All Chapters of Istri Satu Juta Dollar Sang Tuan Muda: Chapter 91 - Chapter 100

143 Chapters

Bab 91. Panti Asuhan Little Home

"Arsen, aku pamit ya!" pamitnya pada Arsen yang berdiri di samping mobil Bentle hitam. "Aron, Aiden. Jaga istriku baik-baik, jangan sampai ia terluka sedikit pun!" tegas Arsen pada dua bawahannya. "Baik, Tuan muda." Mobil itu melaju saat Aron menarik pedal gas, dengan kecepatan yang standar. Pagi-pagi sekali Airina pergi ke Mitleburg, bukan untuk menemui ibunya. melainkan untuk tugas lain yang menurutnya mulia. "Aron, nanti ikuti share lokasi yang aku kirim ya," ucap Airina lirih. "Ba-baik, Nona." Aron mengangguk paham, ia melajukan mobil dengan cepat. Menembus kabut pagi yang cukup tebal dan menghalangi jarak pandang. Setelah 2 jam perjalanan, tibalah mereka di sebuah panti asuhan bernama Little home. "Apa benar alamatnya ini, Nona?" tanya Aron memastikan. "Iya, benar ini. Kalian tunggu di sini saja ya, aku akan masuk sebentar," ujar Airina tanpa ragu. "Maaf, Nona. Saya harus ikut masuk mengawasi Anda, emm bukan apa-apa. Tapi ini sudah tugas saya," elak Aiden dengan tegas.
Read more

Bab 92. 1/2 atau 1/4 Omset?

"Serakah!" pekik Airina keras. CIT! Mobil Bentley hitam itu berhenti mendadak, membuat beberapa orang di dalamnya sedikit terguncang. Aron dan Aiden sontak menoleh ke sumber suara. "Nona, ada apa?" tanya keduanya kompak. Airina menghela nafasnya panjang sebelum menjawab pertanyaan. Manik matanya masih tertuju pada ponsel berisi pesan dari Albert. "Bacalah," ucapnya. Sebelah tangannya memberikan ponsel itu pada Aron. Dengan decak kesal, Aiden hanya bisa menatap bengis ke arah Airina. "Nona, ini sudah tanda-tanda tidak benar. Jangan Anda lanjutkan transaksi itu," tutur Aiden dengan tegas."Baiklah, Nona. Saya dan Aron sudah memperingatkan di awal," ucap Aiden pasrah. "Aiden, yang tidak benar itu hanya Albert. Shena dan anak-anak yatim piatu itu butuh bantuan. Jangan halangi aku lagi ya, aku ingin membantu mereka. Dan ya, aku ini anak yatim tahu rasa ...." ucap Airina panjang lebar. Tidak lama dari itu, Aron kembali menarik pedal gas mobil itu. Kembali ke jalanan yang cukup rama
Read more

Bab 93. Perdebatan kecil

"Aku yakin, Ratu. Kenapa kamu seolah tidak percaya dengan aku?" todong tanya Airina pada Ratu. "Bukan tidak percaya, Nona muda. Tetapi, omset kita bulan ini cukup banyak dan ... bisa dipakai untuk mengganti alat atau membeli alat baru. Memberi sumbangan itu baik, Nona. Tapi ...." Ratu tidak menemukan kalimat yang tepat untuk mencegah Airina. Ia hanya bisa terdiam sejenak dan... "Ratu, aku tidak ada waktu banyak untuk menunggumu berpikir!" seru Airina dengan ketus. Ratu mendongakkan kepalanya, "Nona, saya berkata seperti ini biar Anda tidak terjerumus, tapi kalau Anda sudah merasa yakin. Ya sudah, silakan lakukan apa yang menurut Anda benar!" tegas Ratu dengan menarik buku catatan keuangan itu. "Saya pamit, Nona!" Ratu melangkah ke luar ruangan, tanpa mempertimbangkan apa pun pada Airina. "Ratu siapkan uang untuk kuberikan pada Albert!" seru Airina keras. "Baik, Nona. Tunggu sebentar," ucap Ratu dengan melangkahkan kakinya ke luar. "Terima kasih, Ratu." Suara yang mungkin tid
Read more

Bab 94. Albert di mana?

