Airina termangu dengan menunggu jawaban Tiwi, notifikasi di ponsel genggamnya menyiratkan sebuah pesan singkat. [Selamat kasusmu selesai, Airina. Hahaha.] "Siapa? nomor asing!" pekik Airina keras. "Ada apa, Nona? Mengapa Anda terlihat sangat cemas?" tanya Tiwi dengan penuh kepanikan. "Nomor asing yang suka menghubungiku secara tiba-tiba, siapa dia?" Airina bertanya-tanya. Namun, naasnya ia tidak bisa mengingat siapa pemilik nomor itu. "Nona memiliki musuh? Atau mungkin orang yang tidak mau bisnis nona naik," Tiwi melempar tanya pada Airina. Dengan tidak yakin, ia beranjak dari sofa. Berjalan pelan ke arah dekat jendela, matanya menelisik saat mendapati sosok Arsen sudah ada di sana. "Katanya rapat, tapi sudah kembali lagi ke sini," gumam Airina lirih. "Tiwi, lupakan tentang siapa pengirim pesan itu, aku akan pergi bersama Arsen. Ada kain yang harus aku beli sendiri," tuturnya dengan lembut. "Baik, Nona muda. Saya akan menyiapkan keperluan Anda," pamit Tiwi dengan beranjak men
Read more