Amelia membelalakkan matanya lebar, ia merasa bersalah pada Airina karena tidak sengaja mengutarakan kalimat itu. "Ti-tidak, Arsen. Ya kamu tahu sendiri kalau ibu ini sudah tua, bagaimana nasib mereka jika ibu di panggil yang kuasa," tukas Amelia dengan sendu. "Bu, semoga ibu sehat selalu, meskipun hidup ini tidak ada yang tahu akan sampai kapan. Setidaknya ibu sudah bertahan hidup," ucap Arsen lirih. Amelia menganggukkan kepalanya, ia sangat paham maksud Arsen. Kini keduanya kembali terdiam tanpa banyak kata. "Arsen, kenapa kamu tidak ikut istirahat bersama Airina? Kalian besok kan pergi pagi-pagi sekali," tanya Amelia yang kini menoleh. "Tidak, Ibu. Em, aku ingin mengenal Airina dari sudut pandang ibu. Apa ibu berkenan?" tanya Arsen dengan lembut. "Airina itu anak yang kuat, dan ... pandai menutupi perasaannya. Hanya itu yang bisa ibu sampaikan, selebihnya cari tahulah sendiri," tutur Amelia dengan kikikan pelan. Arsen hanya mengulas senyum tipis, lalu ia beranjak meninggalkan
Baca selengkapnya