"Memang gila!" pekik Airina keras, setelah membaca pesan dari Albert. Ia benar-benar harus memutar otak, saat tubuhnya sedang lemah seperti ini. Selalu ada hal diluar nalar terjadi padanya. "Ada apa?" tanya Arsen secara tiba-tiba. Airina terperanjat saat mendengar suara Arsen yang melengking di telinganya. Ia hanya bisa menggelengkan kepalanya, rahasia yang harus tertutup rapat. Sebenarnya, ada ide untuk meminta bantuan pada Arsen. Tetapi belum saatnya pria itu tahu. "Kamu mengatakan itu di hadapanku, apa kamu menghinaku menjadi pria gila?" todong tanya Arsen. Ia mencondongkan tatapannya pada Airina. "Tidak, bukan kamu!" seru Airina keras. "Lalu siapa laki-laki gila yang kau maki itu? Apa kau sedang berselingkuh dengan pria lain?" hardik tanya Arsen dengan menatap tajam Airina. "Kau menuduhku selingkuh? yang benar saja, Arsen!" Airina semakin naik pitam, ia sudah tidak bisa berkata-kata. Pikirannya melayang pada pesan Albert yang membuatnya semakin pusing. [Tuan Albert, maaf
Read more

Bab 95. Albert menghilang

Manik mana Airina membelalakkan lebar saat mendapati pesan dari Shena. Ia benar-benar terkejut saat membaca satu persatu kalimat yang ada. "Albert, di mana?" gumam Airina lirih. Airina berpikir keras hingga kepalanya kembali terasa pusing. Bagaimana tidak Albert membawa uang 20 juta dollar darinya. "Siapa itu Albert?" todong tanya Arsen, tatapannya lekat ke arah Airina. "Stop, sekarang tolong diamlah dulu, jangan banyak tanya!" gertak Airina keras. Airina berjalan menjauh dari Arsen, dengan susah payah ia menelepon Tiwi asistennya. Malam yang sudah cukup larut, bisa saja Tiwi sudah terlelap."Pada ke mana sih! Lalu, ke mana Albert pergi? Apa dia dirampok saat di jalan?" tanya Airina pada dirinya sendiri. Rasanya ingin sekali memaki dirinya yang kurang bertanggung jawab ini. "Airina, ada apa?" tanya Arsen dengan berjalan mendekati Airina. "Tidak ada apa-apa, hanya kesalahan teknis dan ... aku yang gagal dalam bertanggung jawab," jawabnya..Langkahnya kini masuk ke dalam kamar, m
Read more

Bab 96. Pergi dari Hidupmu!

Airina meyakinkan dirinya sendiri, pernikahan kontraknya akan segera segera berakhir. Sudah saatnya ia memberi jarak pada Arsen. "Ya, aku harus segera menjauhinya, agar orang-orang yang berusaha mengusik ketenanganku. Tidak ikut mengusik ketenangan Arsen, dia layak lebih bahagia dengan wanita pilihannya," gumam Airina lirih. Tok tok tok! "Nona, saya Tiwi ijin masuk ke ruangan!" seru Tiwi keras dari luar ruangan. "Masuklah!" Airina hanya menatap ke arah pintu, raut wajah Tiwi terlihat berbeda dari biasanya. Apa yang ia sembunyikan rapat-rapat kali ini. "Ada apa?" tanya Airina tanpa basa-basi. "Sa-saya minta maaf, Nona. Anda bisa melihat ini," Tiwi menyerahkan ponselnya pada Airina. Sontak lemas tubuhnya dibuat membawa berita terbaru dari instagrom lambe dower itu. Sebuah akun dengan berita paling hot sampai paling jadul ada di sana. Nama Airina terpampang jelas dengan judul seorang pemilik butik sekaligus istri Arsen Pinault tidak ikhlas menyumbang pada panti asuhan little hom
Read more

97. Kondisi Amelia yang Memburuk!

Tatapannya nanar ke arah Arsen, mulutnya bungkam seribu bahasa. Tidak ada kata bahkan kalimat yang keluar dari sana. Hanya ada keraguan yang bersarang pada hatinya. "Tiwi, katakan padaku di mana Airina?" dengan suara sedikit memekakkan telinga, Arsen mulai frustasi dengan asisten pribadi istrinya. "Tiwi, apa kamu tidak ingin menjawab pertanyaanku?"Sekali lagi Arsen melempar tanya, namun nihil! Tidak ada jawaban yang keluar dari mulut asisten pribadi Airina. Hanya tersisa kilatan sendu dari tatapan matanya. Arsen berdecih! "Kenapa para wartawan itu tidak kunjung pergi? Apa kamu hanya berniat berdiri di situ, Tiwi?" todong tanya Arsen dengan melempar tatapan tajam. "Saya akan menemui wartawan itu, Tuan muda. Maafkan saya yang tidak bisa mengatakan keberadaan nona muda pada Anda," pungkasnya. "Tiwi, aku tau kamu lebih menuruti ucapan Airina, tapi ini tentang kesehatannya dan ... sudahlah, terserah!" Arsen kehilangan kalimat yang ingin ia ucapkan, setelahnya Tiwi beranjak meningga
Read more

Bab 98. Satu Selesai!

