Share

112. Kenyataannya?

Tangan Arsen tercekal yang hendak beranjak keluar kamar. Matanya mendapati sosok Airina yang menatapnya dengan penuh kesenduan.

"Iya, aku hanya ke dapur mengambil minum. Sebentar ya," ucap Arsen lirih.

"Jangan tinggalkan aku ...," lirih suara Airina membuat Arsen terhenti.

Ia tidak bisa mengendalikan dirinya, mengambil duduk di tepi ranjang. Dengan tangan yang setia mengusap pelan kening Airina.

"Tidurlah, jangan takut aku akan meninggalkanmu ... Aku akan selalu di sini," bisik Arsen seraya mengusap lembut kening Airina.

"Jangan pergi, aku tidak ingin sendiri ...," lirih suara itu terdengar.

Arsen hanya bisa tersenyum tipis, mata istrinya perlahan terpejam rapat. Tidak ada tanggapan lagi atas tindakannya, pelan ia beranjak saat dirasa sudah terlelap.

Dering ponsel itu terdengar memekakkan telinga. Sedikit beranjak dari ranjang.

"Halo," sapanya tanpa melihat siapa peneleponnya.

"Halo, Arsen. Bagaimana kabarmu sekarang? Aku dengar-"

Sambungan telepon itu terputus, Arsen dengan
Locked Chapter
Continue to read this book on the APP

Related chapters

Latest chapter

DMCA.com Protection Status