"Siapa yang mengejarmu, Arsen?" tanya Airina lirih. Manik mata Arsen terlihat fokus pada penampilannya pagi ini. Sebuah dres midi dengan rambut yang sengaja dikuncir seperti ekor kuda. "Arsen," panggil Airina lirih. "Hei, Arsen!" seru Airina keras. Arsen terlihat terperanjat, ia melamun sepagi itu. Entah apa yang ada di kepalanya saat itu, ia hanya terlihat kikuk. "Ada wanita paruh baya mengejarku, katanya dia sangat ngefans dengan ayah. Tapi, kenapa dia mengejarku sih?" jelas Arsen dengan bergidik ngeri. Sontak, Airina dan Amelia tertawa keras. Bukannya prihatin dengan nasib sial Arsen di pagi hari, dua wanita itu malah asyik menertawakannya. "Aku tadi sudah bilang 'kan, hati-hati. Lalu, bagaimana dengan ibu-ibu itu?" tanya Airina masih dengan tawanya. "Aku sempat bersembunyi di balik pagar tetangga sampai dia pergi, untungnya dia cepat pergi dan aku cepat-cepat pulang saja. Aku sangat lelah," keluh Arsen, ia menyeka keringat yang ada di keningnya. "Duduklah, tunggu di meja
Read more