Airina hanya menatap nanar ke arah ponsel genggamnya, sudah dipastikan bahwa banyak wartawan datang ke butik. Seperti saat itu, namun Airina yakin Tiwi dan Arsen akan menyelesaikannya dengan baik. "Kak, apa kamu baik-baik saja?" tanya Aily, ia menoleh ke arah Airina dengan tatapan penuh tanya. "Kakak baik-baik saja, Aily. Hanya ada beberapa hal yang sedang menghantui kepalaku." Airina mengulas senyum tipis, ia menatap lekat ke arah Aily saat ini. Helaan nafas panjang itu sudah menggambarkan betapa ia sangat lelah. "Kakak datang sendiri? Ke mana para bodyguard atau kakak ipar?" celetuk tanya Aily dengan lembut.Deg! "Mereka tidak ikut bersamaku, ada urusan lain yang lebih penting ... Jadi, aku pergi sendiri ke Mitleburg," jelas Airina dengan ragu. "Wah, parah sih kakak ipar! Nanti aku harus menghubunginya, bisa-bisanya kakakku pergi jauh sendirian tanpa sopir bahkan pengawal!" Aily mengerucutkan bibirnya sembari menggerutu. Airina sontak menoleh, ia merampas ponsel Aily segera.
Read more

Bab 99. Amelia Kembali dan Kenyataan

[Airina, lihatlah dua karyawanmu. Mereka sedih karena kamu menghilang begitu saja. Katakan padaku, kamu di mana?] Satu pesan yang menguris hati Airina, ia kembali menutup ponsel itu. Helaan nafas panjang dengan sedikit ulasan senyum tipis. "Tiwi, Ratu, maafkan aku yang merepotkan kalian," gumam Airina lirih. Sebuah sentuhan lembut dari Amelia membuat Airina mendongak. "Nak, kapan ibu boleh pulang? Di rumah sakit sangatlah membosankan. Kamu jadi repot di sini, ibu sangat merepotkanmu ya," ucap Amelia lirih, tatapannya sendu seolah malu pada anak sulungnya. "Tidak, Ibu. Ini sudah menjadi tugasku untuk menemani ibu di sini, aku juga tidak merasa kerepotan sama sekali. Yang penting ibu sehat ya!" ucap Airina lembut pada wanita yang terbaring lemah di atas ranjang rumah sakit. "Ibu malu, Nak. Kamu harus bekerja keras sampai menikah kontrak, sedangkan ibu hanya bisa menjadi bebanmu. Tidak bekerja malah menghabiskan uang tabunganmu untuk biaya pengobatan," tutur lirih dari Amelia yang
Read more

Bab 100. Arsen Frustasi

Raut wajah Airina dan Aily terlihat sangat kaget, Amelia yang menahan diri untuk tidak berkomentar banyak. Ia hanya mengulas senyum. "Bercanda, hahahaha. Aku sedang ada di kota tadi, kebetulan aku ingat katamu kalau Airina ada di sini. Jadi, aku sekalian mampir," jelas Yoshi dengan kekehan ringan. "Tapi, Airina memang cantik, Yosh. Lihatlah dia yang sekarang, sangat berbeda dengan dia saat kecil. Makan ice cream cemong," celetuk Amelia mengundang tawa Airina dan Aily. "Ibu, jangan membuka kartu seperti itu!"" Airina menggerutu, ia hanya bisa mengulas senyum tipis. Sedangkan Aily sudah mulai meledek kakak sulungnya itu. Sore itu, Amelia di bawa pulang dengan mobil Yoshi, beberapa alat yang harus dibawa sudah tertata rapi di mobil. "Terima kasih ya, Yosh. Aku sangat merepotkanmu hari ini," ucap Airina setibanya di rumah. "Tidak apa-apa, kita satu arah dan aku sudah ada di sana. Mana mungkin aku membiarkan kalian naik taxi untuk pulang," jelas Yoshi Almahera lirih. "Sekali lagi t
Read more
PREV
1
...
89101112
...
15
DMCA.com Protection Status