku benar-benar akan mati kelaparan di jalanan," tutur Julia memelas.Ayu yang tidak tega membujuk, "Yoga, kasihan Julia. Gimana kalau kita izinkan dia tinggal di tempat kita untuk sementara?"Lili juga menambahkan, "Kak, kebetulan aku kekurangan asisten. Julia juga sangat hebat dalam bisnis. Biarkan